DokterSehat.Com – Keputihan adalah kondisi keluarnya cairan pada vagina dalam jumlah yang cukup banyak. Cairan yang keluar dari vagina terdiri dari dua pertama cairan bening agak keputihan dan yang kedua cairan agak menggumpal, berbau tidak sedap, dan berwarna kuning.
Cairan pertama merupakan tanda keputihan fisiologis atau keputihan normal. Sementara itu, keputihan yang memberi efek gatal dan nyeri adalah keputihan patologi atau abnormal. Kedua jenis keputihan di atas bisa dialami oleh wanita dengan waktu sembuh yang berbeda.
Kembali lagi ke tema utama dari artikel ini, apakah keputihan khususnya yang patologis disebabkan oleh faktor keturunan?
Penyebab keputihan terjadi pada wanita
Keputihan disebabkan oleh banyak faktor. Pada keputihan normal, cairan yang berlebihan dari dalam vagina muncul dari mekanisme pertahanan diri. Cairan bersifat asam ini berguna untuk melindungi vagina dari infeksi dan melindungi flora normal. Keputihan jenis ini akan sembuh dengan sendirinya.
Sementara itu keputihan abnormal terjadi karena beberapa hal di bawah ini:
- Bakterial vaginosis. Infeksi ini ditandai dengan lendir berwarna putih keabu-abuan dan aromanya amis.
- Infeksi candida. Infeksi ini menghasilkan cairan menggumpal warna putih dan sakit saat berkemih.
- Infeksi gonore terjadi karena aktivitas seksual. Tanda dari infeksi ini adalah rasa gatal seperti terbakar di area vagina.
- Infeksi ini ditandai dengan keluhan saat buang air kecil atau saat berhubungan badan.
Tidak ada hubungan genetik pada keputihan
Jadi, tidak ada hubungannya genetik dengan keputihan. Asal Anda rajin menjaga sanitasi dari vagina kondisi ini tidak akan terjadi. Untuk itu, rutinlah mengganti celana dalam setiap hari, tidak membuat area selangkangan jadi lembap, dan hindari menggunakan produk pembersih vagina.
Nah, sudah tahu kan kalau sebenarnya keputihan terjadi karena kesalahan kita sendiri dalam menjaga kebersihan vagina?