Terbit: 15 October 2020 | Diperbarui: 19 January 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Sebagian wanita mungkin mengalami vagina berbau amonia yang mengganggu dan mungkin mengurangi rasa percaya diri. Ketahui apa penyebab vagina berbau amonia dan cara mengatasinya.

9 Penyebab Vagina Berbau Amonia yang Harus Diketahui

Penyebab Vagina Berbau Amonia

Terkadang vagina memiliki bau sedikit asam atau berbau amonia yang menakutkan, namun sebenarnya tidak berbahaya. Liver bertugas untuk memecah protein dan mengeluarkan racun dalam proses tersebut. Amonia yang dipecah menjadi urea dapat menyebabkan bau samar amonia namun tidak beracun, kemudian dikeluarkan dalam urine.

Vagina dengan bau seperti amonia mungkin terjadi akibat penumpukan paparan bakteri, namun ada beberapa faktor lain. Ketahui apa penyebab vagina berbau amonia, sebagai berikut:

1. Bakteri Vaginosis

Vagina memiliki kandungan bakteri baik dan jahat secara alami, namun ketidakseimbangan pH dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri jahat lebih banyak. Akibatnya, bakteri jahat menyebabkan vaginosis bakterial.

Vaginosis bakterial adalah infeksi vagina yang paling sering terjadi dengan gejala umum seperti bau amis, tidak sedap, dan berbau kimiawi seperti amonia. Gejala bakteri vaginosis lainnya, termasuk:

  • Gatal.
  • Nyeri vagina.
  • Sensasi terbakar.
  • Muncul keputihan atau cairan abu-abu.

Dalam gejala yang lebih ringan, vaginosis bakterial dapat sembuh dengan sendirinya dengan perawatan sederhana dan menjaga kebersihan vagina. Wanita tersebut mungkin juga membutuhkan pengobatan dengan antibiotik.

2. Dehidrasi

Salah satu efek dehidrasi pada wanita adalah vagina berbau kimiawi seperti amonia. Orang yang mengalami dehidrasi memiliki urine dan produk limbah tekstur lebih pekat dan warna lebih gelap. Produksi urine juga dapat mengering dan meninggalkan aroma amonia.

Maka dari itu, coba penuhi kebutuhan air Anda setiap hari yang cukup (4 liter sehari). Ada banyak manfaat minum air putih untuk menjaga keseimbangan tubuh dan seluruh organ, termasuk menetralkan aroma organ vital.

 

3. Keringat

Urine terdiri dari 99% air dan 1% zat lain termasuk racun dan mungkin mengandung amonia. Keringat dilepaskan oleh kelenjar ekrin (dilepaskan di area kulit umum) dan apokrin (dilepaskan di area kulit dengan folikel rambut seperti selangkangan dan kemaluan).

Kelenjar apokrin melepaskan keringat di selangkangan lalu mungkin menyebabkan bau keringat seperti amonia karena selangkangan mengandung banyak bakteri. Sentuhan keringat dan bakteri dapat menyebabkan pusat bau dengan bermacam-macam bau, amis atau tidak sedap.

4. Menopause

Salah satu efek dari menopause adalah vagina kering, sensasi terbakar, gatal, penurunan lubrikasi vagina, dan vagina berbau tidak sedap. Wanita menopause mengalami peradangan dan penipisan dinding vagina. Akibatnya, wanita rentan mengalami inkontinensia urin yang menyebabkan vagina berbau kimiawi seperti amonia.

5. Kehamilan

Banyak wanita hamil mengeluhkan masalah aroma vagina tidak sedap dan berbau kimiawi, pada trimester awal kehamilan. Belum ada kepastian apa penyebabnya, namun faktor pola makan, perubahan urine, pola hidup, dan indra penciuman dapat mendasari munculnya gejala. Apa yang wanita hamil makan akan memengaruhi warna dan bau urine dan vagina.

6. Sensitivitas Hidung Meningkat

Wanita hamil cenderung memiliki indra penciuman yang lebih tajam dan sensitif atau disebut juga dengan hiperosmia. Secara alami, konsentrasi kecil amonia memang ada di dalam urine namun tidak mengeluarkan bau yang kuat.

Wanita hamil mungkin merasakan bau tersebut karena mengalami peningkatan indera penciuman. Hidung yang lebih sensitif membuat wanita hamil lebih peka dengan bau-bauan dan seringkali menyebabkan mual dan muntah.

7. Perubahan Pola Makan

Penyebab vagina berbau amonia pada wanita hamil adalah perubahan pola makan. Wajar bagi wanita hamil untuk merasakan ngidam atau menginginkan makanan tertentu yang akan memengaruhi urine atau limbah pembuangan tubuh.

Kandungan makanan tertentu dapat menyebabkan urine berbau amis, kimiawi, dan lebih menyengat. Contohnya bila wanita hamil sering mengonsumsi bawang, asparagus, atau kubis brussel.

8. Efek dari Vitamin dan Suplemen

Penggunaan vitamin dan suplemen tertentu dapat menyebabkan perubahan warna, tekstur, bau urine, dan mungkin juga membuat vagina berbau seperti amonia. Sebagai contoh, peningkatan konsumsi suplemen dan vitamin B, zat besi, kalsium, asam folat pada wanita hamil dapat menyebabkan perubahan aroma tidak sedap pada vagina.

9. Infeksi Saluran Kemih

Efek samping dari infeksi saluran kemih dapat menyebabkan bau amonia pada vagina. Bakteri Escherichia coli atau E. coli yang menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) menyebabkan bau pada kelamin. Berdasarkan data, 8% wanita hamil mengalami ISK dan meningkatkan risiko bau tidak sedap pada vagina.

Itulah beberapa penyebab vagina berbau amonia yang juga sering terjadi pada wanita hamil. Jadi, faktor perubahan urine dan pertumbuhan bakteri jahat pada vagina memicu bau tidak sedap dan gejala lainnya.

 

Cara Mengatasi Vagina Berbau Amonia

Berikut ini cara mencegah dan mengatasi vagina berbau tidak sedap:

  • Bersihkan vulva dengan air hangat.
  • Gunakan pakaian dalam berbahan katun.
  • Jangan menggunakan pakaian dalam yang terlalu ketat atau berbahan tidak menyerap keringat.
  • Pastikan tubuh selalu terhidrasi setiap hari.
  • Bila sedang menstruasi, ganti pembalut secara berkala.
  • Bersihkan area kemaluan dengan baik.
  • Sebaiknya tidak menggunakan produk pembersih kewanitaan dengan kandungan bahan kimia keras.
  • Jangan menggunakan douching vagina (semprotan pembersih vulva).
  • Menyeka vulva dari depan ke belakang agar bakteri dari dubur tidak masuk ke vulva.
  • Menggunakan panty liner bila perlu.
  • Sering mengganti pakaian dalam bila perlu.
  • Bersihkan kemaluan setelah melakukan hubungan seksual.
  • Mempraktikkan kebersihan area vagina dengan baik.
  • Menghindari makanan yang menyebabkan urine berbau tidak sedap.

Bila aroma tidak sedap pada vagina terjadi akibat kondisi medis tertentu seperti infeksi saluran kemih, maka Anda harus menghubungi dokter untuk menyembuhkannya. Selebihnya, selalu jaga kebersihan area wanita dan tubuh secara keseluruhan agar tetap sehat. Semoga informasi ini bermanfaat.

 

  1. Christiano, Donna. 2018. Why Does My Vagina Smell Like Ammonia?. https://www.healthline.com/health/vagina-smells-like-ammonia. (Diakses pada 15 Oktober 2020).
  2. Huizen, Jennifer. 2018. Why does urine smell like ammonia while pregnant?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321340. (Diakses pada 15 Oktober 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi