Terbit: 11 January 2020 | Diperbarui: 28 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Masyarakat Dusun Ngrejek Kulon dan Dusun Ngrejek Wetan, Gombang, Kecamatan Ponjong, Gunung Kidul, Yogyakarta digemparkan dengan dugaan wabah antraks di wilayah tersebut. Setidaknya, 540 warga diduga sudah terinfeksi penyakit ini.

Antraks Mewabah di Gunung Kidul, Yogyakarta

Antraks di Gunung Kidul, Yogyakarta

Menyikapi kasus ini, Dinas Kesehatan Gunung Kidul kemudian memberikan antibiotik pada warga yang ada di desa tersebut, khususnya bagi mereka yang dianggap berisiko tertular demi mencegah meluasnya wabah penyakit ini.

Kasus antraks di Gunung Kidul ini berawal dari ditemukannya bangkai sapi. Hanya saja, kematian dari hewan ternak ini sangat tidak wajar. Sebanyak 41 orang yang diketahui sudah melakukan kontak pada hewan ternak yang mati tersebut kemudian diambil sampel darahnya. Sampel ini kemudian akan dikirim ke BBVET Wates dan BBVET Bogor. Dinas Kesehatan dan pihak RSUD setempat pun menunggu hasil pemeriksaan sampel darah ini.

Mengenal Antraks

Antraks adalah penyakit yang dipicu oleh infeksi bakteri berjenis bacillus anthracis. Bakteri ini bisa memproduksi spora dan hidup di tanah. Saat masuk ke dalam tubuh manusia inilah spora bakteri ini akan menjadi aktif dan akhirnya menyerang berbagai bagian tubuh seperti kulit, paru, hingga saluran pencernaan.

Antraks bahkan sempat dijadikan senjata biologis pada 2001 silam. Hal ini berarti, penyakit ini memang berpotensi memberikan dampak kesehatan yang cukup fatal jika sampai menyerang manusia.

Pakar kesehatan menyebut penularan antraks pada manusia bisa terjadi jika kita mengonsumsi daging hewan yang sudah terkontaminasi penyakit ini atau menghirup spora dari bakteri penyebab antraks saat kita berada di dekat hewan yang sudah terkontaminasi. Hanya saja, penularan antar manusia hingga saat ini belum ditemukan meskipun ada dugaan bahwa jika sampai terjadi pertukaran cairan atau darah dengan orang yang sudah mengidap antraks, bisa jadi penularan akan terjadi.

Mereka yang memiliki risiko lebih besar tertular antraks adalah yang bekerja sebagai dokter hewan, bekerja di tempat yang dipenuhi hewan seperti peternak atau pemerah susu, mereka yang tinggal di wilayah dengan wabah antraks, dan sejenisnya.

Gejala Penyakit Antraks

Jika sampai tubuh manusia terkena antraks, maka akan mengalami gejala pada kulit yang mirip layaknya digigit serangga. Hanya saja, bagian kulit tersebut kemudian melepuh dan seperti berubah menjadi borok dengan pusat berwarna hitam. Bagian kulit ini tidak terasa nyeri namun berubah menjadi semakin parah.

Jika tak segera ditangani, maka antraks akan menyerang sistem pencernaan. Biasanya, kondisi ini terjadi sekitar satu pekan setelah terpapar. Hal ini akan menyebabkan gejala seperti mual-mual, hilangnya selera makan, demam parah, diare berdarah, sakit perut parah, hingga pembengkakan yang cukup parah pada bagian leher.

Tak hanya sistem pencernaan, seringkali antraks juga menyerang saluran pernapasan dan menyebabkan gejala seperti flu parah, nyeri tenggorokan, napas lebih pendek, batuk berdarah, gangguan menelan, hingga sulit bernapas. Jika sampai hal ini tak kunjung ditangani, bisa berujung menjadi kematian.

Mencegah Antraks

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk lebih cermat dalam memilih daging-dagingan. Pastikan daging berada dalam kondisi berkualitas sebelum membelinya. Selain itu, sebaiknya kita benar-benar memasak daging hingga matang demi memastikan bakteri atau spora antraks bisa mati.

Kita juga sebaiknya cermat jika memelihara hewan. Jika ada hewan yang mengalami gejala masalah kesehatan yang mencurigakan, sebaiknya segera melaporkan hal ini ke pihak berwenang. Jika perlu, kita juga bisa meminta vaksin ke dokter demi mencegah penyakit ini.

 

Sumber:

  1. Chang, Louie. 2018. What Is Anthrax?. www.webmd.com/cold-and-flu/what-is-anthrax#1 (Diakses pada 11 Januari 2020).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi