DokterSehat.Com- Mrs V atau vagina wanita memang organ yang cukup sensitif. Selain mengeluarkan darah haid setiap bulan, organ vital ini juga bisa mengalami masalah kesehatan. Misalnya, terjadi keputihan hingga infeksi ragi yang menyebabkan cairan terus keluar dari vagina.

Saat menstruasi, wanita masih bisa berhubungan badan asal vagina dipastikan dalam kondisi bersih dan pria menggunakan kondom. Sementara itu, pada wanita yang mengalami infeksi ragi atau yeast infection dianjurkan untuk tidak berhubungan badan. Mengapa?
Munculnya infeksi ragi
Pada dasarnya, vagina wanita memiliki organisme yang hidup untuk mencegah radikal bebas masuk dan menginfeksi. Sayangnya, organisme yang sering disebut flora normal ini cukup sensitif dan bisa mati dengan cepat kalau wanita menggunakan sabun tertentu untuk mencuci alat vitalnya.
Saat flora normal mati, bakteri atau aneka jamur yang berada di luar akan masuk dan akhirnya berkembang biak. Dampaknya, infeksi ragi yang berbahaya bisa saja terjadi dan mengganggu fungsi vagina baik secara seksual atau reproduksi.
Risiko bila seks dilakukan saat infeksi ragi
Infeksi ragi tentu memberikan risiko cukup besar pada pria atau wanita. Berikut risiko yang bisa didapatkan baik pria ataupun wanita:
Risiko pada wanita:
- Rasa nyeri pada vagina karena infeksi membuat banyak luka atau inflamasi di dalam vagina.
- Sering buang air kecil dan timbul rasa panas.
- Saat melakukan seks, peluang infeksi sembuh jadi kecil.
- Infeksi baru bisa saja muncul akibat gesekan penis dan dinding vagina.
- Ada kemungkinan terjadi perdarahan.
Risiko pada pria:
- Penis bisa terinfeksi juga kalau tidak menggunakan kondom.
- Aktivitas seks tidak bisa berjalan dengan lancar.
Lantaran banyaknya efek samping yang terjadi khususnya pada wanita, aktivitas seks saat mengalami nfeksi ragi tidak disarankan untuk sementara waktu.
Pria dan wanita bisa mencoba metode seks lain yang lebih aman atau puasa seks selama beberapa minggu. Semoga bermanfaat!