Terbit: 28 June 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Dalam dunia pangan, kedelai merupakan biji-bijian yang masuk dalam golongan super food. Label ini diberikan karena kedelai memiliki cukup banyak nutrisi khususnya protein, lemak, dan karbohidrat dengan jumlah yang cukup seimbang. Mengonsumsi kedelai dalam jumlah cukup bisa memenuhi kebutuhan protein dan lemak harian.

Bolehkah Pria Mengonsumsi Olahan Kedelai dalam Jumlah Banyak?

Oh ya, meski kedelai baik untuk kesehatan khususnya menyumbang energi tubuh, beberapa orang mewanti-wanti agar konsumsi biji-bijian ini dikurangi khususnya pada pria. Mengonsumsi kedelai dan olahannya dalam jumlah banyak bisa menyebabkan gangguan pada ereksi pria.

Benarkah kedelai bisa menyebabkan pria mengalami gangguan secara seksual? Lalu apakah pria tidak boleh mengonsumsinya lagi dalam jumlah sedikit atau banyak?

Kedelai dan disfungsi ereksi

Kedelai termasuk makanan yang cukup familiar dan banyak dikonsumsi di negara Asia. Di Jepang, kedelai banyak dimanfaatkan untuk membuat nato yang merupakan makanan tradisional. Di Tiongkok, kedelai banyak dimanfaatkan untuk membuat tahu dan olahan lainnya.

Di Indonesia, kedelai banyak dimanfaatkan untuk membuat tempe, tahu, dan susu kedelai. Olahan ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat khususnya mereka yang tidak bisa mengonsumsi protein dari hewan seperti sapi dan kambing.

Kedelai yang diolah menjadi apa pun disinyalir memberikan senyawa yang mirip sekali dengan estrogen. Hormon yang banyak mengisi tubuh wanita ini dianggap menekan testosteron di dalam tubuh sehingga pria mengalami gangguan pada fungsi kelamin primernya.

Meski dianggap bisa memberikan efek buruk pada kualitas ereksi, para peneliti masih meragukan pernyataan ini. Pasalnya penelitian yang dilakukan sebelumnya juga mengikutkan pria yang mengalami diabetes tipe I. Penyakit ini juga berperan besar pada impotensi sehingga keakuratan penelitian diragukan.

Manfaat kedelai untuk kesehatan

Meski dianggap bisa menyebabkan gangguan ereksi pada pria, biji-bijian ini memiliki banyak sekali manfaat untuk tubuh pria yang antara lain terdiri dari:

  • Meningkatkan metabolisme tubuh. Mengonsumsi kedelai dalam porsi yang dianjurkan bisa mempercepat metabolisme sehingga kemungkinan terjadi penimbunan lemak di dalam tubuh tidak terjadi.
  • Menekan nafsu makan. Kedelai bisa menekan nafsu makan berlebihan dan cepat memberikan rasa kenyang. Mengonsumsi kedelai akan membuat tubuh terhindar dari kondisi obesitas.
  • Sumber protein nabati yang baik. Pria yang tidak bisa mengonsumsi susu dari sapi dan kambing bisa menggantinya dengan olahan kedelai dalam bentuk susu langsung atau dalam bentuk whey protein.
  • Kedelai mengandung antioksidan yang cukup baik untuk kesehatan. Antioksidan ini membuat tubuh menjadi lebih sehat dan bisa mencegah munculnya kanker yang
  • Menurunkan kolesterol jahat di dalam darah. Lemak baik yang ada pada kedelai menyebabkan kolesterol jahat menurun sehingga pembuluh darah bisa berjalan dengan baik dan jantung tidak mengalami gangguan.

Cara terbaik untuk mengonsumsi kedelai

Kedelai bermanfaat untuk tubuh, tapi konsumsi yang benar harus dilakukan agar tidak terjadi gangguan yang tidak diinginkan. Berikut cara terbaik untuk mengonsumsi kedelai.

  • Konsumsi dalam jumlah yang disarankan. Di dalam kedelai terdapat banyak sekali lemak yang kalau dikonsumsi berlebihan bisa menumpuk pada tubuh dan menyebabkan kegemukan atau obesitas.
  • Konsumsi kedelai tidak boleh dilakukan setiap hari. Harus ada jeda untuk menghindari kemungkinan buruk seperti terjadi disfungsi ereksi.
  • Kedelai yang diolah dahulu dengan cara difermentasi lebih aman ketimbang yang diolah secara langsung. Kedelai yang difermentasi dahulu menjadi tempe tidak mengandung atau hanya sedikit mengandung senyawa yang mirip sekali dengan estrogen yang ada pada tubuh wanita.

Nah, setelah membaca uraian di atas, Anda tidak perlu takut kalau akan mengonsumsi kedelai. Asal dalam porsi yang tepat, gangguan pada tubuh khususnya penis tidak akan terjadi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi