DokterSehat.Com– Sangat menyebalkan bila ketika Anda merasa sakit kepala dan saat menemukan obat pereda nyeri di laci, ternyata obat tersebut telah melampaui masa kedaluwarsanya. Sama seperti makanan, obat-obatan pun memiliki tanggal kedaluwarsa. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai obat kedaluwarsa.
Apa yang Dimaksud dengan Tanggal Kedaluwarsa?
Tanggal kedaluwarsa adalah tanggal terakhir penggunaan yang aman dari produsen obat (pabrik farmasi) menjamin bahwa obatnya dapat memberikan potensi yang aman dan optimal. Tanggal kedaluwarsa obat umumnya tertera pada label obat, baik obat-obatan yang diresepkan, obat bebas, suplemen makanan, bahkan obat-obatan herbal.
Tanggal kedaluwarsa diperkirakan menggunakan pengujian stabilitas obat-obatan. Umumnya tanggal kedaluwarsa obat yang masih tersegel rapat adalah 12 hingga 60 bulan setelah produksi.
Ketika segel obat sudah dibuka, maka tanggal kedaluwarsa yang tertera tidak lagi valid. Oleh karena itu, beberapa produsen mencantumkan, “jangan gunakan setelah…” atau “buang setelah…”. Meski begitu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kerja obat masih cukup baik walaupun telah melewati tanggal kedaluwarsanya.
Sementara, efek minum obat kedaluwarsa kemungkinan menyebabkan penyakit yang lebih serius dan ketahanan (resistensi) antibiotik, karena obat yang kedaluwarsa tertentu berisiko ditumbuhi bakteri, sehingga kemungkinan antibiotik gagal mengobati infeksi.
Apakah Obat-obatan yang Kedaluwarsa Masih Bisa Digunakan?
American Medical Association (AMA) menyatakan bahwa potensi beberapa produk obat bertahan lebih lama daripada tanggal kedaluwarsa obat yang tertera pada label. Suatu penelitian yang dilakukan oleh Badan Makanan dan Obat-obatan Amerika (FDA) menunjukkan bahwa 88% dari obat-obatan yang telah melampaui tanggal kedaluwarsa ternyata masih memiliki potensi yang stabil.
Pertanyaan tentang obat expired boleh diminum? sebenarnya masih bisa dikonsmusi, namun Anda harus melihat waktu kedaluwarsa, penyimpanan obat, dan jenis obatnya,
Obat-obatan tersebut di antaranya adalah golongan amoxicillin, ciprofloxacin, diphenhydramine, dan morfin sulfat dalam bentuk injeksi. Potensi obat-obatan tersebut bahkan 12 hingga 184 bulan lebih lama daripada tanggal kedaluwarsa yang tertera di label.
Namun, pada praktiknya, sulit untuk menentukan sampai kapan batas penggunaan obat kadaluwarsa tersebut dapat memberikan potensi yang optimal. Hal ini tergantung komposisi obat, jenis bahan pengawet yang digunakan, perubahan suhu, cahaya, kelembapan, dan kondisi tempat penyimpanan lainnya.
Potensi obat dapat berkurang setelah segelnya dibuka. Obat dengan bentuk tablet dan kapsul, merupakan jenis yang paling aman walaupun telah melampaui tanggal kedaluwarsa.
Obat Kedaluwarsa yang Tidak Boleh Digunakan
Beberapa obat berikut tidak boleh digunakan sama sekali bila telah melewati tanggal kedaluwarsanya:
1. Sunscreen
Segeralah buang sunscreen yang sudah kedaluwarsa karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa sunscreen yang kedaluwarsa dapat menyebabkan kanker kulit. Bila botol sunscreen yang sering Anda gunakan sering terpapar matahari langsung, Anda harus membuangnya bahkan sebelum melewati tanggal kedaluwarsa. Paparan panas secara terus menerus dapat mempercepat pemecahan bahan-bahan aktif di dalamnya sehingga kulit Anda tidak terlindungi.
2. Obat kumur
Efek obat kadaluwarsa dari obat ini berpotensi menyebabkan pertubuhan bakteri karena kandungan air yang cukup tinggi. Setelah melewati tanggal kedaluwarsanya, kemampuan bahan-bahan aktif di dalamnya pun mulai menghilang.
3. Obat sirup
Obat dalam bentuk sirup dan suspensi mudah mengalami kerusakan dibandingkan obat-obat lainnya. Alkohol dalam obat sirup dapat menguap dan potensi bahan aktif dapat berkurang serta mengendap di dasar botol sehingga tidak dapat bekerja secara optimal. Hal ini penting untuk diperhatikan, terutama bila menyangkut pengobatan infeksi menggunakan antibiotik. Resistensi antibiotik dapat terjadi apabila menggunakan obat-obatan sub-poten.
4. Krim/ salep
Setelah melewati tanggal kedaluwarsa, zat aktif dalam obat mulai menghilang, sehingga obat bentuk krim/ salep sebaiknya dibuang. Bila obat-obatan dalam bentuk krim/ salep mulai terbentuk bubuk atau menggumpal disertai dengan bau yang kuat atau mengering sebaiknya segera dibuang.
5. Pasta gigi
Fluorida kehilangan efektivitasnya setelah dua tahun, sehingga penggunaan pasta gigi kedaluwarsa tidak memberikan perlindungan terhadap gigi berlubang dan plak.
6. Obat tetes mata
Obat ini mudah terkontaminasi bakteri terutama jika ujung penetes menyentuh mata yang sakit. Penyimpanan pada suhu sedang dapat mempercepat pertumbuhan bakteri sehingga harus disimpan dalam kulkas. Obat tetes mata yang berwarna keruh merupakan indikator kontaminasi walaupun tanggal kedaluwarsanya masih lama. Indikator tersebut juga berlaku untuk obat-obatan lain dalam bentuk cairan, seperti sirup, infus, dan injeksi.
7. Vaksin, insulin, dan obat dari bahan biologis lain
Obat jenis ini mudah mengalami degradasi setelah melewati tanggal kedaluwarsa sehingga sebaiknya dibuang saja.
8. Nitrogliserin oral (NTG)
Obat yang digunakan untuk angina (nyeri dada), dapat kehilangan potensinya dengan cepat setelah botol obat dibuka.
9. Tetrasiklin
Tetrasiklin dapat menghasilkan metabolit toksik, tetapi ini kontroversial di antara para peneliti.
10. Obat-obatan usang
Obat bubuk atau hancur, obat-obatan yang berbau kuat, atau obat-obatan yang mengering (seperti dalam kasus salep atau krim) harus dibuang.
Efek Minum Obat Kedaluwarsa
Apa yang terjadi jika terlanjur minum obat kedaluwarsa?
Tidak ada laporan secara spesifik yang menghubungkan minum obat kedaluwarsa terhadap keracunan pada manusia. Namun, kemungkinan menyebabkan penyakit yang lebih serius dan resistensi antibiotik.
Sebaiknya Anda segera mengonsultasikan kondisi Anda dengan dokter bila tidak sengaja mengonsumsi obat kedaluwarsa.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam konteks obat kedaluawarsa adalah keamanannya. Unsur kimia dan fisik obat dapat berubah seiring waktu, yang dapat menyebabkan masalah keamanan. Sering ada tanda-tanda fisik dari perubahan ini, seperti perubahan warna dari obat yang kedaluwarsa.
Sangat sulit untuk menentukan apakah obat kedaluarsa aman atau tidak, sehingga profesional medis merekomendasikan untuk tidak menggunakannya, karena risiko yang tidak diketahui dari obat expired tertentu.
Bagaimana cara menyimpan obat yang benar?
Penyimpanan obat yang baik dan benar mampu membantu menjaga potensi dalam waktu yang lama. Sebaiknya obat tidak disimpan dalam tempat yang panas dan lembap. Agar tetap stabil, sebaiknya obat disimpan di tempat yang kering, sejuk, dan tidak terkena sinar matahari langsung. Pastikan bungkus obat tetap utuh dan jauhkan dari jangkauan anak maupun binatang peliharaan.
Cara Membuang Obat Kedaluwarsa
Daripada bertanya-tanya apa yang terjadi ketika Anda minum obat kedaluwarsa, sering kali lebih baik lanjutkan saja dan buang obat-obatan yang kedaluwarsa. FDA merekomendasikan agar Anda mengambil langkah-langkah tertentu untuk membuang obat expired dengan benar:
Yang pertama adalah memeriksa label obat untuk menentukan apakah ada instruksi khusus untuk pembuangan.
- Jika tidak ada instruksi khusus, Anda bisa mengembalikan obat expired ke apotek terdekat.
- Jika tidak menemukan apotek di dekat rumah, Anda dapat membuang obat yang telah dibungkus rapat dengan plastik di tempat sampah, atau cobalah untuk mencampurkannya dengan sesuatu seperti bubuk kopi sebelum membuangnya.
- Juga, sebelum Anda membuang obat kedaluwarsa, periksa untuk memastikan bahwa badan obat dan makanan tidak mengklasifikasikannya sebagai obat yang harus dibuang dengan cara disiram di toilet atau dibuang di tempat sampah.