Terbit: 12 May 2016 | Diperbarui: 2 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Menurut survei terbaru yang dilakukan,  wanita Indonesia yang mengalami menopause sebanyak 7,4% dari populasi Indonesia. Angka yang terus bertambah setiap tahunnya akibat usia harapan hidup yang juga semakin meningkat, membutuhkan suatu perhatian khusus untuk masyarakat dan para tenaga kesehatan.

Ketika Wanita Memasuki Masa Menopause

Menopause merupakan suatu keadaan ketika seorang perempuan tidak lagi mengalami haid sejak satu tahun terakhir. Menopause sendiri pasti dialami oleh seorang wanita, baik yang berjalan secara alamiah maupun yang diakibatkan karena pengangakatan rahim ataupun tidak lagi berfungsinya rahim secara baik (karena suatu keganasan ataupun efek radioterapi).

Gejala paling awal dari suatu menopause adalah adanya kekacauan siklus haid, yaitu haid yang tadinya teratur menjadi tidak teratur (menjadi maju ataupun mundur dari siklus nya). Gejala gejala lain yang sering terjadi pada wanita yang mengalami menopause adalah munculnya keriput di kulit tubuh, postur tubuh yang mulai membungkuk, mulai mengalami penyakit penyakit degeneratif seperti hipertensi, stroke, jantung, dan kegagalan fungsi organ lainnya. Meskipun banyak gejala yang dapat muncul ketika menopause, ada sebagian wanita yang tidak mengeluh ataupun merasakan gejala gejala tersebut.

Begitu banyak hal positif yang dapat dilakukan untuk mengurangi berbagai gejala dan keluhan tersebut, salah satunya yaitu olahraga yang teratur, bersosialisasi dengan teman, melakukan kegiatan yang disukai, makan makanan yang kaya vitamin E (tauge, kacangm telur dan olive oil), mengandung kalsium (ikan, ragi, dan susu), rendah kolesterol, dan juga makan makanan yang kaya phtoestrogen (susu kedelai, tahu, tempe, kacang, wortelm gandum, dan jagung).

Alternatif cara yang sering digunakan oleh wanita di perkotaan untuk mengurangi berbagai gejala tersebut adalah dengan menggunakan terapi hormon atau hormon repalcement therapy, tetapi hal ini masih mengandung begitu banyak perdebatan , karena meskipun memiliki efek yang baik bagi wanita tersebut, terapi hormon juga memiliki efek yang negatif sehingga tidak semua pasien diberika terapi tersebut. Terapi hormon ini diutamakan untuk meningkatkan kualitas hidup wanita (mengurangi berbagai gejala dna keluhan), mencegah osteoporosis, mengurangi angka kejadian patah tulang akibat osteoporosis. Efek samping yang paling dikhwatirkan adalah keganasan yang bisa timbul akibat terapi tersebut meskipun angka kejadiannya tidaklah besar.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi