DokterSehat.Com-Kementerian kesehatan, pada tahun 2012 lalu menyatakan bahwa penderita penyakit mata di Indonesia seperti katarak, bufthalamus, retinoblastoma dan lain-lain sejumlah 3,6 Juta jiwa. Jumlah yang besar, jumlah ini meduduki angka pertama di Asia Tenggara.
Dari 3.6 juta jiwa pendertia penyakit mata seperti yang telah disebutkan di atas, bukan hanya terdiri dari orang dewasa dan lansia saja, tapi, penyakit mata dapat menyerang anak-anak juga. penyebabnya macam-macam. Maka dari itu, mari kita kenali macam-macam penyakit mata yang biasa menyerang anak-anak.
Penyakit mata pada anak:
1. Buta warna
Buta warna jelas penyakit keturunan, lebih sering pada anak laki-laki dibanding anak perempuan. Dibawa oleh kromosom Y. sampai saat ini belum ada terapi buta warna, di Jepang baru sedang dicoba untuk mengganti sel-sel kerucut pada retina, penyebab terjadinya buta warna, tapi belum dinyatakan berhasil. Anak buta warna sejak lahir tidak mengenal warna merah, hijau, dan biru secara baik. Yang ringan masih bisa membedakannya, tapi yang berat, hanya berkemampuan dengan bergradasi hitam putih belaka. Sehingga persepsinya terhadap ketiga warna itu menjadi berbeda dengan orang normal.
Adakalanya anak tidak sadar, ia mengidap buta warna. Bahkan orang tuanya pun mungkin tidak tahu si anak buta warna, terutama jika buta warnanya ringan. Sehingga sering kaget ketika masuk perguruan tinggi sebab untuk jurusan teknik elektro dan kedokteran, misalnya, tidak boleh buta warna. Perlu diketahui, di retina terdapat dua jenis sel, yakni sel batang dan sel kerucut. Sel batang untuk kemampuan membedakan terang gelap, sedang sel kerucut untuk membedakan warna-warna. Pada anak buta warna, sel kerucut di retina matanya, abnormal sehingga terganggu kemampuannya membedakan warna merah, hijau dan biru dengan derajat yang berbeda-beda.
Dengan melakukan tes membaca ishihara, buta warna didiagnosis. Buku berisi gambar-gambar bertuliskan angka-angka, sedemikan rupa, sehingga orang buta warna tidak bisa tepat membaca angka-angka yang orang normal dapat melihatnya dengan jelas.
2. Mata juling
Mata juling juga bersifat bawaan dari lahir, ada beberapa jenis kejulingan, dari yang ringan sampai yang berat. Umumnya sebab terdapat kelainan saraf bola mata, sehingga sumbu bola mata tidak normal dan perlu dikoreksi. Jika tidak dibawa dari lahir, juling didapat sesudahnya. Bisa akibat katarak berat. Pada orang dewasa mendadak juling perlu diwaspadai, sebab dapat merupakan manifestasi dari adanya kelainan di otak atau kenker hidung tenggorokan. Pada anak bisa juga akibat adanya tumor ganas di dalam bola mata.
Mata juling perlu segera dikoreksi agar keteajaman penglihatan anak berkembang normal. Jika tidak, anak tidak belajar melihat secara normal. Dan mata anak kemudian bisa menjadi abnormal.
3. Glaukoma
Penyakit ini merupakan penyakit tekanan bola mata yang meninggi, sehingga bisa menimbulkan kerusakan pada sarafmata dan retina. Selain didapat, terutama bagi yang berusia lanjut, glaukoma dapat pula bersifat sejak bawaan yang memang turunan. Sejak lahir tekanan bola mata anak sudah meninggi, meningginya tekanan bola mata disebabkan adanya gangguan sistem aliran cairan di dalam bola mata yang bisa bersifat bawaan. Akibat bendungan cairan bola mata ini, timbul gejala tekanan bola mata yang meninggi.
Penyakit ini menimbulkan rasa nyeri hebat di bola mata adan kepala. Selain itu mata tampak merah, pada yang sudah berat, timbuk pula gangguan penglihatan. Selain kurang tajam, lapangan pandang pun mendadak berkurang. Ada yang hilang dalam layar penglihatan. Sebelumnya bisa terjadi penderita melihat bayangan mirip pelangi disekitar bola lampu. Jika dengan obat-obatan tidak menolong, biasanya dilakukan tindakan pemmbedahan dengan tujuan agar aliran cairan bola mata menjadi normal dehingga tidak terjadi bendungan dan tekanan bola mata bisa normal.
4. Bufthalmus
Penyakit ini juga tergolong penyakit mata dengan tekanan bola mata yang meninggi sejak lahir, akibat tekanan bola mata yang meninggi, ukuran bola mata bayi sangat besar. Keadaan ini mengganggu kornea mata, anak takut melihat cahaya, timbul gangguan kelopak mata, kornes membengkak, dan warna kornea menjadi keruh. Untuk mengurangi bendungan cairan bola mata, yang membuat tekanan bola mata yang meninggi dilakukan operasi sayatan (goniotomy) sesegera mungkin agar perkembangan mata dan ketajaman penglihatan anak tidak sampai terganggu.
5. Katarak mata
Ya, bukan orang lanjut usia saja yang bisa katarak atau kekeruhan lensa mata, bayi baru lahir pun bisa mengidap katarak juga. Ini kelainan bawaan, biasanya lahir dari ibu yang mengidap infeksi campak Jerman, toxoplasmosis, atau kencing manis. Selain itu juga disebabkan faktor keturunan. Bayi dengan katarak perlu dilakukan operasi jika refleks fundus mata tidak ada atau kataraknya bersifat total. Maksudnya, agar perkembangan penglihatan anak tidak sampai terhambat, operasi biasanya dilakukan setelah anak berumur 2 tahun. Jika dibiarkan kemungkinan anak berkembang menjadi juling atau pergerakan bola matanya abnormal (nystagmus).
6. Ptosis
Penyakit ini dijuluki ‘mata ngantuk sebab penderitanya seperti mengantuk terus, kelopak mata atasnya tidak dapat membuka dengan sempurna, sehingga cenderung rendah dan turun sebab otot-otot pengungkit kelopak matanya lemah. Untuk mengoreksi sendiri, pasien ptosis tampak khas. Dahinya mengernyit dan alis matanya terungkit terus. Penyakit ini bisa sebab kelemahan otot kelopak mata yang didapat, bisa juga sebab penyakit turunan myastenia gravis. Untuk koreksi kelemahan otot ini dilakukan pembedahan sebelum anak berumur setahun.