Terbit: 3 June 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Baru-baru ini terdapat tayangan di televisi swasta mengenai seorang wanita yang berubah drastis dari langsing menjadi sangat gemuk. Ia beberapa kali mengalami pingsan ketika didera stres dan kelelahan. Seorang dokter yang memeriksanya mendapatkan suhu tubuhnya rendah, begitu juga dengan tekanan darahnya. Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, wanita tersebut dinyatakan menderita hipotiroidisme.

Menegenal Penyakit Hipotiroidisme

Apa itu hipotiroidisme? Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid (kelenjar gondok) tidak dapat menghasilkan hormon tiroksin dalam jumlah yang cukup. Hipotiroidisme dapat terjadi pada siapa saja. Namun demikian, risiko terjadinya hipotiroidisme meningkat pada:

  • Wanita berusia di atas 60 tahun
  • Memiliki riwayat penyakit autoimun, riwayat keluarga dengan penyakit kelenjar tiroid
  • Pernah mendapatkan terapi anti-tiroid, pembedahan kelenjar tiroid, radiasi di regio dada dan leher
  • Wanita yang pernah hamil atau melahirkan dalam waktu 6 bulan ke belakang

Tanda dan gejala hipotiroidisme dapat bervariasi tergantung derajat keparahannya. Gangguan ini berlangsung kronik hingga tahunan. Hormon tiroksin bertugas mengatur metabolisme tubuh. Kekurangan hormon tiroksin menyebabkan metabolisme tubuh berjalan lambat dan tidak optimal. Apabila keadaan ini terus berlangsung, maka akan timbul gejala dan tanda klinis, seperti:

  • Kelelahan (fatigue)
  • Berat badan meningkat
  • Mudah merasa kedinginan
  • Wajah sembap, rambut rontok, kulit kering, suara serak
  • Konstipasi
  • Kelemahan pada otot, kram otot
  • Menstruasi yang tidak teratur dan lebih banyak dari biasanya
  • Depresi, mudah lupa
  • Detak jantung yang melambat
  • Kolesterol darah meningkat

Apabila tidak ditangani dengan tepat, gejala dan tanda tersebut akan bertambah barat dan mengakibatkan berbagai macam komplikasi sebagai berikut:

  • Goiter, pembesaran kelenjar tiroid akibat stimulasi dari otak agar kelenjar menambah produsi tiroksin
  • Miksedema, merupakan kondisi hipotiroidisme yang berat dan mengancam jiwa. Berupa penurunan tekanan darah, frekuensi napas, suhu tubuh, dan kesadaran bahkan koma.
  • Gagal jantung dan penyakit jantung koroner
  • Depresi berat
  • Neuropati perifer dan kelemahan otot
  • Infertilitas
  • Gangguan perkembangan janin, apabila dialami oleh wanita yang sedang hamil

Faktor yang menyebabkan hipotiroidisme cukup beragam, antara lain sebagai berikut:

  • Penyakit autoimun, penyakit Hashimoto merupakan penyebab terbanyak hipotiroidisme. Pada penyakit ini sistem imun tubuh memproduksi antibodi yang menyerang jaringan tubuh itu sendiri, pada hal ini adalah kelenjar tiroid. Akibatnya, kelenjar tiroid tidak mampu memproduksi hormon tiroid dalam jumlah cukup. Diduga pada penyakit autoimun terdapat keterlibatan genetik serta infeksi virus atau bakteri.
  • Terapi hipertiroidisme, menggunakan obat-obatan anti-tiroid maupun tindakan pembedahan kelenjar tiroid bertujuan menekan produksi hormon tiroid. Efek samping terapi tersebut antara lain adalah hipotiroidisme sehingga diperlukan pemberian hormon tiroid seumur hidup (terutama pasca bedah kelenjar tiroid).
  • Terapi radiasi, pada kanker kepala dan leher dapat mengganggu produksi hormon tiroksin oleh kelenjar tiroid.
  • Obat-obatan, seperti lithium yang digunakan dalam pengobatan gangguan jiwa tertentu.dapat menekan fungsi kelenjar tiroid.
  • Cacat bawaan, dimana bayi tidak memiliki kelenjar tiroid atau memiliki kelenjar tiroid yang tidak berfungsi optimal, seringkali tampak normal ketika lahir.
  • Gangguan hipofisis, akibat adanya tumor di kelenjar hipofisis sehingga tidak dapat menghasilkan Thyroid-Stimulating Hormone (TSH) secara optimal untuk memacu produksi hormon tiroksin.
  • Kehamilan, hipotiroidisme dapat terjadi selama dan setelah kehamilan melalui proses yang mirip dengan penyakit autoimun. Jika dibiarkan dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, dan preeklamsia, serta mengganggu perkembangan janin.
  • Defisiensi iodium, dapat dicegah dengan semakin berkembangnya pengetahuan untuk mengkonsumsi garam beriodium. Makanan lain yang kaya iodium adalah seafood, rumput laut, dan sayuran yang berasal dari tanah yang kaya iodium.

Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar TSH dan hormon tiroksin bila mencurigai Anda mengalami hipotiroid berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah didapatkan.

Terapi hipotiroidisme adalah levotiroksin yang merupakan hormon tiroid sintetis. Penderita hipotiroidisme harus mengonsumsi obat ini secara oral setiap hari. Obat-obatan ini biasanya dikonsumsi seumur dengan dosis sesuai anjuran dokter. Dosis yang diberikan disesuaikan dengan kadar TSH yang dimonitor secara berkala.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi