Terbit: 7 August 2018 | Diperbarui: 7 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Saat membaca judul dari artikel ini Anda mungkin akan langsung bertanya: bagaimana mungkin wanita memiliki testosteron? Bukannya hormon seks itu hanya ada pada pria saja dan memberikan ciri kelamin primer dan sekunder.

Efek Negatif Rendahnya Testosteron pada Wanita

Anggapan kalau testosteron hanya ada pada pria saja sebenarnya salah kaprah. Hormon tersebut sebenarnya ada pada wanita juga meski jumlahnya tidak sebanyak pria. Hormon testosteron dan estrogen bekerja berdampingan pada bidang tertentu. Naik dan turunnya testosteron pada wanita memberikan dampak yang cukup besar.

Nah, kalau wanita mengalami penurunan testosteron secara signifikan, kemungkinan terjadi gangguan pada fungsi tubuh akan terjadi.

Fungsi testosteron

Testosteron adalah kelompok hormon yang sering sekali disebut dengan androgen. Hormon ini memiliki beberapa fungsi yang terdiri dari:

  • Menjaga kesuburan
  • Meningkatkan gairah seksual pada pasangan
  • Memproduksi sel darah merah dengan baik. Penurunan hormon bisa memengaruhi produksi dan berpotensi alami anemia.
  • Distribusi lemak dan otot di dalam tubuh.

Berdasarkan University of Richester Medical Center, wanita harus memiliki testosteron di dalam tubuhnya sebanyak 15-70 nanogram per desiliter. Kurang dari ini wanita dianggap mengalami defisiensi testosteron.

Gejala penurunan testosteron pada wanita

Pada wanita, gejala penurunan testosteron meliputi beberapa hal di bawah ini:

  • Penurunan kekuatan dari otot, wanita akan mulai sulit mengangkat benda yang terlalu berat padahal sebelumnya baik-baik saja.
  • Sering mengalami capai berlebihan.
  • Tidur sering mengalami gangguan dan tidak nyenyak.
  • Penurunan gairah seksual secara tidak wajar.
  • Penurunan kenikmatan seksual, wanita juga semakin susah mendapatkan orgasme.
  • Wanita sering mengalami masalah dengan kesuburan seperti susah sekali mendapatkan kehamilan.
  • Kenaikan berat badan yang masif.
  • Siklus menstruasi berjalan terhambat atau sering terganggu entah maju, mundur, atau malah berhenti.
  • Wanita akan alami penurunan cairan pelumas. Seks akan semakin menyakitkan jika tidak menggunakan pelumas tambahan.
  • Penurunan kepadatan tulang yang memicu osteoporosis.

Penyebab penurunan testosteron

Ada dua penyebab utama yang memicu penurunan kadar testosteron pada tubuh wanita.

  • Penuaan menjadi faktor pertama yang menyebabkan penurunan kadar hormon penting ini. Seperti halnya estrogen, jumlah testosteron akan menurun begitu wanita mendekati fase menopause. Jumlah dan fungsi dari hormon tidak bisa dikendalikan. Penurunan dua hormon ini menyebabkan wanita mengalami penurunan fungsi seksual dan reproduksi.
  • Permasalahan di ovarium dan kelenjar adrenal. Dua masalah ini bisa menurunkan jumlah testosteron di dalam tubuh wanita secara signifikan. Permasalahan pada ovarium bisa terjadi kalau organ itu ada kista atau diambil saat terjadi pembedahan hiserektomi. Selanjutnya kelenjar adrenal yang tidak berfungsi lagi semakin memperburuk keadaan.

Cara menangani penurunan testosteron

Penurunan testosteron memang alami terjadi pada wanita, tapi bukan berarti tidak bisa dinaikkan lagi. Beberapa wanita menjalani terapi hormon. Tapi, terapi ini cukup berisiko karena bisa memberikan beberapa masalah pada wanita berupa:

  • Munculnya jerawat hormonal yang susah sekali diatasi.
  • Munculnya rambut di sekitar tubuh khususnya di area wajah sehingga menyerupai pria.
  • Kerontokan sering terjadi khususnya di bagian depan rambut.
  • Pembesaran klitoris.
  • Suara jadi membesar mirip pria.

Daripada menggunakan terapi hormon yang cukup berisiko, beberapa dokter menyarankan wanita untuk melalukan hal-hal di bawah ini:

  • Menurunkan kadar stres di dalam tubuh.
  • Mulai berolahraga lagi dengan rutin.
  • Mengatur pola makan khususnya untuk makanan yang bisa meningkatkan testosteron di dalam tubuh.
  • Tidur dengan cukup setiap harinya.

Nah, sudah tahu kan kalau di dalam tubuh wanita juga memiliki testosteron dalam jumlah yang cukup. Jadi, lebih waspadalah dengan perubahan yang terjadi pada tubuh, bisa jadi Anda memiliki gejalanya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi