DokterSehat.Com – Vagina adalah salah satu organ pada wanita yang mudah sekali merespons apa yang terjadi pada tubuh. Biasanya kalau ada perubahan hormon atau ada penyakit yang sedang menginfeksi, vagina akan memberi tanda dalam bentuk rasa sakit, panas, aroma yang tidak sedap, dan keluarnya cairan-cairan tertentu.
Dari berbagai tanda yang dikeluarkan oleh vagina, cairan yang keluar dari organ ini sering sekali digunakan sebagai rujukan. Warna dari cairan yang kadang berubah-ubah serta tekstur dan aroma bisa digunakan oleh Anda dan dokter untuk mengetahui apakah tubuh sedang sehat atau tidak.
Dari berbagai cairan yang muncul dari vagina, cairan dengan warna hitam atau cokelat pekat sering menjadi perhatian. Kondisi ini bisa muncul karena wanita mengalami beberapa hal di bawah ini.
-
Implantasi janin
Sekitar 10-14 hari setelah pembuahan terjadi di tuba falopi, janin akan bergerak ke rahim dan menempel di dinding. Saat menempel di rahim atau implantasi ini darah akan keluar karena lapisan rahim akan terbuka. Darah dengan jumlah yang tidak banyak akan keluar melalui serviks hingga ke mulut vagina.
Karena keluarnya darah dari rahim ke vagina luar cukup lama, warnanya akan menghitam secara alami. Implantasi yang terjadi pada wanita bisanya disertai juga dengan berhentinya menstruasi, rasa capai berlebih, pusing, muntah, dan perubahan pada tekstur payudara.
-
Inflamasi pelvis
Keluarnya cairan dengan warna hitam juga bisa terjadi karena ada inflamasi pada pelvis. Inflamasi ini bisa muncul karena ada infeksi akibat penyakit menular seksual. Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan kondisi ini adalah gonore dan juga klamidia yang terlanjur parah.
Inflamasi yang terjadi pada vagina menyebabkan organ internal mudah sekali mengalami luka. Biasanya setelah melakukan seks akan keluar perdarahan. Selain itu, spotting darah akan keluar meski tidak mendekati waktu menstruasi.
-
Awal dan akhir menstruasi
Keluarnya cairan warna hitam juga terjadi saat awal dan akhir menstruasi. Kondisi ini bisa terjadi karena saat awal menstruasi tubuh akan mengeluarkan sisa darah dari siklus sebelumnya.
Selanjutnya saat menstruasi berakhir, sisa darah yang tinggal sedikit akan berubah warna dan menjadi hitam pekat. Kondisi terjadi pada semau wanita dan tidak menyebabkan dampak apa-apa.
-
Keguguran yang tidak segera keluar
Sekitar 10-20 persen kehamilan yang terjadi pada wanita berakhir pada keguguran. Saat keguguran, janin akan ikut keluar dari rahim berserta dengan plasenta. Namun, pada kondisi tertentu, janin yang masih terlalu kecil bisa mati dan tidak tumbuh di rahim. Sayangnya janin yang telah mati ini tidak segera turun ke bawah dan keluar.
Saat wanita mendekati masa menstruasi lagi, janin sudah berada di dalam rahim selama 4 minggu ini akan ikut keluar. Bisanya akan muncul cairan dengan warna agak kehitaman disertai rasa sakit seperti kram.
-
Kanker serviks
Keluarnya cairan dengan warna hitam dan agak pekat bisa keluar saat wanita memiliki kanker serviks. Cairan ini biasanya berasal dari darah yang mengering atau kotoran yang muncul akibat kanker yang terus menjalar dan melakukan infeksi sampai menyebabkan banyak inflamasi.
Meski keluarnya cairan hitam merupakan tanda kanker serviks, beberapa wanita dengan kondisi itu hanya mengalami perdarahan saja. Selain itu, perdarahan yang cukup sering ini juga disertai dengan penurunan berat badan, rasa capai berlebihan, sakit di pelvis, dan masalah berkemih.
Inilah beberapa hal yang bisa menyebabkan wanita mengeluarkan cairan hitam dari vagina. Semoga ulasan di atas bermanfaat!