Terbit: 1 April 2014 | Diperbarui: 25 January 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Penglihatan dan mata yang sehat merupakan hal yang wajib dipertahankan oleh seorang anak agar ia tetap memilikinya hingga dewasa karena pengelihatan merupakan hal yang paling penting bagi setiap orang, jadi, jangan merasa malas untuk pergi mengecek kesehatan anak Anda secara rutin agar masalah dan penyakit pada matanya bisa dideteksi dan dirawat sedini mungkin.

Tanda dan Gejala Gangguan Penglihatan Pada Anak

Menurut kidshealth.org, ada beberapa tanda yang dapat Anda lihat jika anak Anda memiliki gangguan pengelihatan. Jika ia mengalami masalah pada pengelihatannya biasanya ia akan sering menggosok matanya, sensitif pada sinar, kurang fokus, sulit untuk melihat, mata memerah, atau pupil berwarna putih.

Pada anak yang masih duduk di bangku sekolah, Anda juga perlu untuk bersikap waspada jika mereka tidak dapat melihat sesuatu yang terlalu jauh, susah membaca tulisan di papan tulis, susah membaca tulisan kecil, juling, dan melihat TV dengan jarak yang terlalu dekat. Mungkin hal tersebut terlihat sepele, akan tetapi itu merupakan tanda bahwa anak Anda mengalami gangguan pada pengelihatannya.

Balita Anda tidak mungkin menjalani pemeriksaan kondisi mata dengan membaca grafik huruf, sehingga Anda perlu melakukan evaluasi mendasar pada kondisi mata anak Anda. Hal ini perlu Anda lakukan, terutama jika Anda memiliki riwayat keluarga yang memiliki masalah mata. Waspadai tanda-tanda gangguan penglihatan yang mungkin terjadi pada balita Anda, sebagai berikut:

  • Mata tidak serempak dalam bergerak.
  • Sakit kepala, tanda-tandanya mungkin seperti balita Anda sering memegang kepala, mengerutkan dahi, dan tidak menyukai cahaya terang atau suara keras.
  • Pusing atau kehilangan keseimbangan.
  • Mual, hilangnya nafsu makan, muntah dan sakit perut.
  • Menyipitkan mata atau memiringkan kepalanya ke satu sisi ketika ia menatap sesuatu.
  • Sering menggosok mata, atau sering menangis tanpa alasan yang jelas.
  • Duduk terlalu dekat ke TV ketika menonton acara kesukaannya.

Jika balita Anda memiliki salah satu dari gejala-gejala tersebut, mungkin balita mengalami beberapa masalah penglihatan berikut:

1. Kesalahan bias

Kesalahan bias terjadi jika anak Anda memiliki bentuk kornea yang tidak teratur dan mendistorsi apa yang dilihatnya, kesalahan bias yang umum adalah rabun jauh, rabun dekat dan astigmatisma.

Rabun jauh adalah kondisi mata yang hanya dapat melihat benda-benda dalam jarak dekat dan tidak jelas ketika harus melihat benda yang jauh, sebaliknya, rabun dekat hanya mampu melihat benda dengan jelas jika letaknya jauh dan kabur jika melihat benda dalam jarak dekat dengan mata.

Sedangkan astigmatisma merupakan ketidakmampuan kornea untuk fokus yang menyebabkan pandangan kabur, cara membantu balita yang menderita kondisi ini adalah dengan menggunakan kacamata.

2. Strabismus atau mata silang

Strabismus adalah kondisi mata yang tidak sejajar atau dalam arah yang sama sehingga tidak dapat bergerak serempak, ini biasanya disebabkan oleh otot-otot mata yang lemah di satu mata. Semakin awal Anda mengetahui gejala strabismus, semakin kecil kemungkinan hal itu akan menyebabkan masalah mata lebih lanjut. Pengobatan biasanya beberapa anak memakai penutup mata pada mata yang lebih kuat selama beberapa jam sehari untuk melatih mata yang lemah untuk bekerja lebih baik.

Anda juga bisa meneteskan obat tetes mata ke mata balita Anda untuk mengaburkan mata yang kuat dan memaksa mata yang lemah untuk bekerja lebih keras, dokter mungkin meresepkan kacamata khusus yang dirancang untuk membantu menyelaraskan mata dengan benar. Dokter juga mungkin merekomendasikan latihan mata untuk memperkuat otot mata yang lemah, jika perawatan ini tidak bekerja, salah satunya jalan adalah melakukan operasi.

3. Amblyopia atau mata malas

Amblyopia sering terjadi ketika seorang anak mengalami strabismus yang tidak diobati, otak menyesuaikan dengan gambar yang ditangkap oleh mata strabismus, akibatnya otak tidak belajar untuk melihat dengan baik dengan mata lemah. Pengobatan untuk amblyopia mirip dengan terapi strabismus, pilihan meliputi tetes mata, penutup mata, kacamata khusus, atau operasi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi