Terbit: 6 July 2015
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Impotensi atau disfungsi eeksi adalah gangguan ereksi dimana penis tidak bisa keras meskipun ada stimulasi seksual yang merangsang. Oenyebabnya ada dua yaitu faktor fisik dan psikologis, atau kombinasi keduanya.

Masalah Psikologis Yang Dapat Menyebabkan Impotensi

Apabila kondisi tubuh tidak fit, maka kondisi ini akan menganggu fungsi seksual seseorang. Umumnya, fisik atau kebugaran merupakan faktor penting yang berkontribusi dalam pencapaian ereksi. Apabila kondisi badan tidak sehat, maka fungsi ereksi juga akan terganggu. Sebaliknya, apabila tubuh dalam kondis yang sehat, maka fungsi ereksi juga akan berfungsi sebagaimana umumnya.

Jika gangguan ereksi terjadi terus menerus, maka kemungkinan gangguan ereksi tersebut disebabkan oleh faktor lainnya. Biasanya, beberapa penyakit yang diderita oleh seseorang akan mempengaruhi fungsi seksualnya. Diabetes misalnya, jenis penyakit ini akan memperburuk kondisi kesehatan seksual seseorang. Umumnya, jenis penyakit ini akan menganggu proses aliran darah, padahal proses aliran darah berkontribusi besar dalam tercapainya ereksi.

Selain jenis penyakit yang sudah disebutkan di atas, masih ada jenis penyebab lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya impotensi. Stres, depresi dan masalah lainnya, jenis penyebab tersebut dikategorikan dalam faktor psikologi. Masalah psikologi ini merupakan jenis faktor yang tidak mudah untuk diselesaikan dan tergolong masalah paling rumit karena tidak semua psikolog bisa berhasil menemukan akar penyebab dari suatu permasalahan yang dialami oleh pasiennya.

Umumnya, stres dan masalah yang membebani pikiran akan memperburuk kinerja seks pria. Kondisi ini juga akan membunuh gairah seksnya, sehingga dalam keadaan seperti ini banyak pria yang mengalami gangguan pada ereksinya. Ini dikarenakan gairah seks dalam dirinya sudah mulai menghilang, sehingga otak tidak dapat menerima rangsangan guna melangsungkan proses ereksi.

Perlu Anda ketahui, bahwa faktor psikologi bertanggung jawab terhadap 10% hingga 20% dari semua kasus gangguan ereksi (impotensi). Kebanyakan kasus impotensi yang disebabkan oleh faktor psikologi dapat terjadi karena adanya pengalaman sekskual yang buruk pada masa lalu, sehingga keadaan tersebut mempersulit seseorang untuk bisa menerima rangsangan seksual.

Sebagian besar gangguan ereksi seperti ini dialami oleh pria muda, bahkan hampir jarang pria di atas usia 30 tahun mengalami permasalahan seperti ini. Mungkin, jika ada seorang pria yang pada usia 30 tahun ke atas mengalami gangguan ereksi, hal tersebut terjadi karena adanya gangguan kesehatan seperti yang sudah disebutkan di atas, yakni diabetes.

Faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya gangguan ereksi atau impotensi adalah psikologi, ujar Cohen. Pada pria di atas usia 40 tahun, gangguan ereksi karena masalah psikologi biasanya adalah reaksi sekunder. Faktor utama yang mendasari terjadinya gangguan ereksi pada pria di atas usia 40 tahun adalah fisik, dimana sudah disebutkan sebelumnya bahwa berbagai macam jenis penyakit akan mempengaruhi kesehatan seksual pria, termasuk pada ereksinya.

Umumnya, jenis-jenis permasalahan yang menyebabkan terjadinya gangguan ereksi bukan hanya satu atau dua. Beragam jenis masalah yang mempengaruhi emosional seseorang akan memicu timbulnya gangguan ereksi seperti yang telah disebutkan. Ini terjadi karena permasalahan yang dihadapinya membebani pikirannya, sehingga akan selalu cemas dan takut dan pada akhirnya kondisi tersebut mempengaruhi jalannya proses ereksi.

Adapun jenis permasalahan psikologi yang memicu timbulnya gangguan ereksi, yaitu :

  • Depresi
    Kondisi ini akan mempengaruhi seseorang secara fisik dan pikiran (psikologi). Sama halnya dengan yang sudah dijelaskan di atas, dimana dalam keadaan seperti ini otak akan sulit menerima rangsangan sehingga penis tidak bisa mencapai ereksi sebagaimana umumnya. Biasanya, obat-obatan yang digunakan untuk mengobati depresi juga akan memicu terjadinya gangguan ereksi, ini terjadi karena campuran kimia yang terdapat pada obat tersebut tidak bisa diterima oleh tubuh dan akan mematikan fungsi organ.
  • Cemas
    Biasanya, ketika pertama kali menemukan gejala-gejala tidak wajar pada fungsi seksualnya. Kondisi tersebut akan membuat seseorang menjadi cemas, khawatir dan takut. Kondisi seperti ini akan membuat pria menjadi takut ketika akan melakukan hubungan sengan lawan jenisnya dan pada akhirnya perasaan takut dan cemas tersebut mempersulit dirinya dalam menerima rangsangan.Perlu Anda ketahui bahwa mekanisme terjadinya ereksi berawal dari rangsangan yang diterima oleh otak dan selanjutnya akan diteruskan oleh organ-organ lainnya yang ikut berpartisipasi dalam pencapaian ereksi pada penis.
  • Perasaan bersalah
    Apabila pasangan Anda mengeluh bahwa ia tidak bisa mendapatkan kepuasan saat berhubungan intim dengan Anda, maka hal ini akan membuat diri Anda merasa bersalah. Kondsi seperti ini akan mangakibatkan ketakutan akibat rasa bersalah Anda terhadap pasangan Anda.Perasaan bersalah ini akan selalu menghantui diri Anda, dimana ketakutan, kekhawatiran dan kecemasan akan selalu mengikuti diri Anda, hingga pada akhirnya situasi seperti itu akan menyudutkan Anda dan akan membunuh gairah seks Anda.

    Setiap orang mempunyai permasalahan sendiri-sendiri, baik itu masalah pekerjaan, hubungan dan lainnya. Akan tetapi, jangan biarkan permasalahan tersebut menganggu jalannya kesenangan seksual yang akan Anda dapatkan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi