Terbit: 18 April 2016 | Diperbarui: 25 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Anemia merupakan kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar normal hemoglobin umumnya berbeda pada pria dan wanita. Pada pria, anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar hemoglobin yang kurang dari 13,5 gram/100 mL sedangkan pada wanita kurang dari 12,0 gram/100 mL. Definisi ini dapat sedikit bervariasi tergantung pada sumber darah yang diperiksa dan nilai patokan dari laboratorium.

Benarkah Kekurangan Zat Besi Dapat Menyebabkan Anemia?

Apa yang menyebabkan anemia?
Berbagai proses yang mengganggu hidup sel darah merah yang normal dapat menyebabkan anemia. Usia sel darah merah normalnya sekitar 120 hari. Sel darah merah dibuat di sumsum tulang.

Anemia disebabkan oleh dua mekanisme utama:

  • Penurunan produksi sel darah merah atau hemoglobin, atau
  • Peningkatan sel darah merah yang rusak

Klasifikasi anemia yang lebih banyak digunakan dibuat berdasarkan Mean Corpuscular Volume (MCV) yang menandai volume rata-rata tiap sel darah merah.

  • Jika MCV rendah (kurang dari 80), anemia digolongkan sebagai anemia mikrositik.
  • Jika MCV berada pada kisaran normal (80-100), disebut anemia normositik.
  • Jika MCV tinggi, disebut anemia makrositik.

Dengan melihat komponen darah yang lain, terutama MCV, dokter dapat menemukan petunjuk mengenai kemungkinan penyebab anemia pada tiap penderita.

Benarkah kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia?
Benar sekali! Pada kenyataannya, kekurangan zat besi merupakan penyebab anemia yang paling banyak. Hal ini karena zat besi merupakan komponen utama hemoglobin dan penting untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Kehilangan darah sedikit demi sedikit dalam waktu yang lama karena alasan apapun merupakan penyebab utama rendahnya kadar zat besi dalam darah karna akan menghabiskan cadangan besi tubuh untuk mengganti zat besi yang hilang bersama darah yang keluar tersebut. Anemia karena kadar zat besi yang rendah disebut anemia defisiensi besi.

Wanita cenderung mengalami anemia defisiensi besi yang bersifat ringan karena hilangnya darah setiap bulan pada saat menstruasi. Hal ini biasanya tidak menimbulkan gejala karena darah yang keluar relatif sedikit dan hanya bersifat sementara.

Penyebab lain anemia defisiensi besi adalah perdarahan berulang atau perdarahan kecil yang terjadi terus-menerus, contohnya pada kanker kolon atau ulkus lambung. Perdarahan lambung dapat disebabkan oleh obat-obatan, bahkan termasuk obat-obatan yang dijual bebas di toko-toko seperti aspirin dan ibuprofen. Perdarahan yang sifatnya pelan-pelan dan sedikit-sedikit ini dapat menyebabkan kekurangan zat besi. Selanjutnya, hal ini akan menyebabkan anemia. Pada bayi dan anak-anak, anemia defisiensi besi lebih sering terjadi karena kurangnya asupan zat besi.

Bagaimana dengan perdarahan yang mendadak, apakah juga bisa menyebabkan anemia?
Perdarahan yang cepat dan banyak dari dalam (misalnya perdarahan lambung) atau perdarahan luar (misalnya karena luka) dapat menimbulkan anemia hanya dalam waktu singkat. Jenis anemia ini akan menimbulkan gejala berat dan komplikasi jika tidak segera ditangani. Akibat dari anemia ini antara lain: pusing, sesak napas, dan bahkan pingsan.

Apa saja penyebab anemia yang lain:

  • Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia pernisiosa. Jenis anemia ini terjadi pada orang-orang yang kekurangan asupan atau mengalami gangguan penyerapan vitamin B12, misalnya: vegetarian yang tidak mengonsumsi suplemen vitamin B12, pecandu alkohol, dan orang dengan kelainan usus. Vitamin B12, bersama dengan asam folat, berperan dalam pembentukan molekul heme yang merupakan bagian dari hemoglobin. Kekurangan asam folat juga dapat menimbulkan anemia.
  • Kerusakan sel darah merah (anemia hemolitik) karena antibodi. Contohnya anemia hemolitik pada bayi yang lahir dengan kelainan darah, obat-obatan yang dapat memicu anemia hemolitik, reaksi transfusi, dan anemia hemolitik autoimun.
  • Penyakit sumsum tulang, misalnya penyebaran (metastasis) kanker ke sumsum tulang, kanker sumsum tulang (seperti leukemia atau multiple myeloma), kemoterapi (dapat menekan produksi sel darah di sumsum tulang), infeksi pada sumsum tulang, gagal ginjal (sehingga hormon yang diperlukan untuk produksi sel darah merah di sumsum tulang berkurang), dan konsumsi alkohol.
  • Penyebab anemia yang lain disebut anemia penyakit kronis. Anemia ini dapat terjadi pada orang yang menderita suatu penyakit yang lama sembuhnya.
  • Anemia karena obat-obatan.
  • HIV dan AIDS juga dapat menyebabkan anemia.

Apakah anemia bisa diturunkan?
Bisa. Ada penyakit keturunan yang memperpendek usia sel darah merah (contohnya anemia sel sabit). Ada jua penyakit keturunan dimana terjadi gangguan dalam produksi hemoglobin (contohnya talasemia).

Anemia yang bersifat keturunan (anemia herediter) ini dapat menimbulkan gejala yang bervariasi dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Beberapa dapat menimbulkan kematian bahkan sebelum bayi dilahirkan. Beberapa yang lain bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali dan hanya ditemukan secara tidak sengaja ketika menjalani pemeriksaan darah di laboratorium.

Apa saja gejala anemia?
Beberapa orang yang mengalami anemia tidak merasakan gejala apapun. Ada juga yang mengalami gejala seperti mudah lelah, pucat, jantung berdebar-debar, dan sesak napas. Gejala lain adalah rambut rontok, lemas, lunglai, dan gangguan jantung.

Perlu dicatat bahwa anemia yang dialami secara terus-menerus akan mendorong tubuh untuk berusaha menyesuaikan diri dengan kadar oksigen yang rendah dan penderita mungkin tidak merasakan gejala kecuali jika anemia tersebut sudah sangat berat. Sedangkan jika anemia terjadi secara mendadak, orang akan cepat merasakan gejala yang berat bahkan hanya karena penurunan hemoglobin dalam jumlah yang kecil.

Bagaimana cara pengobatan anemia?
Pengobatan anemia sangat bervariasi. Sebelum memulai pengobatan, penyebab anemia harus diketahui dan diatasi terlebih dahulu. Contohnya anemia karena perdarahan lambung lama harus dimulai dengan pengobatan luka di lambung untuk menghentikan perdarahannya, bahkan kadang perlu juga dilakukan pembedahan.

Kadang-kadang, suplemen zat besi juga diperlukan untuk mengatasi defisiensi besi. Pada anemia berat, mungkin diperlukan transfusi darah. Vitamin B12 diberikan pada penderita anemia pernisiosa atau penyebab kekurangan vitamin B12 yang lain.

Pada pasien dengan kelainan sumsum tulang atau gagal ginjal, obat-obat tertentu dapat digunakan untuk menstimulasi produksi sel darah merah di sumsum tulang. Jika kemungkinan penyebab anemia adalah obat, maka penggunaan obat tersebut sebaiknya dihentikan sesuai dengan anjuran dokter.

Apa komplikasi anemia?
Hemoglobin memiliki peran penting dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh untuk dimanfaatkan dan membawa karbondioksida kembali ke paru untuk dibuang. Jika kadar hemoglobin terlalu rendah, proses ini akan terganggu, mengakibatkan rendahnya kadar oksigen dalam tubuh (hipoksia).

Sebagian besar kasus anemia dapat diobati dengan sempurna. Namun, semuanya tergantung pada penyebab anemia, berat ringannya anemia, dan kondisi kesehatan penderita secara keseluruhan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi