Terbit: 8 June 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Ada sebuah anggapan yang dikenal luas oleh masyarakat dimana jika kita belajar bermain alat musik, maka kita akan melatih otak menjadi lebih cerdas. Alasan dari anggapan ini adalah kemampuan dari gelombang suara musik yang membuat sel-sel di dalam otak menjadi lebih rileks dan sehat. Gara-gara anggapan ini, cukup banyak orang tua yang meminta anaknya belajar alat musik. Sebenarnya, apakah hal ini benar adanya?

Belajar Musik Bisa Membuat Otak Lebih Cerdas?

Sebuah penelitian pun dilakukan oleh pakar kesehatan dari Baycrest Health Sciences untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hasil dari penelitian yang ditulis olehy Bernhard Ross ini ternyata menunjukkan jika belajar alat musik memang bisa membuat otak kita menjadi lebih cerdas. Menurut Ross, saat kita belajar memainkan suara pada alat musik, terjadi perubahan pada gelombang otak dan hal ini ternyata membuat kemampuan kita dalam mendengar atau mencerna berbagai informasi baru dalam waktu yang singkat menjadi lebih baik.

Setidaknya ada 32 orang dewasa yang dilibatkan dalam penelitian ini. Para partisipan ini diminta untuk memainkan Tibetan Singing Bowl, sebuah alat musik khusus. Sel-sel otak para partisipan kemudian diuji oleh para peneliti dan didapatkan fakta bahwa saat mereka belajar untuk memainkan alat musik tersebut, terjadi perubahan aktifitas pada otak yang bisa membuat sel otak menyembuhkan dirinya sendiri secara mandiri dari berbagai gangguan yang menghambat kemampuan berpikirnya. Saat kita belajar alat musik, kita ternyata juga mempelajari gerakan-gerakan halus dan mendetail yang dibutuhkan untuk memproduksi suara yang baik. Hal ini ternyata mengubah persepsi suara pada otak dengan cara yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan hanya mendengarkan musik saja.

Setelah berhasil membuktikan kemampuan belajar alat musik yang membuat otak menjadi lebih cerdas, Ross dan tim penelitiannya akan melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah alat musik bisa dijadikan terapi pemulihan pada pasien stroke atau tidak.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi