Terbit: 29 July 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Setiap orang memiliki kondisi tubuh yang berbeda-beda. Ada yang tahan dengan semua jenis makanan tanpa terkecuali. Namun, ada juga yang tidak bisa mengonsumsi makanan tertentu seperti udang, kacang, atau jeruk. Seseorang yang mengalami alergi khususnya jeruk (citrus) akan mengalami gangguan di pencernaan dan masalah lainnya.

Tanda Penyebab Utama Seseorang Alergi dengan Jeruk

Tanda alergi jeruk

Alergi jeruk ini memang tidak umum berbeda dengan alergi dengan seafood seperti udang. Seseorang yang mengalami gangguan ini biasanya akan memunculkan beberapa tanda di bawah ini.

  • Gangguan yang terjadi di mulut bisa muncul dalam bentuk pembengkakan di bibir, gusi, dan lidah. Selanjutnya akan muncul perasaan gatal dan agak perih. Setelah mengonsumsi jeruk Anda akan sulit makan nasi atau sesuatu yang agak kasar. Terakhir, area bibir dan mulut akan menjadi lebih merah.
  • Gangguan di kulit tangan juga bisa terjadi kalau menyentuh buah jeruk yang sudah dikupas atau ada cairan yang keluar. Kulit akan mengalami sensasi seperti terbakar, muncul semacam bisul, kulit menjadi lebih kering, kulit jadi sensitif, muncul bentol, pembengkakan, dan perubahan warna jadi merah.
  • Gangguan di saluran cerna bisa terjadi kalau jeruk masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang banyak. Tanda alergi yang kemungkinan besar muncul terdiri dari sering batuk, mengalami diare, mual, muntah. hidung berair dan seperti banyak ingusnya, sering bersin, perut nyeri, dan mengi.

Penyebab alergi jeruk

Seseorang bisa mengalami alergi dengan jeruk karena menganggap jeruk sebagai salah satu dari bahan yang berbahaya. Daya tahan tubuh tidak bisa mengenali jeruk dengan baik dan dianggap sebagai bagian dari radikal bebas. Akhirnya tubuh bereaksi dengan alergen dan memunculkan tanda alergi yang bervariasi.

Seseorang yang mengalami alergi dengan pollen biasanya juga mengalami alergi dengan jeruk. Reaksi dan sensitivitas tubuh yang dikeluarkan oleh tubuh adalah sama. Oh ya, alergi dengan jeruk ini tidak dipukul rata ke semua spesies jenis citrus. Seseorang biasanya akan mengalami alergi cukup parah dengan lemon dan jeruk.

Makanan yang harus dihindari

Kalau seseorang mengalami alergi dengan jeruk, mereka tidak boleh sembarangan mengonsumsi buah dalam kategori jeruk atau beberapa buah lainnya. Berikut beberapa jenis makanan yang tidak bisa dikonsumsi karena dianggap alergen oleh tubuh.

  • Jeruk kumquats
  • Jeruk lemon
  • Jeruk nipis
  • Jeruk mandarin
  • Jeruk jenis grapefruit
  • Jeruk kupas dan peras

Selain beberapa jenis jeruk di atas, ternyata seseorang juga mendapatkan alergi kalau mengonsumsi beberapa jenis makanan seperti:

  • Makanan dan minuman dengan bahan jeruk di dalamnya
  • Es krim
  • Yoghurt dengan perisa jeruk
  • Teh herbal
  • Acar dan chutney
  • Minuman beralkohol
  • Beberapa olahan ikan dan daging
  • Berbagai jenis permen dan manisan jeruk
  • Suplemen vitamin C

Makanan alternatif

Karena dampak kekurangan vitamin C akan besar, seseorang disarankan untuk mengonsumsi sumber lain yang lebih aman. Anda bisa mengonsumsi makanan yang terdiri dari paprika merah, brokoli, bunga kol, buah kiwi, mangga pepaya, dan stroberi. Dengan buah dan sayur ini Anda tidak perlu suplemen vitamin C yang juga memicu alergi.

Selanjutnya untuk masakan Anda bisa menggunakan cuka apel, lemon verbena, dan sumac untuk mendapatkan cita rasa asam yang aman. Selain makanan yang disebutkan pada larangan, Anda bisa mengonsumsinya sesuai kebutuhan dan kenali tubuh kalau ada tanda alergi muncul.

Pemeriksaan dokter dan diagnosis

Alergi ringan mungkin tidak akan menyebabkan gangguan yang besar pada tubuh. Namun, kalau alergi sampai menyebabkan gangguan yang besar, pemeriksaan harus dilakukan dengan baik. Apalagi kalau tanda dari alergi sudah mengganggu dan bertahan selama beberapa hari.

Dokter yang melakukan pemeriksaan biasanya akan bertanya terkait dengan diet dan kebiasaan makan yang dimiliki seseorang. Kebiasaan makan ini bisa saja menentukan penanganan alergi yang terjadi dan rekomendasi perubahan pola makan. Selanjutnya dokter akan melakukan dua tes yang terdiri dari:

  • Tes dengan substansi yang dicurigai sebagai alergen. Misal Anda curiga kalau makan buah jeruk atau hanya dengan menyentuhnya saja. Dokter akan mencoba tes itu ke tubuh dan melihat perubahannya. Kalau alergi terjadi, besar kemungkinan Anda mengalami alergi jeruk.
  • Tes darah dilakukan untuk memastikan dengan jelas ada atau tidaknya alergi. Kalau dalam pemeriksaan ada penambahan antibodi imunoglobulin E, sudah dipastikan Anda terkena alergi. Oh ya, tes darah cenderung lebih mahal dengan tes kulit dengan menggunakan substansi yang dianggap alergen.

Setelah diagnosis selesai dilakukan, barulah dokter mulai melakukan pemeriksaan lanjutan. misal ada alergi lain yang belum diceritakan. Selanjutnya, obat akan diberikan sesuai dengan kebutuhan.

Penanganan alergi jeruk

Seseorang yang mengalami alergi jeruk akan mengeluarkan tanda yang berbeda-beda. Kondisi tubuh juga memengaruhi apakah alerginya parah atau tidak. Kalau alergi terjadi, penanganan yang dilakukan terdiri dari:

  • Menggunakan obat jenis OTC yang banyak didapatkan di luaran sana. Beberapa jenis obat ada yang dioleskan ke area yang terdampak, obat oral, dan juga inhaler untuk membuka jalan napas.
  • Imunoterapi atau terapi imun. Caranya dengan cara menginjeksikan cairan tertentu ke tubuh untuk membiasakan. Cara ini mirip sekali dengan vaksin untuk membuat tubuh jadi lebih kebal dan tidak mudah merespons jeruk sebagai alergen.
  • Kalau kondisi tubuh agak parah seseorang harus memiliki EpiPen. Injeksi harus diberikan kalau kondisinya parah. Kalau kondisi parah tidak mendapatkan penanganan, risiko mengalami anaphylaxis akan besar.

Inilah beberapa ulasan tentang alergi jeruk yang cukup langka meski tetap mengganggu banyak orang. Kalau sampai mengalami kondisi ini pemenuhan vitamin C bisa saja terganggu dari buah-buahan. Nah, selama mengkonsumsi berbagai jenis jeruk yang memiliki rasa asam. pernahkah Anda mengalami alergi atau gangguan di tubuh?

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi