Terbit: 15 January 2019 | Diperbarui: 23 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Karena tidak langsung bertemu dengan benda-benda kotor yang bisa kita temukan saat melakukan aktivitas sehari-hari, banyak orang yang menyepelekan pentingnya mengganti celana dalam. Bahkan, ada orang yang sampai malas menggantinya hingga berhari-hari karena menganggapnya tidak kotor. Biasanya, hal ini dilakukan saat liburan atau jauh dari rumah. Padahal, jika kita sering melakukannya, besar kemungkinan kita akan rentan terkena masalah kesehatan.

Jangan Malas, Sesering Ini Kita Harus Ganti Celana Dalam Demi Kesehatan

Seberapa sering kita harus mengganti celana dalam?

Pakar kesehatan Philip Tierno dari New York University, Amerika Serikat menyebut celana dalam yang tertutup oleh celana lainnya ternyata juga rentan kotor atau terpapar bakteri, khususnya bakteri Escherichia coli atau yang lebih sering kita kenal sebagai E.coli yang bisa menyebabkan diare. Memang, bakteri ini tidak secara langsung menyebabkan dampak kesehatan yang serius, namun jika kita terbiasa malas mengganti celana dalam, besar kemungkinan kita bisa terkena penyakit.

Tierno menyebut celana dalam bisa saja dipakai selama dua hari berturut-turut tanpa menyebabkan dampak kesehatan apapun, namun, ada kemungkinan hal ini juga bisa menyebabkan efek buruk, apalagi jika kita sering melakukannya. Karena alasan inilah Tierno sama sekali tidak merekomendasikan kebiasaan ini dan meminta kita untuk mengganti celana dalam setiap hari.

Meskipun begitu, saran untuk mengganti celana dalam sekali sehari ini hanya bisa dilakukan jika kita tidak melakukan aktivitas yang padat atau hingga mengeluarkan keringat dalam jumlah yang banyak sehingga bagian organ vital sampai menjadi lebih lembab. Jika kita cenderung aktif dan banyak berkeringat, akan jauh lebih baik jika kita mengganti celana dalam dua kali sehari.

Celana dalam lembap rentan terkena jamur

Sementara itu, pakar kesehatan dr. Donnica Moore yang juga berasal dari Amerika Serikat menyebut celana dalam yang lembap akibat terkena keringat yang dipicu oleh udara panas, tubuh yang aktif bergerak, atau bahkan kebiasaan malas mengeringkan badan setelah mandi atau buang air bisa membuatnya lebih rentan terpapar jamur. Padahal, jamur bisa menyebabkan gatal-gatal atau ruam-ruam pada kulit yang ada di bagian kelamin.

Hal ini berarti, setelah berolahraga, akan jauh lebih baik jika kita segera mengganti celana dalam meskipun kita baru saja memakainya sebelum melakukannya. Hal ini diharapkan bisa membantu kita mencegah perkembangan jamur dan bakteri yang memang cenderung suka dengan celana dalam yang lembab.

Celana dalam lama juga sebaiknya diganti

Pakar kesehatan dari Good Housekeeping Institute menyebut di dalam celana dalam yang sudah bersih dan dicuci secara teratur memiliki setidaknya 10 ribu bakteri hidup. Bahkan, jika celana dalam ini tidak rajin diganti atau dicuci, jumlah bakteri ini akan jauh meningkat dan berpotensi membahayakan kesehatan

Pakar kesehatan Charles Gerba dari University of Arizona, Amerika Serikat menyebut kebiasaan mencuci pakaian dalam dalam jumlah yang banyak akan membuat 100 juta bakteri E.coli masuk ke dalam air cucian. Jika kita juga mencampurnya dengan pakaian lainnya, maka pakaian-pakaian ini juga akan terkontaminasi bakteri berbahaya tersebut.

Gerba juga menyarankan kita untuk segera mengganti celana dalam kita yang sudah sangat lama atau bertahun-tahun dipakai dengan celana dalam yang baru. Apalagi jika celana dalam ini sudah terlihat lebih kendur, warnanya sudah memudar, dan tak lagi nyaman untuk digunakan. Biasanya, celana dalam yang usianya sudah lebih dari satu tahun akan cenderung mulai tidak nyaman untuk digunakan sehingga sebaiknya mulai diganti.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi