Terbit: 17 November 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Sampah plastik kini telah menjadi masalah global yang mulai diperhatikan banyak orang. Hal ini disebabkan oleh semakin menumpuknya sampah plastik di berbagai tempat seperti di sungai, pantai, lautan, atau bahkan di perkampungan. Masalahnya adalah dampak dari sampah plastik ini tak hanya buruk bagi lingkungan, melainkan juga buruk bagi kesehatan manusia.

Tak Hanya Lingkungan, Sampah Plastik Juga Berbahaya bagi Manusia

Bahaya Sampah Plastik

Berbeda dengan sampah organik yang mudah terurai, dalam realitanya sampah plastik tidak mudah terurai. Banyak sampah plastik yang bahkan bisa bertahan hingga puluhan atau ratusan tahun lamanya sehingga mencemari lingungan.

Berdasarkan penelitian berjudul Single-Use Plastic: A Roadmap for sustainability dari UN Environment Programme yang dilakukan pada 2018 silam, disebutkan bahwa sampah plastik seperti kantong plastik bahkan membutuhkan waktu hingga ribuan tahun hanya agar bisa diurai.

Indonesia adalah negara penyumbang sampah plastik nomor dua paling banyak di dunia setelah Tiongkok, tepatnya sebanyak 3,22 juta ton. Hampir separuh dari total sampah ini sudah mencemari lautan. Masalahnya adalah sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum cermat dalam membuang sampah dengan baik atau memakai plastik dengan bijak.

Meski tidak bisa diurai, dalam realitanya sampah plastik bisa terbelah menjadi bagian yang lebih kecil sekitar 0,3 milimeter hingga 5 milimeter. Sampah plastik dengan ukuran ini dikenal sebagai mikroplastik. Karena ukurannya sangat kecil, maka mikroplastik bisa saja masuk ke dalam tubuh manusia. Masalahnya adalah jika kita sering terpapar mikroplastik, risiko terkena stroke, beberapa jenis kanker, dan gangguan pernapasan akan semakin meningkat.

Selain itu, sampah plastik yang mencemari lautan juga bisa saja masuk ke dalam tubuh ikan atau hewan-hewan laut lainnya yang kita konsumsi. Hal ini berarti, jika kita makan ikan, bisa jadi ikan ini sudah memiliki mikroplastik yang berbahaya.

Berbagai Dampak Kesehatan dari Penggunaan Plastik yang Wajib Diwaspadai

Salah satu alasan mengapa plastik bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh adalah karena tidak digunakan dengan benar. Sebagai contoh,kita sering membungkus makanan panas seperti bakso atau mie ayam dengan plastik bening yang sebenarnya bisa membuat kandungan plastik ini tercampur ke dalam makanan tersebut. Hal ini tentu sangat membahayakan kesehatan, bukan?

Selain itu, banyak orang yang tidak cermat dalam memilih wadah makanan atau minuman yang berbahan plastik namun masih memiliki kandungan BPA. Kandungan ini berpotensi membahayakan kesehatan.

Berikut adalah berbagai dampak buruk plastik bagi kesehatan tubuh.

  1. Bisa Memicu Kanker

Terlalu sering menggunakan bahan plastik sebagai pembungkus makanan, khususnya makanan panas bisa menyebabkan datangnya kanker. Hal ini disebabkan oleh plastik yang kemudian terurai sehingga bahan penyusunnya ikut masuk bersamaan dengan makanan yang kita konsumsi.

  1. Bisa Merusak Sistem Saraf

Kandungan dioksin yang terurai dari plastik yang ikut masuk bersama dengan makanan atau minuman yang kita konsumsi bisa menyebabkan kerusakan pada sistem saraf.

  1. Bisa Menyebabkan Depresi

Paparan bahan kimia yang berasal dari plastik yang masuk ke dalam tubuh kita dalam jangka panjang ternyata juga bisa mempengaruhi fungsi otak yang akhirnya berimbas pada datangnya depresi.

  1. Bisa Menyebabkan Masalah pada Saluran Pernapasan

Kandungan di dalam plastik yang bersifat karsinogenik tak hanya akan meningkatkan risiko terkena kanker. Dalam realitanya, kandungan ini juga bisa meningkatkan risiko terkena radang paru-paru yang berbahaya.

  1. Membahayakan Hati

Plastik memiliki sifat mudah didaur ulang. Hal ini berarti, kandungan bahan kimianya sangatlah tinggi. Masalahnya adalah paparan bahan kimia ini bisa memicu pembengkakan hati.

 

Sumber:

  1. 2019. EDITORIAL: Diabolical plastic. www.thejakartapost.com/academia/2017/06/09/editorial-diabolical-plastic.html. (Diakses pada 17 November 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi