Salah satu masalah seksual yang kerap ditakutkan oleh para pria adalah disfungsi ereksi alias ‘impoten’. Bagaimana tidak? Impoten tentunya dapat mengganggu aktivitas seksual yang bisa berujung pada menurunnya kepercayaan diri hingga rusaknya keharmonisan rumah tangga. Lantas, apa itu impoten dan bagaimana cara mengobatinya?
Apa Itu Impoten?
Impoten adalah kondisi di mana alat kelamin pria yakni penis tidak mampu untuk ereksi secara sempurna (atau bahkan tidak bisa ereksi sama sekali) ketika mendapat rangsangan seksual.
Impoten atau disfungsi ereksi umumnya terjadi pada pria berusia lanjut. Menurut sebuah studi yang dirilis di Journal of Urology, pria berusia 60 tahun memiliki risiko mengalami impotensi 4 kali lebih besar ketimbang yang masih berusia 40 tahun. Akan tetapi, dewasa ini impotensi juga dialami oleh mereka yang bahkan masih berusia produktif.
Penyebab Impoten
Bukan tanpa alasan mengapa tiba-tiba seorang pria mengalami impotensi. Ada sejumlah faktor yang diklaim menjadi penyebab impotensi mulai dari penyakit hingga gaya hidup.
Berikut ini adalah penyebab impoten yang perlu Anda ketahui dan waspadai.
1. Penyakit
Salah satu penyebab disfungsi ereksi yang paling umum adalah adanya suatu penyakit yang diderita oleh yang bersangkutan. Hal ini terkhusus pada jenis-jenis penyakit yang mengganggu sistem endokrin tubuh. Pasalnya, sistem endokrin berperan untuk memproduksi sejumlah hormon, termasuk hormon seksual.
Dengan terganggunya fungsi endokrin akibat penyakit, terganggu pula produksi hormon seksual yang lantas berimbas pada kondisi ini.
Diabetes adalah contoh penyakit yang berdampak pada terganggunya produksi hormon oleh endokrin hingga menyebabkan penderitanya mengalami impotensi. Pada perkembangannya, diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf yang kemudian menjadikan penis mengalami impotensi.
Selain itu, kaitan antara diabetes dengan impotensi juga dikarenakan penyakit ini membuat aliran darah menjadi terhambat. Tak terkecuali aliran darah yang menuju penis.
Tak hanya penyakit yang mengganggu sistem endokrin, beberapa jenis penyakit lainnya juga kerap diasosiasikan dengan impotensi, yakni:
- Alzheimer
- Parkinson
- Tumor otak
- Stroke
- Multiple sclerosis
- Epilepsi
- Penyakit jantung
Pasien yang menjalani operasi prostat juga dimungkinkan untuk menderita impotensi karena adanya kerusakan saraf sebagai efek samping tindakan operasi.
2. Penggunaan Obat-Obatan
Penggunaan sejumlah jenis obat-obatan juga diklaim menjadi penyebab impotensi pada pria. Jenis obat-obatan yang dimaksud antara lain:
- Tamsulosin
- Beta-blockers (carvedilol dan metoprolol)
- Alprazolam
- Diazepam
- Furosemide
- Fluoxetine
- Cimetidine
Kendati obat-obatan tersebut dapat menyebabkan disfungsi ereksi, sebaiknya Anda jangan berhenti mengonsumsinya tanpa arahan dari dokter.
3. Kondisi Psikologis
Masalah psikis juga turut memainkan peranan penting dalam terjadinya disfungsi ereksi pada pria.
Pasalnya, ereksi penis sangat ditentukan oleh suasana hati (mood). Bagaimana bisa ereksi jika Anda sedang dilanda stres, sedih, hilang harapan, hingga berujung pada kondisi depresi.
Oleh sebab itu, penting sekali untuk mengendalikan rasa stres yang dialami guna menjaga agar ereksi tetap maksimal. Anda mungkin membutuhkan bantuan dari dokter spesialis kejiwaan untuk mengatasi hal ini.
4. Gaya Hidup
Ini dia faktor penyebab impotensi yang mungkin kurang disadari oleh banyak orang. Ya, faktanya gaya hidup juga memainkan peran yang cukup signifikan terhadap kondisi tersebut.
Sangat mungkin bagi Anda untuk mengalami impotensi—entah itu dalam jangka pendek maupun jangka panjang—ketika menerapkan gaya hidup tidak sehat seperti:
- Merokok
- Mengonsumsi minuman beralkohol
- Mengonsumsi obat-obatan terlarang
- Kurang olahraga
Jika hal ini yang menjadi penyebab impotensi pada diri Anda, baiknya mulai dari sekarang ubahlah gaya hidup menjadi lebih sehat. Jangan ragu untuk berkonsultasi pada dokter mengenai pola hidup sehat untuk mengatasi impotensi.
Ciri dan Gejala Impoten
Impotensi ditandai oleh sejumlah gejala khas. Ciri ciri impoten tersebut adalah sebagai berikut:
- Penis bisa ereksi, namun tidak cukup untuk melakukan penetrasi ke dalam vagina
- Penis bisa ereksi, namun tidak dapat bertahan lama
- Penis tidak bisa ereksi sama sekali
- Gairah seks mengalami penurunan
Selain ciri dan gejala di atas, mungkin masih ada ciri ciri lainnya yang akan dialami oleh penderitanya. Segera periksakan diri ke dokter apabila salah satu atau beberapa kondisi di atas dialami oleh diri Anda. Penanganan medis sedini mungkin dapat mencegah kondisi bertambah buruk.
Diagnosis Impoten
Diagnosis impotensi dilakukan guna mencari tahu apa yang menjadi penyebab seseorang mengalami masalah seksual yang satu ini. Pun, hasil diagnosis akan menentukan metode pengobatan apa yang tepat untuk membantu penyembuhan.
Prosedur diagnosis impotensi umumnya terdiri dari:
1. Anamnesis
Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien terkait dengan keluhan yang disampaikan.
- Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?
- Apakah sedang mengonsumsi obat-obatan? Jika ya, obat apa?
- Apakah memiliki riwayat suatu penyakit? Jika ya, penyakit apa?
- Apakah merokok?
- Apakah mengonsumsi alkohol?
2. Pemeriksaan Fisik
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap fisik pasien—dalam hal ini—penis. Dokter akan menganalisis apakah ada abnormalitas pada struktur luar penis.
Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan tinggi dan berat badan pasien, juga tekanan dan kadar gula darah.
3. Pemeriksaan Penunjang
Guna menguatkan hasil diagnosis, dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan penunjang.
Umumnya, metode pemeriksaan penunjang yang dilakukan berupa tes pencitraan (imaging) seperti X-Ray yang tujuannya untuk melihat struktur dalam penis dan mencari tahu apakah ada abnormalitas pada penis bagian dalam seperti sumbatan pembuluh darah dan sebagainya.
Pengobatan Impoten
Setelah diketahui apa penyebab impotensi yang dialami, dokter baru bisa menentukan metode pengobatan seperti apa yang baiknya diterapkan pada pasien. Apabila impoten disebabkan oleh peyalit tertentu, maka biasanya dokter akan terlebih dahulu mengobati penyakit tersebut. Baru setelahnya, pengobatan dikhususkan untuk menyembuhkan impotensi.
Ada berbagai macam cara mengobati impoten, namun yang umumnya dilakukan adalah memberikan obat-obatan seperti:
- Sildenafil (Viagra)
- Tadalafil (Cialis)
- Vardenafil (Levitra)
- Avanafil (Spedra)
Obat-obatan untuk mengobati impoten ini HANYA dapat dikonsumsi atas saran dari dokter. Selain itu, perlu diperhatikan juga bahwa mengonsumsi obat-obatan tersebut mungkin dapat menimbulkan beberapa gejala efek samping seperti:
- Sakit kepala
- Sakit perut
- Gangguan penglihatan
Pencegahan Impoten
Menerapkan gaya hidup sehat mungkin menjadi cara mencegah impoten yang paling efektif. Beberapa contoh perilaku hidup sehat yang dimaksud seperti:
- Rutin melakukan medical check up
- Hindari kebiasaan merokok, minum alkohol, maupun menggunakan obat-obatan terlarang
- Rajin berolahraga
- Kendalikan stres
- Makan makanan bergizi
Itu dia informasi mengenai penyakit impoten yang perlu Anda ketahui. Semoga bermanfaat dan jaga selalu kesehatan diri Anda, ya!
- Anonim. Erectile Dysfunction. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/erectile-dysfunction/symptoms-causes/syc-20355776 (Diakses pada 2 Desember 2019)
- Nall, R dan Ana, G. 2019. 5 Common Causes of Impotence. https://www.healthline.com/health/erectile-dysfunction/common-causes-impotence#lifestyle-factors (Diakses pada 2 Desember 2019)
- Rowden, A. 2017. The Causes of Impotence and How to Treat Them. https://www.medicalnewstoday.com/articles/316064.php (Diakses pada 2 Desember 2019)