DokterSehat.Com – Pemeriksaan kesehatan yang telah ada memiliki ragam jenisnya. Salah satu pemeriksaan kesehatan yang sering dilakukan adalah pemeriksaan melalui darah. Tes darah memiliki beberapa macam dan tujuan. Analisa gas darah merupakan salah satu jenis dari tes darah yang tersedia di banyak rumah sakit.
Baca terus untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengertian analisa gas darah, tujuan penggunaan analisa gas darah, efek samping analisa gas darah, parameter, dan cara menafsirkan hasil analisa gas darah.
Apa itu analisa gas darah?
Analisa gas darah atau dikenal juga dengan arterial blood gas analysis. Analisa adalah sebuah tes yang dilakukan dengan tujuan untuk mengukur kadar oksigen, kadar karbondioksida, dan kadar pH dalam darah.
Tes ini menggunakan sampel darah yang diambil dari pembuluh arteri. Oksigen dan karbondioksida di dalam darah inilah yang disebut gas darah. Selain itu, pH juga turut dimasukkan dalam pengukuran pada analisa gas darah karena bisa mengukur tingkat asam dan basa di dalam darah.
Tujuan analisa gas darah
Pelaksanaan analisa gas darah sering digunakan untuk memeriksa fungsi beberapa organ dalam. Beberapa organ dalam yang bisa diperiksa kondisi fungsinya melalui analisa gas darah di antaranya seperti paru-paru, jantung, dan ginjal.
Berikut ini adalah beberapa tujuan analisa gas darah:
1. Pada paru-paru
Pemeriksaan analisa gas darah bisa mengetahui seberapa baik fungsi paru-paru untuk memasukkan oksigen ke dalam darah dan mengeluarkan karbondioksida dari dalam darah. Selain itu, melalui analisa gas darah, dokter bisa mengetahui masalah pernapasan yang berat seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik, dan cystic fibrosis.
Analisa gas darah juga memiliki fungsi untuk mengetahui apakah perawatan yang telah diterapkan sebelumnya pada paru-paru telah berhasil atau tidak. Tujuan penggunaan analisa gas darah juga bisa untuk mendeteksi apakah paru-paru Anda membutuhkan tambahan oksigen atau bantuan lainnya.
2. Jantung dan ginjal
Analisa gas darah juga dilaksanakan untuk memeriksa bagaimana kondisi fungsi jantung dan ginjal. Masalah berupa gagal jantung atau gagal ginjal bisa dideteksi dengan mengetahui keadaan keseimbangan asam basa pada hasil analisa gas darah.
3. Tujuan lain
Analisa gas darah juga digunakan untuk memeriksa masalah infeksi berat, overdosis obat, syok atau trauma, adanya pendarahan, kondisi diabetes yang tidak terkontrol, penyakit metabolik, keracunan kimia. Beberapa kondisi tersebut bisa dideteksi melalui hasil analisa gas darah terutama dengan melihat kadar pH dalam darah.
Efek samping analisa gas darah
Meskipun pemeriksaan analisa gas darah memiliki beberapa tujuan penggunaan, tidak bisa dipungkiri apabila terdapat sejumlah efek samping yang bisa ditimbulkan. Ada beberapa kemungkinan efek samping yang muncul setelah melakukan analisa gas darah.
Berikut ini adalah beberapa kemungkinan efek samping analisa gas darah:
- mual
- nyeri
- pusing
- merasa lemas
- infeksi di tempat tusukan
- pendarahan di tempat tusukan
- darah terkumpul di lapisan bawah kulit
Prosedur analisa gas darah
Sebelum tim medis melakukan tindakan analisa gas darah, sebaiknya Anda memberi tahu tentang semua jenis obat-obatan yang sedang Anda konsumsi baik obat yang dijual bebas maupun obat yang diresepkan dokter. Hal ini penting karena ada jenis obat tertentu yang bisa memengaruhi kondisi darah yang bisa membiaskan hasil analisa gas darah.
Prosedur analisa gas darah biasanya dilakukan di rumah sakit tetapi ada juga dokter yang bisa melakukannya di klinik dengan fasilitas yang mendukung. Tahap pertama dari pemeriksaan analisa gas darah adalah dengan melakukan tes Allen.
Tes Allen ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik aliran darah menuju tangan. Pada tes Allein ini, dokter akan menekan arteri di pergelangan tangan sehingga menyebabkan perubahan warna pada pergelangan tangan selama kurang dari 15 detik.
Apabila pergelangan tangan sudah berubah warna maka selanjutnya dokter akan melepaskan tekanan untuk melihat apakah warna pada pergelangan tangan bisa kembali seperti semula dalam waktu 5-15 detik.
Jika pergelangan tangan bisa kembali pada warna semula maka hal itu dianggap baik dan analisas gas darah bisa mulai dilakukan. Namun, jika dalam waktu tersebut, pergelangan tangan yang mengalami penekanan tidak kembali seperti warna semula maka analisa gas darah tidak bisa dilakukan.
Pada saat analisa gas darah sudah memiliki syarat untuk dilaksanakan, dokter akan mengambil sampel darah dari pembuluh darah arteri yang terletak di pergelangan tangan Anda. Selain pergelangan tangan, sampel darah juga bisa didapat dari arteri yang ada di pergelangan lengan atau selangkangan.
Biasanya, dokter menggunakan jarum kecil untuk mengambil darah dan dianalisa. Akan tetapi sebelum diambil darah, titik yang akan ditusuk akan disterilkan terlebih dahulu dengan antiseptik. Jarum kecil selanjutnya akan dimasukan ke dalam arteri dan darah pun diambil.
Mungkin Anda akan merasakan sedikit rasa nyeri saat jarum mulai ditusukkan dan akan segera ditarik keluar. Sedikit rasa pusing dan rasa mual bisa saja terjadi sebagai efek samping pengambilan sampel darah. Perawat akan segera membalut titik pengambilan darah dengan kapas dan perban.
Setelah itu, sampel darah akan dianalisis di laboratorium.Proses analisa gas darah memakan waktu sekitar 10 menit untuk mendapatkan hasilnya. Apabila hasil analisa gas darah sudah keluar maka dokter akan menafsirkan hasilnya dan menjelaskan kepada Anda untuk memberikan rekomendasi atau anjuran selanjutnya.
Parameter pengukuran analisa gas darah
Setelah analisa gas darah dilakukan maka akan didapatkan hasilnya dengan menyertakan beberapa hal yang menjadi parameter pengukuran. Ada beberapa hal yang merupakan parameter pengukuran pada analisa gas darah dengan hasil yang normalnya.
Berikut ini adalah beberapa parameter pengukuran analisa gas darah yang disertai dengan nilai yang normal:
- pH : 7.35-7.45
- Tekanan parsial oksigen (PaO2) : 75 hingga 100 mmHg
- Tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2) : 35-45 mmHg
- Bikarbonat (HCO3) : 22-26 mEq / L
- Saturasi oksigen (O2 Sat) : 94-100%
Cara menafsirkan hasil
Hasil analisa gas darah bisa membantu dokter untuk mendiagnosis masalah atau menentukan seberapa baik perawatan pada organ tertentu. Oleh karena itu, dokter perlu melakukan penafsiran pada hasil analisa gas darah untuk tujuan tersebut.
1. pH
Hasil pH yang normal memiliki kisaran antara 7.35-7.45. Apabila hasil nilai pH kurang dari batas bawah maka darah asam dan mengandung kadar karbondioksida yang lebih tinggi yang artinya pasien menderita asidosis.
Namun, apabila hasil nilai pH lebih dari batas atas maka darah basa dan mengandung kadar bikarbonal yang lebih tinggi yang berarti pasien tersebut menderita alkalotik. Kadar pH yang tidak normal juga menunjukkan bahwa paru-paru tidak berfungsi dengan baik atau ada masalah pada ginjal.
2. Tekanan parsial oksigen (PaO2)
Nilai tekanan parsial oksigen menunjukkan ukuran tekanan oksigen yang terlarut dalam darah. Hasil nilai PaO2 yang normal menunjukkan bahwa oksigen dapat mengalir dari paru-paru ke dalam darah dengan baik.
Jika hasil PaO2 lebih rendah dari 75 mmHg mengartikan bahwa seseorang tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa pasien tersebut mengalami empisema, fibrosis paru, gangguan fungsi hati, atau penyakit paru obstruktif kronik.
3. Tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2)
Tekanan parsial karbon dioksida bisa menunjukkan ukuran tekanan karbon dioksida yang terlarut dalam darah. Jika tekanan parsial karbon dioksida normal maka artinya karbon dioksida dapat mengalir keluar dari tubuh dengan baik yang menandakan fungsi paru-paru berjalan dengan baik dan sebaliknya.
4. Bikarbonat (HCO3)
Apa itu bikarbonat? Bikarbonat adalah suatu zat kimia yang bisa membantu mencegah kadar pH darah menjadi terlalu asam atau terlalu basa. Jika hasil nilai HCO3 rendah dan pH tinggi maka pasien sedang dalam kondisi asidosis metabolik.
5. Saturasi oksigen (O2 Sat)
Hasil dari nilai saturasi oksigen dapat menunjukkan ukuran jumlah oksigen yang dibawa oleh hemoglobin dalam sel darah merah. Jadi apabila nilai saturasi oksigen itu rendah artinya kadar oksigen di dalam sel darah merah sedikit dan ada kemungkinan mengalami hipoksemia.