Terbit: 20 February 2019 | Diperbarui: 27 January 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Terkadang pria dan wanita bisa menemukan benjolan di selangkangan yang jumlahnya bisa lebih dari satu dan bisa berpindah tempat. Benjolan ini kadang berwarna merah keunguan dan terasa nyeri saat disentuh atau ditekan dengan lembut. Selanjutnya, benjolan yang muncul ini bisa berukuran besar atau kecil.

10 Penyebab Benjolan di Selangkangan Pria dan Wanita

Nah, kira-kira apa benjolan tersebut? Lalu apa penyebab benjolan di selangkangan ini? Apakah berbahaya bagi kesehatan?

Penyebab Benjolan di Selangkangan yang Perlu Diwaspadai

Benjolan di selangkangan dapat bervariasi dalam bentuk dan ukuran, dan mungkin tidak menyakitkan. Kemungkinan Anda memiliki benjolan tunggal atau kumpulan benjolan di pangkal paha. Beberapa benjolan mungkin bergerak bila ditekan lembut. Benjolan pangkal paha mungkin tetap berwarna kulit atau berubah menjadi merah atau ungu. Beberapa benjolan di selangkangan dapat mengalami ulserasi atau pecah terbuka, dan membentuk luka.

Bentuk dan penampilan benjolan di selangkangan tergantung pada penyebabnya. Temui dokter sesegera mungkin jika Anda memiliki benjolan. Berikut penyebab benjolan di selangkangan yang perlu diperhatikan:

1. Kista

Contoh benjolan di selangkangan yang pertama adalah kista. Kista adalah suatu penyakit berupa kantong, yang didalamnya terdapat hasil sekresi dari kelenjar keringat atau minyak disekitarnya, atau dapat juga berupa jaringan yang tumbuh dari beberapa bagian kulit lainnya. Kista pada selangkangan bisa disembuhkan, namun dapat pula menjadi sangat membahayakan apabila tidak mendapatkan penanganan yang benar.

2. Pembengkakan kelenjar getah bening

Benjolan di selangkangan yang lain adalah pembengkakan kelenjar getah bening atau dalam istilah medis sering dikenal dengan sebutan lymphadenopaty. Pembengkakan kelenjar getah bening ini bisa dicetuskan karena adanya cedera, infeksi virus dan bakteri atau disebabkan oleh aktivitas dari sel kanker sekitarnya. Beberapa penyakit autoimun seperti lupus dan HIV juga bisa menimbulkan pembengkakan kelenjar getah bening ini.

3. Abses

Abses adalah Benjolan yang berisi kantong nanah yang muncul karena infeksi bakteri Streptococcus pyogenes. Benjolan di selangkangan ini berupa cairan kental kekuningan, berbau tidak sedap dan berisikan sel darah putih, bakteri, dan jaringan kulit yang sudah mati. Abses pada selangkangan bisa muncul juga pada luka yang kotor dan dalam.

4. Hernia

Benjolan di selangkangan yang sering kita dengar lainnya adalah hernia. Hernia merupakan benjolan besar dan lunak di perut bawah. Keadaan ini terjadi ketika usus atau jaringan perut terdorong masuk melalui lubang hernia. Lubang ini normalnya ada dan dibatasi beberapa jaringan dan otot perut, namun dalam keadaan tertentu dapat melemah sehingga dapat menimbulkan benjolan yang disebut hernia. Apabila usus dan jaringan yang masuk ke kantong hernia ini terjepit dan memutar, dapat menimbulkan rasa nyeri, dan diperlukan penanganan yang mendesak berupa operasi untuk mengembalikan organ ke posisi semula.

5. Penyakit menular seksual

Beberapa penyakit menular seksual (PMS) dapat menyebabkan benjolan di selangkangan karena infeksi kelenjar getah bening, berikut contoh penyebab benjolan di selangkangan yang sering dialami:

  • Herpes
  • Klamidia
  • Gonorea
  • Sipilis

Penyakit-penyakit ini menimbulkan infeksi dan pembengkakan di kelenjar getah bening secara regional, dan seringkali dapat sembuh sendiri apabila infeksi PMS-nya telah ditangani.

6. Lipoma

Lipoma diklasifikasikan sebagai benjolan jinak atau tumor jinak dari jaringan lemak. Lipoma itu sendiri merupakan suatu pertumbuhan jaringan lemak abnormal yang perlahan berkembang di lapisan bawah kulit. Orang-orang dari segala usia dapat terkena lipoma, tetapi anak-anak jarang mengalaminya. Lipoma dapat terbentuk di selangkangan atau bagian tubuh mana pun, tetapi biasanya muncul di leher, bahu, punggung, perut, lengan, dan paha.

7. Kanker

Contoh benjolan di selangkangan berikutnya adalah kanker vulva dan vagina, namun penyakit ini hampir jarang terjadi. Gejala kondisi ini antara lain:

  • Benjolan pada selangkangan yang disertai luka terbuka atau terangkat
  • Warna kulit di sekitar benjolan yang lebih terang atau lebih gelap dari kulit sekitarnya
  • Kadang disertai penebalan kulit
  • Gatal, terasa terbakar, atau sakit
  • Luka yang tidak kunjung sembuh dalam beberapa minggu
  • Perdarahan atau aliran darah yang tidak biasa

Kanker vulva lebih sering terjadi pada wanita yang lebih tua dan pada wanita yang merokok, serta berisiko lebih besar jika terinfeksi virus HPV. Kanker vulva dan vagina didiagnosis dengan mengambil jaringan dari lesi yang mencurigakan dan memeriksanya menggunakan mikroskop.

8. Genital warts

Genital warts disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Contoh benjolan di selangkangan ini menyebar melalui hubungan seks vaginal dan anal. Bisa juga benjolan menyebar melalui seks oral.

Banyak orang memiliki kutil kelamin namun tidak mengetahuinya. Ada beberapa gejalanya antara lain:

  • Benjolan di selangkangan tampak seperti kumpulan benjolan kecil sewarna dengan warna kulit
  • Permukaan kulit menjadi kasar karena kutil-kutil yang berdekatan, kadang-kadang membesar menyerupai kembang kol
  • Adanya rasa gatal atau terbakar

Genital warts dapat tumbuh pada vulva, vagina, penis atau anus. Dokter biasanya akan memberikan terapi topikal seperti krim salep atau dilakukan tindakan laser atau operasi, yang disesuaikan dengan keadaaan pasien. Anda tidak dianjurkan menggunakan obat kutil yang dijual bebas tanpa pemeriksaan terlebih dahulu oleh dokter.

9. Rambut tumbuh ke dalam

Mencukur, wax, atau mencabut rambut kemaluan dapat meningkatkan risiko rambut kemaluan tumbuh ke dalam. Itu bisa menyebabkan benjolan kecil, bundar, terkadang menyakitkan atau gatal. Ciri dan contoh benjolan di selangkangan yang bisa Anda kenali mungkin muncul dengan nanah, dan kulit di sekitar benjolan juga bisa menjadi lebih gelap.

Jangan mencoba mencabut rambut yang tumbuh ke dalam sendiri. Itu bisa mengakibatkan infeksi. Dalam kebanyakan kasus, rambut yang tumbuh ke dalam akan sembuh tanpa perawatan. Temui dokter jika meradang. Itu bisa menjadi tanda infeksi.

 10. Fordyce spots

Contoh benjolan di selangkangan selanjutnya Fordyce spots atau kelenjar sebaceous adalah benjolan kecil putih atau kuning-putih pada vagina dan penis. Bintik-bintik ini juga ditemukan di bibir dan pipi. Fordyce spots biasanya pertama kali muncul selama masa pubertas dan cenderung mendapatkan lebih banyak benjolan di selangkangan atau fordyce spots seiring bertambahnya usia. Bintik fordyce spot tidak menyakitkan dan tidak berbahaya.

Cara Mengobati Benjolan di Selangkangan

Bila muncul benjolan di selangkangan, Anda harus mencari pertolongan medis sesegera mungkin, dan kembali ke dokter jika benjolan tersebut tidak kunjung hilang setelah tiga minggu perawatan atau jika kondisi memburuk.

Perawatan medis untuk benjolan di selangkangan

Karena ada banyak kemungkinan penyebab benjolan di selangkangan, dokter perlu menanyakan serangkaian pertanyaan kepada pasien. Ini akan mencakup pertanyaan tentang kesehatan Anda saat ini dan jika pernah mengalami gejala lain. Pasien mungkin harus melakukan tes darah untuk memeriksa tanda-tanda infeksi. Dokter akan merasakan kelenjar getah bening untuk peradangan.

Dokter akan bertanya kepada Anda tentang benjolan di selangkangan, seperti:

  • Kapan benjolan itu pertama kali muncul?
  • Seberapa besar benjolan di selangkangan itu?
  • Apakah benjolan itu tumbuh?
  • Apakah benjolan berkembang tiba-tiba atau selama beberapa hari?
  • Apakah benjolan berubah ukuran atau bentuk ketika batuk?

Dokter mungkin juga bertanya kepada Anda apakah mengalami penyakit menular seksual. Sebagian besar PMS didiagnosis menggunakan tes darah, tes urine, atau meraba benjolan.

Perawatan yang Anda terima tergantung pada penyebab benjolan pangkal paha, di antaranya:

  • Dokter dapat menyarankan operasi untuk mengangkat kista jika itu besar atau menyakitkan.
  • Hernia mungkin memerlukan pembedahan untuk memindahkan jaringan kembali ke tempatnya dan menutup lubang di jaringan batas.
  • Kelenjar yang bengkak biasanya akan turun pada waktunya, tetapi dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi yang mendasarinya.

Bagaimana Jika Benjolan di Selangkangan Dibiarkan Tidak Diobati?

Sementara kista dan kelenjar bengkak tidak akan menyebabkan komplikasi jangka panjang, hernia bisa berakibat fatal jika tidak segera mendapatkan perawatan.

Hernia yang dibiarkan terjadi ketika bagian usus terperangkap di dinding perut, menyebabkan penyumbatan usus. Ini dapat menyebabkan muntah, sakit parah, dan mual. Hernia terjepit adalah darurat medis. Itu terjadi ketika bagian dari usus terperangkap, memotong aliran darah. Kondisi ini dapat dengan cepat menyebabkan kematian jaringan usus dan membutuhkan operasi darurat.

Penyakit menular seksual atau PMS yang menyebabkan benjolan di selangkangan, seperti gonore dan klamidia, dapat menyebabkan infertilitas jika tidak segera ditangani. Infeksi seperti sifilis dapat menyebabkan kebutaan, kelumpuhan, dan demensia. Semua PMS memerlukan pengobatan untuk diobati dan dapat dengan mudah menyebar ke orang lain melalui hubungan seks vaginal atau oral tanpa kondom.

Cara Mencegah Benjolan di Selangkangan

Sebagian besar benjolan di selangkangan terjadi secara alami dan tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu mencegah PMS dengan selalu menggunakan kondom saat berhubungan intim.

Jika berisiko terserang hernia, Anda mungkin dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hernia dengan menghindari mengangkat benda berat, tidak mengejan saat buang air besar (BAB), dan mempertahankan berat badan yang sehat. Anda mungkin lebih berisiko mengalami hernia jika:

  • Memiliki riwayat keluarga hernia
  • Kelebihan berat badan
  • Sedang hamil
  • Menderita batuk kronis

Itulah penyebab munculnya benjolan di selangkangan hingga cara mengatasi dan mencegahnya. Beberapa penyebab perlu Anda waspadai, Teman Sehat!

 

Informasi kesehatan ini telah ditinjau oleh dr. Antonius Hapindra Kasim.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi