Terbit: 23 July 2019 | Diperbarui: 3 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Kabar mengejutkan datang dari Semarang, Jawa Tengah. Hampir 200-an apotek di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah ini mendapatkan pasokan obat-obatan dari sebuah pabrik obat palsu. Hal ini tentu merugikan banyak konsumen yang membutuhkan obat demi menyembuhkan penyakit. Bagaimana bisa kasus ini bisa sampai terungkap? Ketahui juga efek samping obat palsu!

197 Apotek di Semarang Berlangganan ke Pabrik Obat Palsu

197 Apotek di Semarang Jadi Langganan Pabrik Obat Paten Palsu

Dirtipidter Bareskrim Polri, Brigjen Fadil Imran menyebut 197 apotek di Semarang diketahui menjadi pelanggan tetap dari PT Jaya Karunia Investindo (PT JKI).

Proses pemasokan obat palsu ini diketahui sudah dilakukan tiga tahun. Setiap bulannya, setidaknya transaksi yang dilakukan di PT ini mencapai Rp400 juta!

PT JKI bahkan termasuk dalam daftar Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang dimiliki oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Padahal, obat-obatan yang dijual adalah obat-obatan yang sudah kadaluarsa yang kemudian dikemas ulang.

“Tersangka mengemas ulang obat-obatan keras generik menjadi obat non-generik sehingga bisa dijual dengan harga lebih mahal. Obat lain yang dikemas ulang adalah yang sudah kadaluarsa,” terang Brigjen Fadil.

Sebagai informasi, tersangka dari kasus pabrik palsu ini mencapai tujuh orang. Salah satunya adalah direktur dari PT JKI.

Efek Samping Obat Palsu bagi Kesehatan

Tak hanya bisa menyebabkan masalah kesehatan yang diderita tidak bisa sembuh, pakar kesehatan menyebut ada dampak lain yang bisa didapatkan jika kita sampai mengonsumsi obat-obatan palsu.

Berikut adalah dampak kesehatan tersebut.

  1. Menyebabkan komplikasi

Zullies Ikawati, Guru Besar di bidang Ilmu Farmakologi dan Farmasi UGM menyebut obat palsu tidak akan manjur mengatasi penyakit. Dari sisi keamanan, obat ini juga tidak bisa dijamin. Mengonsumsinya bisa saja membuat penyakit menjadi semakin parah atau memicu komplikasi.

Jika yang mengonsumsi adalah penderita penyakit kronis seperti penyakit jantung, maka bisa saja memicu komplikasi yang akhirnya berimbas pada kematian dini atau dampak serius lainnya. Selain itu, dalam banyak kasus, kondisi pasien semakin menurun sehingga membuat biaya perawatan semakin membengkak.

  1. Merusak ginjal dan hati

Jika sampai kita mengonsumsi obat palsu, maka organ hati dan ginjal akan langsung mengalami dampak buruk. Sebagai informasi, kedua organ inilah yang kemudian mengolah obat ini sebelum diarahkan ke masalah kesehatan yang diderita.

Jika sering terpapar bahan kimia dari obat palsu, maka fungsi hati lama-kelamaan akan menurun drastis. Hal ini tentu akan berimbas pada tubuh yang tak lagi memiliki kemampuan untuk menetralisir racun.

Selain itu, ginjal juga akan semakin rusak akibat hal ini. Masalahnya adalah jika sampai kedua organ ini rusak, maka tubuh akan dipenuhi dengan racun yang akhirnya berimbas pada munculnya masalah kesehatan yang jauh lebih serius.

  1. Merusak sistem kesehatan nasional

Distribusi obat yang kacau bisa memicu kekacauan pada sistem kesehatan nasional. Tingkat kesehatan masyarakat juga akan semakin menurun dan akhirnya membuat pemerintah kesulitan untuk menjamin kondisi kesehatan masyarakat.

Cara Menghindari Obat Palsu di Pasaran

Lantas, bagaimana cara menghindari obat palsu yang sayangnya masih cukup banyak beredar di pasaran? Pakar kesehatan menyarankan kita untuk lebih cermat sebelum membeli obat.

Begini cara menghindari obat palsu yang beredar di pasaran:

  • Selalu beli obat di layanan kesehatan yang resmi atau apotek.
  • Jangan sembarangan membeli obat lewat situs penjual obat online.
  • Jangan mudah tertarik dengan obat-obatan dengan harga jauh lebih murah dari harga resmi.
  • Selalu cek kemasan obat, kualitas fisiknya, dan kondisi kemasan obat. Cobalah cek bagian segel, warna kemasan, dan informasi penandaan lainnya.
  • Cek kebersihan kemasan obat.
  • Selalu cek label yang berisi nama obat, nomor registrasi, nomor izin edar, logo, alamat produsen, hingga tanggal kadaluarsa.
  • Selalu cek fungsi obat, efek samping, dan keterangan lainnya.
  • Jika perlu, tanyakan informasi terkait dengan obat ini kepada apoteker atau dokter demi mendapatkan obat yang tepat.

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi