Terbit: 18 July 2016 | Diperbarui: 20 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Mata merah adalah sebuah kondisi yang sangat tidak nyaman bagi siapa saja. Bagaimana tidak, mata akan terasa sedikit perih dan gatal-gatal karena kondisi ini. Seringkali mata merah terjadi karena mata sudah lelah atau terkena paparan debu hingga karena alergi. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan fakta menarik dimana ada kemungkinan mata merah juga bisa menjadi tanda adanya kekurangan vitamin C dalam tubuh. Selain itu, ada juga kemungkinan mata merah adalah gejala dari penyakit mata konjungtivitis, blepharitis, uveitis, hingga glaukoma. Lantas, adakah cara untuk mengatasi mata merah ini?

Mata Merah? Bisa Jadi Anda Kurang Vitamin C

Pakar kesehatan Elousie Bauskis menyebutkan jika kita bisa mulai mengkonsumsi makanan kaya vitamin C layaknya brokoli, kiwi, atau paprika merah. Selain itu, suplemen kaya bioflavonoid juga bisa diminum untuk mengatasi mata merah. Hanya saja, jika mata merah ternyata terjadi karena konjungtivitis alergi ringan, ada baiknya kita memakai obat alergi yang bisa diminum untuk mengatasimata merah. Andai obat ini tidak mempan, bisa jadi mata terkena bakteri atau virus yang tentu harus diperiksakan lebih lanjut ke dokter.

Beberapa obat-obatan anti alergi layaknya dekongestan atau antihistamin juga bisa kita konsumsi untuk mengatasi alergi yang menyebabkan mata merah. Hanya saja, jika kita ingin mengobatinya dengan cara yang lebih alami, memberikan kompres air dingin atau air hangat pada mata mungkin bisa menjadi pilihan yang bijak. Caranya pun sederhana, yakni dengan merendam kain yang bersih pada air dingin atau hangat dan kemudian angkat dan peras hingga kain hanya lembab saja, Setelah itu, kain ini diusapkan pada mata dan tutup ke bagian mata yang mengalami masalah mata merah. Biasanya kompres dingin akan sangat baik untuk mengatasi konjungtivitis alergi dan kompres air hangat akan sangat baik untuk mengalami pembengkakan yang biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi