Terbit: 6 June 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Selain rasanya yang enak, hal pertama yang akan terpikirkan saat makan daging kambing atau daging sapi adalah meningkatnya kadar kolesterol jahat. Hanya saja, sebenarnya mana yang lebih berbahaya, kolesterol di dalam daging sapi atau daging kambing?

Mana yang Lebih Bahaya, Kolesterol Kambing atau Sapi?

Perbedaan kolesterol di dalam daging sapi dan daging kambing

Kebanyakan orang berpikir jika daging kambing jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan daging jenis lainnya, baik itu daging sapi, daging ayam, atau daging ikan. Padahal, hal ini belum tentu benar. Sebagai contoh, Taufik Garsadi yang merupakan Kepala Bidang Pengembangan Usaha Dinas Peternakan Jawa Barat menyebut kolesterol antara daging sapi dan daging kambing ternyata berbeda jauh.

“Kolesterol di dalam daging sapi jauh lebih tinggi. Di setiap 100 gram daging sapi terdapat 66 mg kolesterol sementara di dalam daging kambing atau domba hanya 53 mg di setiap 100 gramnya. Hal ini berarti, jika tidak ingin kolesterol naik, sebaiknya kita lebih memilih daging kambing atau domba daripada daging sapi,” ucap Taufik.

Meskipun begitu, hal ini juga bergantung pada cara pengolahan daging, jika kita mengolah daging kambing atau daging sapi dengan cara diberi santan atau digoreng, maka kadar kolesterolnya juga akan naik. Hal yang berbeda terjadi jika merebusnya atau menjadikannya sup. Asalkan tidak dikonsumsi dengan berlebihan, kadar kolesterolnya biasanya tidak akan naik dengan signifikan.

Menurunkan kolesterol secara alami

Selain dengan mengonsumsi obat penurun kolesterol, pakar kesehatan menyarankan kita untuk menurunkan kolesterol secara alami, apalagi jika kita baru saja mengonsumsi makanan dari bahan daging-dagingan.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menurunkan kolesterol

  1. Mengubah pola makan

Jika kita terbiasa mengonsumsi makanan dari bahan daging-dagingan, makanan besantan, gorengan, atau makanan cepat saji, maka kita harus mulai menurunkan frekuensi mengonsumsinya demi membantu menurunkan kadar kolesterol tubuh. Makanan lain yang harus kita batasi adalah jeroan, mentega, krim, dan susu tinggi lemak.

Demi mendapatkan manfaat kesehatan yang jauh lebih maksimal, pakar kesehatan menyarankan kita untuk memperbanyak asupan makanan berserat tinggi seperti sayuran, buah, atau produk gandum. Kita juga bisa mengonsumsi teh hijau atau yoghurt demi menurunkan kolesterol.

  1. Menurunkan berat badan

Jika kita memiliki berat badan berlebih, risiko untuk terkena masalah kolesterol tinggi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal. Hal ini berarti, jika kita mampu menurunkan berat badan dengan signifikan, hal ini juga akan mempengaruhi kadar kolesterol tubuh

Hanya saja, penurunan berat badan ini tidaklah sampai membuat tubuh benar-benar kurus. Berdasarkan sebuah penelitian, dihasilkan fakta bahwa mampu menurunkan berat badan sebanyak 5 kg sudah bisa menurunkan kadar kolesterol total hingga 8 persen. Hal ini sudah mampu memberikan pengaruh besar bagi penurunan risiko terkena penyakit jantung dan stroke.

  1. Rajin berolahraga

Tak hanya baik untuk program diet, rajin berolahraga juga bisa membantu sirkulasi darah semakin membaik, meningkatkan kadar kolesterol baik, sekaligus menurunkan kadar kolesterol jahat dan trigliserida.

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk mulai rajin berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari atau setidaknya 150 menit setiap minggu demi mendapatkan manfaat ini.

  1. Tidak lagi merokok

Merokok telah terbukti mampu meningkatkan risiko terkena kolesterol tinggi. Hal ini disebabkan oleh kemampuan kandungan beracun di dalam rokok yang bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat dengan efektif. Selain itu, kandungan rokok juga bisa merusak pembuluh darah dengan cepat. Hal ini berarti, jika kita mau berhenti merokok, maka risiko untuk terkena masalah kolesterol tinggi bisa ditekan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi