Terbit: 4 October 2019
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Vaksin terdiri dari sejumlah kandungan  yang  berfungsi untuk menghasilkan kekebalan pada tubuh sehingga tubuh terhindar dari penyakit-penyakit tertentu. Vaksin sendiri bisa diberikan melalui oral, suntikan, atau semprot. Meski berguna agar tubuh tidak terkena penyakit, beberapa orang masih meragukan kandungan vaksin. Simak penjelasan mengenai komposisi vaksin selengkapnya berikut ini.

8 Kandungan Vaksin yang Berguna bagi Tubuh

Kandungan Vaksin

Sebelum menjelaskan mengenai kandungan apa yang terdapat di dalam vaksin, perlu Anda ketahui bahwa semua vaksin yang digunakan, masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang sangat kecil, dan tidak ada bukti bahwa vaksin menyebabkan gangguan kesehatan yang serius.

Akan tetapi, terdapat pengecualian terutama pada sejumlah orang yang memiliki alergi terhadap bahan pembuatan vaksin, misalnya protein, telur, atau antibiotik.

Selain itu, beberapa vaksin juga mengandung bakteri atau virus utuh. Akan tetapi, bakteri atau virus yang digunakan sangat lemah sehingga mereka tidak dapat menyebabkan penyakit pada orang sehat.

Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai kandungan vaksin, di antaranya:

1. Aluminium

Banyak vaksin mengandung garam aluminium seperti aluminium hidroksida, aluminium fosfat atau kalium aluminium sulfat. Mereka bertindak sebagai adjuvan yaitu memperkuat dan memperpanjang respon imun terhadap vaksin.

Kandungan vaksin seperti garam aluminium tampaknya memperlambat pelepasan bahan aktif dari vaksin setelah disuntikkan dan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk merespons vaksin. Meski begitu, Anda tidak perlu khawatir karena jumlah aluminium yang ada di dalam vaksin sangat sedikit.

Vaksin yang mengandung aluminium dikaitkan dengan munculnya kemerahan di area injeksi dibanding vaksin yang lain.

2. MF59 (Squalene Oil)

Kandungan vaksin berikutnya yang bisa ditemukan adalah MF59. MF59 adalah bahan tambahan untuk vaksin agar membuatnya lebih efektif. Bahan pembantu ini memperkuat dan memperpanjang respons kekebalan terhadap vaksin.

Meski begitu, M59 bisa menyebabkan peningkatan efek samping yang umum seperti rasa sakit, bengkak atau kemerahan di tempat suntikan, peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, merasa tidak enak badan, menggigil, hingga kelelahan. Namun, tidak ada bukti bahwa MF59 menyebabkan efek samping yang lebih serius.

Bahan utama dalam MF59 adalah minyak squalene, minyak alami yang ditemukan pada manusia, tumbuhan dan hewan. Minyak squalene dalam MF59 berasal dari minyak ikan dan sangat murni sebelum digunakan.

MF59 juga mengandung sangat sedikit bahan-bahan ini (sekitar 1 mg atau kurang):

  • Polisorbat 80, sorbitan trioleat dan natrium sitrat. Ini semua adalah pengemulsi yang menyebabkan minyak squalene terpisah dari air dalam vaksin. Polisorbat 80 dan natrium sitrat umumnya digunakan dalam makanan dan minuman. Sorbitan trioleat adalah senyawa yang terbuat dari asam oleat (asam lemak alami) dan sorbitol juga ditemukan secara alami dalam buah-buahan dan makanan lainnya.
  • Asam sitrat digunakan secara luas dalam makanan dan minuman.

3. Thiomersal

Kandungan vaksin yang sempat menjadi kontroversial di beberapa negara adalah thiomersal. Thiomersal adalah pengawet berbasis merkuri yang digunakan dalam jumlah kecil. Sementara itu, sebagian besar vaksin dosis tunggal tidak mengandung thiomersal karena hanya digunakan sekali sehingga risiko kontaminasi sangat kecil.

Namun, beberapa vaksin diproduksi dalam botol multi dosis. Terdapat dua alasan untuk kondisi ini: vaksin lebih murah dan mereka lebih mudah diproduksi dengan cepat dalam jumlah besar jika terjadi epidemi.

Meski mengandung merkuri, beberapa badan kesehatan dunia menyatakan tidak ada bukti risiko dari thiomersal dalam vaksin.

4. Gelatin

Gelatin berasal dari babi dan digunakan dalam beberapa vaksin hidup sebagai penstabil untuk melindungi virus hidup dari efek suhu. Gelatin dalam vaksin sangat murni dan terhidrolisis (dipecah oleh air), sehingga berbeda dari gelatin alami yang digunakan dalam makanan.

Meski begitu, Anda harus waspada karena pada beberapa kasus terdapat orang yang alergi terhadap vaksin yang mengandung gelatin. Seseorang yang alergi terhadap gelatin harus konsultasi terlebih dahulu sebelum menerima vaksin yang mengandung gelatin.

Adapun penggunaan vaksin imunisasi yang berbahan haram dan/atau najis hukum pemberiannya menjadi wajib bila:

  • Digunakan pada kondisi darurat atau sangat dibutuhkan.
  • Belum ditemukan bahan vaksin yang halal dan suci.
  • Adanya keterangan tenaga medis yang kompeten dan dipercaya bahwa tidak ada vaksin yang halal. Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebabkan kematian, penyakit berat, atau kecacatan permanen yang mengancam jiwa, berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya.

5. Sorbitol

Sorbitol diproduksi secara alami dalam tubuh manusia dan juga ditemukan dalam buah beri. Sorbitol biasanya digunakan sebagai pemanis dalam makanan dan minuman. Sorbitol dalam vaksin digunakan dalam jumlah kecil sebagai penstabil.

Sorbitol biasanya tidak berbahaya, akan tetapi jika seseorang memiliki alergi terhadap sorbitol, atau memiliki masalah dengan intoleransi fruktosa, sebaiknya tidak menerima vaksin yang mengandung sorbitol.

Produk lain yang digunakan dalam jumlah yang sangat kecil sebagai penstabil dalam vaksin meliputi:

  • Gula.
  • Laktosa.
  • Mannitol.
  • Gliserol.
  • Arginine hidroklorida.
  • Monosodium glutamat.
  • Urea.

6. Antibiotik

Antibiotik digunakan selama proses pembuatan beberapa vaksin untuk menghentikan pertumbuhan bakteri dan mencemari vaksin. Namun, antibiotik yang umumnya menyebabkan reaksi alergi (seperti penicillins, cephalosporins, dan sulphonamides) tidak digunakan dalam vaksin. Seseorang dengan alergi terhadap antibiotik harus meminta saran dari dokter sebelum menerima vaksin ini.

7. Protein Telur (Ovalbumin)

Alergi telur sangat umum terjadi pada anak di bawah 5 tahun, dan jauh lebih umum pada anak-anak daripada orang dewasa. Meski begitu, bagi Anda yang memiliki alergi telur, menggunakan vaksin yang mengandung telur adalah sesuatu yang aman karena karena kandungan ovalbuminnya sangat rendah.

Namun, jika Anda memiliki riwayat anafilaksis berat terhadap telur yang sebelumnya membutuhkan perawatan intensif, konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum dilakukan vaksin.

8. Formaldehyde dan Glutaraldehyde

Formaldehyde adalah senyawa organik yang ditemukan secara alami pada banyak makhluk hidup. Formaldehyde digunakan dalam produksi beberapa vaksin untuk menonaktifkan racun dari bakteri dan virus (misalnya, virus polio, antigen Hepatitis B, difteri dan tetanus).

Tubuh manusia memproduksi dan menggunakan formaldehyde sebagai bagian dari proses metabolisme. Sementara itu, glutaraldehyde adalah sejenis senyawa organik yang juga digunakan untuk menonaktifkan racun dari bakteri yang digunakan dalam vaksin.

Nah, itulah beberapa kandungan vaksin dan komposisi vaksin yang berguna bagi tubuh. Pastikan Anda mendapatkan vaksin yang disarankan oleh pemerintah agar terhindar dari penyakit berbahaya.

 

  1. Vaccine ingredients. http://vk.ovg.ox.ac.uk/vaccine-ingredientsl. (Diakses pada 4 Oktober 2019).
  2. COMPONENTS OF A VACCINE. https://vaccine-safety-training.org/vaccine-components.html. (Diakses pada 4 Oktober 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi