Terbit: 14 April 2020 | Diperbarui: 27 September 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Badai sitokin adalah salah satu komplikasi berbahaya dari COVID-19. Penularan COVID-19 menimbulkan gejala yang beragam, mulai dari keluhan ringan seperti batuk dan pilek, hingga gejala berat akibat sindrom badai sitokin. Ketahui lebih dalam apa itu sitokin, fungsi, bahaya badai sitokin, dll.

Badai Sitokin: Fungsi dan Bahaya pada Pasien COVID-19 

Apa Itu Sitokin?

Sitokin adalah protein yang dihasilkan sel tubuh secara alami sebagai perantara komunikasi antar sel apabila Anda tubuh yang mengalami infeksi atau peradangan. Sitokin sangat dibutuhkan terutama untuk koordinasi sel darah putih (neutrofil, limfosit, makrofag, basofil, eosinofil) dalam melawan virus atau bakteri, atau sel yang telah terinfeksi virus.

Sistem kekebalan tubuh yang sedang melawan virus akan mengalami peradangan di tubuh dengan gejala umum seperti pembengkakan dan nyeri pada lokasi infeksi. Contohnya seperti nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, dan otot pegal-pegal.

Apabila jaringan tubuh yang terkena peradangan semakin luas, misalnya peradangan pada kedua paru-paru, maka akan ada lebih banyak sel yang rusak. Peradangan yang meluas tersebut akan memproduksi sitokin dalam jumlah semakin besar, itulah pemicu terjadinya badai sitokin.

Akibatnya, reaksi peradangan terjadi semakin hebat. Sel-sel yang mengalami peradangan merusak sel yang sehat, bukannya melawan sumber infeksi. Kondisi ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kegagalan organ hingga kematian.

Fungsi Sitokin dalam Tubuh

Tubuh manusia terdiri dari triliunan sel dengan fungsinya masing-masing sehingga Anda dapat hidup. Salah satu sel penting adalah sistem kekebalan tubuh untuk memberikan sinyal dan perlawanan saat terjadi infeksi pada tubuh.

Sistem kekebalan tubuh membutuhkan sitokin untuk berkomunikasi dengan sel-sel lainnya. Fungsi sitokin ini seperti reseptor yang membawa pesan dan sinyal untuk sel-sel penting lainnya. Ketahui fungsi sitokin berdasarkan jenisnya, yaitu:

  • Kemokin: Proses kemotaksis yaitu komunikasi sel dengan pesan kimia untuk migrasi sel ke lokasi infeksi, diproduksi oleh sistem imun.
  • Interleukin: Diproduksi oleh satu leukosit tetapi bekerja pada leukosit lainnya untuk mengatur pergerakan sistem imun dalam reaksi peradangan. Fungsi interleukin berbeda sesuai jenisnya dan tipe sel interleukin.
  • Limfokin: Limfokin diproduksi oleh limfosit yang berperan untuk mengatur sistem imun menuju lokasi infeksi.
  • Monokin: Diproduksi oleh monosit yang berperan untuk mengatur sel-sel neutrofil untuk melawan penyebab infeksi.

Sitokin dalam kadar normal dapat membantu sistem imun untuk melawan virus atau infeksi lainnya, namun jumlah yang berlebihan malah mengacaukan komunikasi sistem imun tersebut hingga peradangan berat terjadi dan merusak fungsi kerja organ lainnya.

Baca JugaSistem Imun: Fungsi, Penyakit, Cara Meningkatkan

Apa Itu Badai Sitokin?

Meluasnya penularan COVID-19 menimbulkan keluhan dan gejala yang beragam. Sebagian pasien mengalami gejala ringan seperti pilek, batuk, dan demam. Sebagian besarnya lagi mengalami sesak napas, sepsis, dan gagal nafas sehingga perlu dirawat secara intensif di rumah sakit. Pasien dengan gejala yang berat pada umumnya disebabkan karena reaksi peradangan berlebih yang disebut badai sitokin (cytokine storm).

Badai sitokin adalah reaksi dari sitokin yang diproduksi berlebihan dalam tubuh saat tubuh Anda mengalami peradangan akibat penyakit. Sitokin adalah molekul-molekul kecil protein yang dilepaskan oleh sel-sel tubuh tertentu untuk membantu sistem kekebalan tubuh dalam melawan suatu infeksi.

Peradangan hebat dari badai sitokin ini diperkirakan menjadi salah satu penyebab kasus kematian pada pasien COVID-19. Berdasarkan laporan, pasien dengan gejala ringan dan terlihat membaik dalam beberapa minggu perawatan tiba-tiba mengalami gejala yang buruk akibat reaksi sitokin yang berlebihan ini.

Berdasarkan studi terbaru dari Bhatraju, paru-paru dari pasien COVID-19 mengalami gejala yang memburuk dengan sangat cepat dalam durasi sekitar 7 hari dan dapat juga dialami oleh anak-anak. Meskipun data tentang hubungan pasien COVID-19 dan reaksi badai sitokin masih terbatas, dokter mulai mengatasi gejala tersebut dengan obat antiinflamasi.

Baca Juga: 16 Jenis Penyakit Autoimun yang Sering Terjadi dan Patut Diwaspadai!

Bahaya Badai Sitokin pada Pasien COVID-19

Terkadang tubuh membawa respon yang keliru dalam mengatasi infeksi. Dalam kasus COVID-19, virus Corona masuk ke paru-paru pasien dan menyebabkan gejala. Sistem imun pun segera memberi respon dengan memanggil sel-sel kekebalan tubuh ke lokasi organ yang terinfeksi. Respon ini menyebabkan reaksi peradangan lokal yang wajar.

Dalam beberapa kondisi pasien COVID-19, kadar sitokin diproduksi berlebihan sehingga terdapat komunikasi yang keliru antar sel. Sitokin harusnya berhenti saat sistem imun sudah sampai ke paru-paru yang terinfeksi virus, namun sitokin tetap bekerja dan tidak terkontrol sehingga semakin banyak sistem imun yang aktif. Kondisi ini menyebabkan hiper inflamasi atau peradangan berlebihan yang malam membahayakan pasien.

Bila sebagian besar kasus kematian COVID-19 diakibatkan oleh sistem imun pasien yang kalah atau tidak sanggup melawan virus Corona, komplikasi badai sitokin malah terjadi saat sistem imun terlalu banyak, kuat, dan malah merusak organ yang harusnya disembuhkan.

Sebenarnya, badai sitokin adalah komplikasi yang umum terjadi pada jenis influenza lain bukan hanya COVID-19, namun juga penyakit lain dari Coronavirus seperti MERS dan SARS. Badai sitokin juga mungkin terjadi pada penyakit non-infeksi seperti multiple sclerosis dan pankreatitis.

Baca Juga: Virus Corona: Definisi, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

Cara Mengatasi Badai Sitokin pada Pasien COVID-19

Diagnosis dari badai sitokin sulit diidentifikasi karena pada dasarnya sistem imun berperan untuk melawan infeksi. Faktor risiko mengapa beberapa orang yang sebelumnya sehat menjadi sakit parah karena sistem imun yang bereaksi berlebihan juga masih belum diketahui.

Gejala badai sitokin pada setiap orang terhadap berbagai jenis infeksi mungkin berbeda-beda sehingga dokter tidak dapat mengatasinya dengan perawatan atau pengobatan yang sama, namun beberapa obat-obatan untuk mengobati sindrom badai sitokin yang dipicu oleh virus sudah ditemukan.

Obat-obat ini digunakan setelah ada satu atau beberapa molekul inflamasi termasuk inflamasi yang disebabkan oleh sitokin ditemukan, yaitu obat yang menargetkan interleukin-1 (IL-1), IL-6, IL-18, dan interferon-gamma.

Berdasarkan laporan dari China, obat blokade IL-6 digunakan untuk mengatasi badai sitokin pada pasien COVID-19 dan berhasil pada beberapa pasien. Walaupun demikian, komplikasi, reaksi, penyebab, obat, dan semua penelitian terkait COVID-19 masih diteliti.

Sementara obat-obatan untuk pengobatan badai sitokin untuk infeksi lain dapat diklasifikasikan ke dalam jenis-jenis berikut: OX40 IG, inhibitor ACE dan Angiotensin II Receptor Blockers, Corticosteroids, Gemfibrozil, Pemulung radikal bebas, blocker TNF-alpha.

Itulah pembahasan tentang apa itu badai sitokin. Badai sitokin adalah respon sistem imun yang berlebihan dalam melawan infeksi hingga memicu peradangan dan kerusakan organ. Komplikasi dari badai sitokin dikatakan menjadi salah satu penyebab kematian dari pasien COVID-19, namun penelitian masih terus dikembangkan.

 

  1. Cron, Randy and W. Winn Chatham. 2020. How doctors can potentially significantly reduce the number of deaths from Covid-19. https://www.vox.com/2020/3/12/21176783/coronavirus-covid-19-deaths-china-treatment-cytokine-storm-syndrome. (Diakses pada 14 April 2020).
  2. Eustice, Carol. 2019. Cytokines and How They Work. https://www.verywellhealth.com/what-are-cytokines-189894. (Diakses pada 14 April 2020).
  3. George, Alison. 2020. Cytokine storm: An overreaction of the body’s immune system. https://www.newscientist.com/term/cytokine-storm/. (Diakses pada 14 April 2020).
  4. Jodie Testar, Imperial College London, UK. 2020. Cytokines: Introduction. https://www.immunology.org/public-information/bitesized-immunology/receptors-and-molecules/cytokines-introduction. (Diakses pada 14 April 2020).
  5. Sino Biological. 2020. Cytokine Storm. https://www.sinobiological.com/resource/cytokines/cytokine-storm. (Diakses pada 14 April 2020).
  6. MicroscopeMaster. 2020. Cytokines. https://www.microscopemaster.com/cytokines.html. (Diakses pada 14 April 2020).
  7. NPR. 2020. Why Some COVID-19 Patients Crash: The Body’s Immune System Might Be To Blame. https://www.npr.org/sections/health-shots/2020/04/07/828091467/why-some-covid-19-patients-crash-the-bodys-immune-system-might-be-to-blame. (Diakses pada 14 April 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi