Terbit: 5 August 2020
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Ada sejumlah faktor yang menjadi penyebab kebutaan. Simak apa saja penyebab seseorang bisa mengalami kebutaan—buta parsial maupun buta total—berikut ini agar Anda bisa lebih waspada dan senantiasa memerhatikan kesehatan mata.

7 Penyebab Kebutaan yang Harus Diwaspadai

Apa Itu Kebutaan?

Buta adalah kondisi ketika mata tidak dapat melihat objek secara normal. Ada yang disebut sebagai buta parsial, yakni penderita tidak dapat melihat objek dengan jelas dan detail. Kemudian, ada juga yang disebut dengan buta total. Sesuai dengan namanya, buta total berarti penderita tidak bisa melihat sama sekali.

Buta mata bisa terjadi secara tiba-tiba, misalnya saat seseorang mengalami kecelakaan parah atau terkena cairan kimia. Kebutaan juga dapat dipicu oleh sejumlah penyakit pada mata maupun jenis penyakit lainnya yang tidak terkait secara langsung dengan organ tersebut.

Penyebab Kebutaan

Lantas, apa saja yang menjadi penyebab kebutaan? Berikut beberapa di antaranya yang paling umum dan potensial untuk Anda waspadai.

1. Katarak

Penyebab mata buta yang pertama adalah katarak. Katarak adalah penyakit yang membuat mata menjadi buram. Hal ini tentu akan menyebabkan penglihatan terganggu. Jika tidak segera diobati, katarak akan semakin bertambah parah hingga menyebabkan penderita tidak bisa melihat sama sekali.

Kebanyakan kasus katarak dialami oleh mereka yang sudah berusia lanjut. Ini karena seiring dengan bertambahnya usia, terjadi perubahan pada jaringan  yang membentuk lensa mata.

Akan tetapi, perubahan struktur jaringan ini juga bisa dipicu oleh cedera pada mata, misalnya cedera akibat kecelakaan atau paparan bahan kimia. Maka dari itu, katarak juga sebenarnya bisa menyerang semua kelompok usia.

Katarak ditandai dengan sejumlah ciri-ciri berikut:

  • Penglihatan kabur, kabur atau redup
  • Daya lihat menurun di malam hari
  • Sensitivitas terhadap cahaya
  • Perlu cahaya yang lebih terang untuk membaca dan kegiatan lainnya
  • Melihat “lingkaran cahaya” di sekitar lampu
  • Fading atau warna mata menguning
  • Penglihatan ganda dalam satu mata

2. Degenerasi Makula

Penyebab selanjutnya adalah degenerasi makula. Degenerasi makula adalah kelainan mata yang menyebabkan hilangnya penglihatan sentral. Apa itu penglihatan sentral? Penglihatan sentral adalah ketika mata menatap lurus ke depan.

Sementara itu, penglihatan tepi (peripheral vision) adalah apa yang Anda lihat di samping mata menatap lurus ke depan. Degenerasi makula tidak menyebabkan kebutaan total karena tidak memengaruhi penglihatan tepi. Degenerasi makula terbagi menjadi 2 (dua) yakni kering dan basah.

Degenerasi makula merupakan salah satu penyebab mata buta yang paling umum. Penyakit ini dipicu oleh adanya kerusakan pada makula, yakni area kecil di tengah retina yang letaknya ada di belakang mata.

Ciri-ciri degenerasi makula kering adalah sebagai berikut:

  • Distorsi garis lurus di bidang penglihatan
  • Berkurangnya kemampuan penglihatan pusat
  • Tidak bisa melihat dengan jelas di cahaya yang redup atau standar
  • Penglihatan buram
  • Kesulitan mengenali wajah

Sementara pada kasus degenerasi makula basah, ciri-cirinya meliputi:

  • Penglihatan kabur
  • Penglihatan buram

3. Glaukoma

Glaukoma adalah penyakit mata yang merusak saraf optik. Saraf optik sendiri berfungsi untuk mengirimkan informasi visual ke otak dari mata.

Glaukoma biasanya (tetapi tidak selalu) terjadi akibat adanya tekanan tinggi yang tidak normal di dalam mata. Seiring berjalannya waktu, peningkatan tekanan dapat mengikis jaringan saraf optik yang lantas menyebabkan menurunnya penglihatan atau bahkan kebutaan. Akan tetapi, komplikasi ini dapat dicegah apabila penanganan medis dilakukan sesegera mungkin.

Ciri atau gejala glaukoma meliputi:

  • Sakit mata parah
  • Mual
  • Muntah
  • Mata memerah
  • Penglihatan kabur

 

4. Neuritis Optik

Penyebab kebutaan selanjutnya adalah neuritis optik. Neuritis optik adalah kondisi ketika saraf optik mengalami peradangan (inflamasi).

Meradangnya saraf optik ini lebih disebabkan oleh adanya infeksi. Akan tetapi, neuritis optik bisa juga berawal dari kerusakan pada saraf optik tersebut.

Penyakit ini umumnya hanya menyerang salah satu mata, pun kebutaan yang terjadi bersifat sementara. Penglihatan akan kembali normal apabila kondisi ini berhasil disembuhkan.

Ciri-ciri Anda mengalami neuritis optik adalah sebagai berikut:

  • Salah satu mata tidak bisa melihat
  • Mata terasa sakit saat digerakkan
  • Tidak mampu mengidentifikasi warna dengan baik (diskromatopsia)

5. Amblyopia

Amblyopia atau disebut juga dengan istilah ‘mata malas’ (lazy eye) adalah kondisi ketika otak hanya ‘bekerja sama’ dengan salah satu mata. Hal ini dikarenakan pada mata yang satunya lagi terdapat gangguan seperti otot yang melemah.

Akibatnya, otak mengabaikan sinyal yang dikirimkan oleh saraf optik mata yang bermasalah tersebut. Tak pelak, kondisi ini menyebabkan penglihatan menjadi berkurang.

6. Retinitis Pigmentosa

Retinitis pigmentosa sejatinya merupakan kumpulan penyakit mata yang diturunkan dalam keluarga (genetik). Semua penyakit melibatkan retina mata. Retina sendiri adalah lapisan saraf yang melapisi bagian belakang mata yang sensitif terhadap cahaya.

Retinitis pigmentosa bersifat kronis. Artinya, penderita dapat mengalami kebutaan secara perlahan namun pasti. Ciri-ciri dari penyakit ini antara lain:

  • Tidak bisa melihat dengan baik di tempat redup
  • Kemampuan penglihatan sentral maupun periferal menurun
  • Sulit mengindentifikasi objek gambar maupun tulisan
  • Sensitif terhadap cahaya

7. Tumor

Penyebab kebutaan yang satu ini sifatnya sangat berbahaya. Ya, tumor pada mata juga bisa berujung pada hilangnya penglihatan.

Akan tetapi, tumor pada mata biasanya bersifat sekunder. Artinya tumor ini merupakan perkembangan dari tumor yang telah tumbuh dan berkembang di organ maupun bagian tubuh lainnya seperti paru-paru, payudara, prostat, dan usus.

Kendati demikian, tumor pada mata juga bisa bersifat primer. Hal ini tak lain karena adanya penyakit yang disebut sebagai melanoma dan retinoblastoma.

 

 

  1. Anonim. Cataracts. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cataracts/symptoms-causes/syc-20353790 (Diakses pada 5 Agustus 2020)
  2. Anonim. Eye Tumors. https://www.hopkinsmedicine.org/wilmer/conditions/tumors.html (Diakses pada 5 Agustus 2020)
  3. Anonim. Retinitis Pigmentosa. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/retinitis-pigmentosa (Diakses pada 5 Agustus 2020)
  4. Higuera, V. 2020.  Macular Degeneration. https://www.healthline.com/health/macular-degeneration#symptoms (Diakses pada 5 Agustus 2020)
  5. Holland, K. 2012. Glaucoma. https://www.healthline.com/health/glaucoma#symptoms (Diakses pada 5 Agustus 2020)
  6. Johnson, S. 2012. what is Lazy eye? https://www.healthline.com/health/lazy-eye#signs (Diakses pada 5 Agustus 2020)
  7. Krause, L et al. 2012. Optic Neuritis. https://www.healthline.com/health/optic-neuritis#risk-factors (Diakses pada 5 Agustus 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi