Terbit: 17 July 2016 | Diperbarui: 24 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Tak hanya kaum hawa, kaum pria ternyata juga bisa mengalami pembesaran pada bagian payudaranya. Biasanya, semakin berat beban tubuh seorang pria, maka semakin membesar pula ukuran payudaranya. Namun, dalam beberapa kasus, pembesaran payudara pada pria ini disebabkan oleh gangguan hormonal yang disebut sebagai gynecomastia. Gynecomastia sendiri adalah masalah pembeasaran pada kelenjar payudara yang bisa terjadi pada salah satu bagian payudara atau bahkan kedua payudara pria.

Gynecomastia, Kondisi Payudara Pria Yang Membesar

Pakar kesehatan dr. Ula Abed Alwahab menyebutkan jika pembesaran pada payudara pria ini sebenarnya adalah masalah yang tidak perlu dikhawatirkan mengingat gynecomastia cenderung bersifat jinak. Penyebab dari gynecomastia sendiri selain karena adanya ketidakseimbangan kadar hormon dalam tubuh, bisa jadi karena penyebab lain yang masih belum diketahui. Jika yang menjadi penyebabnya adalah gangguan pada hormon, maka biasanya pria mengalami penurunan hormon testosteron sehingga hormon estrogen atau hormon wanita akan jauh lebih mendominasi tubuhnya.

Meskipun gynecomastia bisa disembuhkan, namun ada baiknya penderita masalah ini segera memeriksakan kondisinya ke dokter mengingat ada kemungkinan disebabkan oleh penyakit yang lebih berbahaya layaknya penyakit liver, gangguan ginjal, hipertiroid, sindrom klinefelter yang merupakan gangguan kromosom yang dibawa sejak lahir yang ditandai dengan bentuk testis mini dan kadar testosteron yang rendah, hingga kecanduan alkohol yang sudah parah. Masalah ini tentu harus segera disembuhkan, bukan?

Dalam beberapa kasus, anak remaja yang sedang dalam masa pubertas juga bisa mengalami gynecomastia yang biasanya akan segera menghilang dengan sendirinya dalam jangka waktu enam bulan hingga dua tahun. Selain itu, masalah pembesaran payudara pada pria juga bisa terjadi sejak bayi, dimana penyebabnya adalah adanya residu dari hormon estrogen yang berasal dari tubuh ibunya selama kehamilan. Biasanya, masalah ini juga akan hilang setelah bayi melewati usia satu tahun.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi