DokterSehat.Com – Selama ini kita hanya mengenal alat kontrasepsi yang dipakai pria berupa kondom. Hal ini tentu sangat berbeda dengan wanita yang memiliki beberapa jenis alat kontrasepsi. Namun, sebuah penelitian terbaru menghasilkan opsi alat kontrasepsi lain bagi para pria yang merasa terganggu dengan memakai kondom saat berhubungan intim. Alat kontrasepsi ini berbentuk suntikan yang diinjeksikan ke dalam tubuh pria. Bagaimanakah cara alat kontrasepsi ini bekerja?
Alat kontrasepsi baru bagi pria ini disebut dengan suntikan Vasalgel. Vasalgel sendiri bisa dijelaskan sebagai suntikan polimer yang diarahkan pada penis pria. Dengan adanya suntikan ini, maka sperma yang seharusnya keluar dari vas dereferens, semacam tabung pada penis yang berfungsi sebagai penyalur sperma agar bisa melakukan ejakulasi atau menyemburkan sperma, bisa diblokir dengan efektif sehingga kehamilan pun bisa dikendalikan dengan lebih baik, hampir sebaik layaknya pria yang sudah memakai vasektomi. Pakar kesehatan menyebutkan jika suntikan polimer ini bisa digunakan dalam waktu yang lama dengan penggunaan yang hampir setara layaknya alat kontrasepsi wanita yang tertanam pada Rahim, yakni IUD atau spiral.
Adanya opsi alat kontrasepsi ini tentu akan menjadi pilihan yang menarik bagi banyak pasangan mengingat banyak wanita yang kurang yakin dengan alat kontrasepsi yang tertanam di Rahim dan adanya kekhawatirkan konsumsi pil KB bisa membuat berat badan mereka bertambah. Di Jerman sendiri, setidaknya separuh dari 9 ribu pria yang melakukan survei menyetujui metode kontrasepsi baru ini dengan alasan suntikan Vasalgel tidak berpengaruh besar pada hormone yang berarti tidak aka nada efek samping layaknya sakit kepala, perubahan emosi, hingga fluktuasi berat badan.
Andai pasangan yang sudah memakai suntikan ini ingin punya anak, sang pria bisa dengan mudah memakai suntikan lainnya yang akan segera menghapus polimer pada bagian vs deferens sehingga sperma pun bisa kembali keluar saat ejakulasi.
Valsagel sendiri diyakini akan dipasarkan dalam waktu dekat, yakni sebelum tahun 2020 dan bisa menjadi solusi bagi banyak pasangan yang ingin mengendalikan kehamilan dengan cara yang lebih efektif.