Terbit: 2 November 2019 | Diperbarui: 28 January 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Sebagian orang terbiasa untuk melakukan BAB di pagi hari. Hanya saja, ada yang melakukannya di waktu lainnya seperti di sore atau malam hari. Sebenarnya, apakah benar jika buang air besar di waktu pagi jauh lebih baik dibandingkan dengan waktu-waktu lainnya?

Benarkah BAB di Pagi Hari Jauh Lebih Baik?

Dampak Buang Air Besar di Pagi Hari

Pakar kesehatan dr. Sarina Pasricha menyebut kotoran yang dikeluarkan di pagi hari adalah kotoran terbaik karena saat kita baru bangun, perut akan segera melakukan aktivitasnya dan usus pun akan berusaha untuk melakukan pembersihan. Ia juga menyebut pergerakan usus ini berlangsung 3 kali lipat di pagi hari, khususnya di jam pertama saat kita baru bangun tidur.

Saat kita tertidur, usus halus dan usus besar berusaha untuk mengolah sisa makanan yang kita konsumsi sehari sebelumnya. Hanya saja, sekitar 30 menit setelah bangun tidur, biasanya perut akan berusaha untuk melakukan pembersihan sisa makanan tersebut. Jika kita menuruti proses ini, tentu kondisi perut dan usus akan terjaga.

Hanya saja, bukan berarti kita harus memaksakan diri untuk buang air besar selalu di pagi hari. Jika kita terbiasa melakukannya di waktu lainnya karena memang baru merasakannya, tentu tidak apa-apa untuk dilakukan. Selain itu, jika kita termasuk dalam orang yang terbiasa melakukan buang air bsar beberapa hari sekali, hal ini juga wajar untuk dilakukan.

“Asalkan kebiasaan melakukan ini dilakukan dengan normal, tidak masalah kita melakukannya kapan saja,” ucapnya.

Dr. Pasricha menyebut tidak semua orang langsung ingin buang air besar setelah bangun tidur. Ada yang baru bisa melakukannya setelah minum air, minum kopi, atau melakukan olahraga ringan sambil menikmati matahari pagi. Berbagai hal ini memang bisa merangsang pergerakan usus yang bisa membuat kita ingin melakukan buang air besar.

“Hal ini juga ditentukan kualitas tidur kita. Jika tidur yang kita dapatkan nyenyak, maka aktivitas buang air besar biasanya dilakukan dengan mudah dan normal,” terangnya.

Tips Mempermudah Buang Air Besar

Terkadang, kita mengalami masalah sembelit atau susah buang air besar. Selain itu, terkadang buang air besar terasa tidak lancar sehingga membuat kita membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukannya. Mengingat hal ini bisa membuat kita merasa tidak nyaman, ada baiknya kita melakukan beberapa hal agar bisa membuat buang air besar dilakukan dengan lebih mudah.

Berikut adalah cara untuk melakukannya.

  1. Memperbanyak Asupan Serat

Makanan berserat seperti sayuran dan buah-buahan bisa membantu pencernaan berjalan dengan lebih lancar. Hal ini tentu akan mempermudah aktivitas buang air besar dan mencegah sembelit dengan efektif. Selain sayur dan buah, kita juga bisa mengonsumsi biji-bijian atau gandum demi mendapatkan asupan serat dengan cukup.

  1. Mencukupi Kebutuhan Air Harian

Jika kita kurang minum, maka risiko untuk terkena masalah sembelit atau susah buang air besar akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh kemampuan air dalam menentukan tekstur dan kekerasan kotoran yang bisa mempengaruhi kemudahan untuk melakukan buang air besar.

  1. Rutin Berolahraga

Aktivitas fisik bisa merangsang pergerakan usus yang bisa membuat proses buang air besar berlangsung dengan lebih lancar. Sebaliknya, kurang gerak bisa meningkatkan risiko sembelit.

  1. Hindari Stres

Stres bisa membuat laju pencernaan dan metabolisme terganggu. Hal ini tentu bisa menyebabkan buang air besar menjadi tidak lancar.

  1. Lebih Baik Buang Air Besar dengan Posisi Jongkok

Toilet jongkok memudahkan kita untuk buang air besar karena mendukung posisi usus dan rektum untuk mengeluarkan kotoran dengan lebih mudah. Jika yang tersedia hanyalah toilet duduk, kita bisa menempatkan kaki di atas semacam bangku kecil agar memposisikan tubuh mirip dengan posisi jongkok.

 

Sumber:

  1. Vinopal, Lauren. 2019. Why You Have to Poop in the Morning, According to Science. https://www.fatherly.com/health-science/why-do-people-poop-morning-time/. (Diakses pada 2 November 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi