DokterSehat.Com – Infeksi pada rahim secara umum tidak membahayakan ibu. Meski demikian, gangguan ini berpengaruh besar pada proses kehamilan. Gangguan ini menyebabkan rahim tidak kondusif untuk tempat berkembangnya janin. Dampaknya, keguguran akan kerap dialami oleh wanita sehingga peluang mendapatkan anak jadi kecil.
Untuk mengurangi risiko infeksi pada rahim dan proses mendapatkan momongan berjalan dengan lancar. Coba simak ulasan tentang pemicu infeksi rahim di bawah ini.
Pemicu infeksi rahim
Infeksi pada rahim biasanya terjadi karena adanya infeksi penyakit menular seperti klamidia, gonore, dan campuran bakteri. Sebenarnya vagina yang sehat memang memiliki bakteri atau flora normal yang bermanfaat. Namun, kalau bakteri itu akhirnya hilang atau berkurang, infeksi bisa saja terjadi.
Selain karena pengaruh ada atau tidaknya flora normal, infeksi pada vagina bisa saja terjadi karena beberapa hal di bawah ini:
- Penggunaan alat kontrasepsi juga bisa menjadi jalan masuk bakteri yang menyebabkan gangguan dan infeksi.
- Sering membilas vagina dengan sabun yang mengandung bahan dengan kandungan basa tinggi.
- Sering berganti pasangan saat berhubungan seksual.
- Sering mengalami keputihan abnormal yang disebabkan oleh bakteri.
- Aktivitas seksual berisiko seperti tidak menggunakan pengaman.
Gejala infeksi rahim
Wanita yang alami infeksi pada rahim biasanya akan mengalami beberapa gejala di bawah ini:
- Demam tinggi selama beberapa hari.
- Timbul nyeri pada perut bagian bawah padahal bukan masuk siklus menstruasi.
- Muncul cairan dengan bau tidak sedap pada vagina.
- Saat berhubungan badan, wanita juga alami rasa sakit sehingga tidak bisa menikmati aktivitas ranjangnya dengan pasangan.
- Penderita infeksi rahim juga mengalami gangguan berkemih sehingga kerap buang air kecil meski urine yang keluar tidak terlalu banyak.
Infeksi pada rahim bisa diobati dengan pemberian antibiotik sesuai dengan anjuran dokter. Proses penyembuhannya berjalan 2-3 hari sejak awal pemberian obat.