Ada yang kurang suka dengan aroma spidol yang cenderung wangi, namun ada banyak orang yang menyukainya. Sebenarnya, apakah benar jika aroma spidol bisa membahayakan kesehatan? Berikut adalah penuturan para ahli terkait dengan hal ini.
Bau Spidol Berbahaya bagi Kesehatan
Terdapat beberapa bahan kimia yang bisa kita temukan di dalam spidol. Salah satunya adalah xylene. Kandungan inilah yang membuat spidol memiliki aroma yang khas. Selain di dalam spidol, kita bisa menemukan kandungan ini di dalam barang-barang lain seperti cat, vernis, atau bahkan tinner.
Masalahnya adalah, xylene ternyata termasuk dalam bahan kimia yang beracun. Jika kita menghirupnya, maka akan membuat berbagai macam partikel dengan ukuran sangat kecil masuk ke dalam tubuh. Dampak kesehatannya bisa diasakan dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
Saat kita menghirupnya, akan menyebabkan efek seperti obat penenang atau layaknya baru saja mengonsumsi alkohol dalam waktu sekitar 15 atau 45 menit. Masalahnya adalah jika kita sering menghirupnya, dalam jangka pendek bisa menyebabkan gejala layaknya sesak napas, pusing dan sakit kepala, hingga hilangnya memori jangka pendek. Dalam jangka panjang, dampaknya bisa memicu kerusakan pada otak, ginjal, liver, serta sistem saraf pusat.
Xylene juga bisa menyebabkan efek buruk bagi kondisi paru-paru. Dalam jumlah yang kecil, kandungan ini bisa menyebabkan batuk-batuk, tersedak, hingga peningkatan denyut jantung.
Kandungan lain yang bisa kita hirup dari spidol adalah propyl alcohol. Dampak dari sering menghirupnya adalah iritasi pada mata, hidung, serta tenggorokan.
Xylene bisa Berbahaya bagi Mata dan Kulit
Selain bisa membahayakan saluran pernapasan atau daya ingat, pakar kesehatan juga menyebut xylene bisa membahayakan mata dan kulit. Paparan uap dari kandungan ini mampu menyebabkan gejala mata merah, nyeri, atau bahkan pembengkakan. Demi mengatasinya, kita harus membilas mata dengan air yang mengalir.
Selain itu, paparan xylene ternyata juga bisa memberikan efek kulit kemerahan, gatal-gatal, kering, sensasi nyeri, hingga pembengkakan. Memang, gejala ini tidak selalu dialami setiap orang, namun jika kita mengalaminya, sebaiknya segera membersihkan kulit dengan air dan sabun demi mencegah gejalanya semakin memburuk.
Bagaimana dengan Kapur Tulis?
Di Indonesia, masih ada banyak tempat kerja, kafe, atau sekolah yang menggunakan kapur tulis saat harus menulis sesuatu pada papan. Hanya saja, spidol memang lebih disukai karena dianggap tidak membuat lantai atau papan menjadi lebih kotor.
Kapur tulis biasanya dibuat dari bahan kalsium karbonat yang bisa ditemukan dari batu kapur alam. Kandungan ini tidak beracun dibandingkan dengan bahan-bahan yang bisa didapatkan di dalam spidol. Meskipun begitu, karena penggunaannya bisa menyebabkan kotoran berbentuk debu, penggunaan kapur tulis memang bisa membuat mereka yang menderita asma mengalami gejala sesak napas, mengi, batuk-batuk, dan masalah pernapasan lainnya.
Bagi orang sehat, debu yang muncul dari kapur tulis cenderung tidak akan mudah masuk hingga jauh ke dalam paru-paru. Hal ini disebabkan oleh adanya bulu hidung yang sudah bisa menyaringnya. Memang, hal ini bisa membuat upil atau kotoran hidung semakin menumpuk, namun pakar kesehatan menyebut hal ini jauh lebih baik dan wajar jika dibandingkan dengan sampai harus mengalami munculnya masalah kesehatan.
Melihat fakta ini, ada baiknya memang kita lebih cermat saat menggunakan spidol. Jika kita mulai sering menyukai aromanya, cobalah untuk menghentikan penggunaan spidol dan menggantinya dengan bahan yang lebih aman seperti kapur tulis.
Sumber
- Shifko, Robert. 2018. Harmful Effects of Xylene. https://healthfully.com/harmful-effects-of-xylene-4564845.html. (Diakses pada 4 Februari 2020).