Terbit: 4 February 2020 | Diperbarui: 9 March 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Ada banyak sekali informasi yang terkait dengan virus corona. Informasi ini bisa menyebar di berbagai media, khususnya di aplikasi percakapan WhatsApp. Salah satu informasi tersebut adalah virus corona bisa dihancurkan dengan air wudhu. Apakah informasi ini memang benar?

Air Wudhu Bisa Hancurkan Virus Corona, Benarkah?

Mungkinkah Air Wudhu Bisa Menghancurkan Virus Corona?

Awal dari informasi tentang air wudhu bisa menghancurkan virus corona ini berasal dari situs alumni212, tepatnya pada 29 Januari 2020. Informasi tersebut berjudul ‘Dokter ini sebut wudhu bisa menghancurkan virus corona’. Setelahnya informasi yang serupa menyebar di berbagai media sosial dan WhatsApp.

Dokter yang diklaim memberikan informasi ini adalah dr. Luthfi Parewangi, SpPD dari Makassar Sulawesi Selatan. Sang dokter disebut-sebut meminta masyarakat Tanah Air untuk tidak khawatir dengan virus corona karena virus ini akan hancur sendirinya saat terpapar air. Jika kita rutin berwudhu untuk beribadah lima waktu, tentu akan sering terpapar air dan tidak akan mudah tertular virus ini.

Selain rutin berwudhu, sang dokter juga disebut-sebut menyarankan kita untuk memperbanyak asupan protein demi memperkuat sistem kekebalan tubuh. Protein bisa didapatkan dari daging, ikan, serta telur.

Pakar kesehatan menyebut informasi ini tidak benar. Hal ini disebabkan oleh hingga saat ini, belum ada satu pun penelitian yang membuktikan bahwa virus corona bisa dihancurkan dengan air biasa. Virus ini baru bisa dibunuh dengan disinfektan dengan kandungan alkohol 70 persen, klorin, hydrogen peroksida, serta kloroform. Selain itu, virus ini juga bisa mati jika dipanaskan dengan suhu minimal 56 derajat Celcius selama setengah jam.

Berbagai Hoaks Lain Terkait dengan Virus Corona

Selain informasi tidak benar yang menyebut virus corona bisa dibunuh dengan air wudhu. Ada informasi lain tentang virus corona yang ternyata tidak benar.

Berikut adalah informasi-informasi hoaks tersebut.

  1. Virus Corona Bisa Menular Lewat Video Game

Sempat ada informasi yang menyebut virus corona bisa menular lewat video game, tepatnya yang berjudul Free Fire. Hanya saja, sebagaimana informasi-informasi sebelumnya, kabar ini hoaks belaka. Perwakilan Kemenkes, Achmad Yurianto bahkan sampai memberikan konfirmasi terkait dengan isu ini.

Ia menyebut penularan virus corona lewat barang atau bahkan video game sangat kecil terjadi. Hal ini disebabkan oleh adanya virus ini yang membutuhkan inang, dalam hal ini bisa berupa hewan atau manusia untuk bertahan hidup. Jika ditempatkan di barang-barang seperti ponsel atau benda lainnya, akan segera mati.

  1. Virus Corona Bisa Menular Lewat Tatapan Mata

Ada informasi yang menyebar di WhatsApp yang isinya menyebut virus corona bisa menyebar hanya dengan tatapan mata ke orang yang sudah memiliki virus ini. Hanya saja, informasi ini juga tidak benar.

Virus ini tidak bisa ‘melompat’ begitu saja dari mata orang yang sudah mengidapnya ke mata orang lain. Hanya saja, jika kita memegang bekas cipratan air liur, batuk, atau bersin dari orang yang sudah terpapar virus corona dan kemudian tanpa sengaja menyentuh mata, bisa jadi kita akan ikut tertular virus ini.

  1. Tiongkok Mengkremasi Korban Virus Corona Diam-Diam

Ada informasi yang menyebut jumlah korban tewas akibat virus corona jauh lebih besar dari yang diumumkan. Pemerintah Tiongkok ingin menyembunyikan fakta ini dan mengkremasi atau membakar mayat dari korban ini diam-diam. Informasi ini disertai dengan gambar yang seakan-akan menunjukkan adanya mayat yang sedang dibawa petugas.

Dalam realitanya, gambar yang dimaksud adalah proses penurunan jas pelindung yang dikirimkan bagi para pekerja medis yang menangani pasien virus corona di Tiongkok.

 

Sumber

  1. Anonim. 2020 [DISINFORMASI] Wudhu Bisa Hancurkan Virus Corona. https://kominfo.go.id/content/detail/24134/disinformasi-wudhu-bisa-hancurkan-virus-corona/0/laporan_isu_hoaks. (Diakses pada 4 Februari 2020).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi