DokterSehat.Com – Kontak lensa terdiri dari berbagai macam jenis. Berdasarkan bahan dan komposisinya, contact lens dibagi menjadi dua jenis yaitu soft lens dan hard lens. Berbeda dengan soft lens yang lebih populer, hard lens lebih jarang digunakan. Apakah hard lens memang tidak sebaik soft lens sehingga lebih jarang digunakan?
Apa Itu Hard Lens?
Hard lens atau kontak lensa keras adalah jenis lensa kontak yang sudah berkembang sejak tahun 1970-an. Hard lens saat ini juga disebut dengan lensa kontak RGP atau rigid gas permeable lenses.
Sebelumnya hard lens terbuat dari jenis plastik yang disebut PMMA atau poly methyl methacrylate. Sayangnya PMMA memiliki kekurangan yaitu tidak tembus terhadap oksigen, padahal permukaan mata atau kornea membutuhkan oksigen untuk dapat berfungsi dengan baik.
Jenis lensa kontak RGP adalah jenis hard lens yang memungkinkan oksigen dapat melewatinya dan menuju kornea tanpa lensa berubah bentuk. Hard lens jenis RGP menggabungkan silikon yang membuatnya lebih fleksibel daripada PMMA.
Hard lens tidak hanya digunakan sebagai aksesoris yang memperindah mata, melainkan juga dapat memberikan penglihatan yang lebih baik. Hard lens dapat digunakan untuk membantu miopi (rabun jauh), hipermetropi (rabun dekat), hingga astigmatisme (silinder).
Perbedaan Soft Lens dan Hard Lens
Sebelumnya sudah disinggung bahwa hard lens dan soft lens adalah dua jenis lensa yang dibedakan berdasarkan bahan dan komposisinya. Selain dari material pembuatnya, tentunya terdapat juga beberapa perbedaan lainnya dari kedua jenis lensa kontak ini.
Berikut adalah perbedaan soft lens dan hard lens yang paling umum:
1. Bahan dan bentuk
Pada dasarnya kedua jenis lensa kontak ini dibuat dari material plastik, namun jenisnya berbeda. Hard lens dibuat dari material uang lebih kaku dan keras, sedangkan soft lens dibuat dari material yang bersifat hidrofilik atau menyerap air, maka dari itu bentuknya lebih lunak dan juga fleksibel jika dibandingkan dengan hard lens.
Hard lens juga tidak berubah bentuk ketika digunakan pada mata, sedangkan bentuk soft lens lebih fleksibel dan mengikuti bentuk mata. Hal ini menjadi salah satu keunggulan hard lens, karena ruang antara mata dan hard lens dapat memungkinkan oksigen menuju kornea tidak terhalang.
2. Penggunaan
Umumnya soft lens dianggap lebih nyaman untuk digunakan dan tidak membutuhkan waktu lama untuk penyesuaian karena memang bentuknya yang lebih fleksibel.
Sedangkan pada penggunaan hard lens, mata biasanya menggunakan waktu yang lama untuk beradaptasi. Jika dibandingkan lama waktu penggunaannya, hard lens dapat digunakan untuk waktu yang lebih lama dibandingkan dengan soft lens.
Penggunaan soft lens paling lama umumnya adalah 3 bulan, sedangkan hard lens dapat digunakan hingga belasan tahun jika perawatannya tepat.
3. Risiko
Terdapat beberapa risiko yang berbeda dari kedua jenis kontak lensa ini.
Risiko soft lens adalah seperti dapat membuat mata lebih cepat kering dan lebih mudah menyerap bahan berbahaya yang dapat memicu iritasi. Hal ini tidak terjadi pada hard lens yang tidak membuat mata kering dan lebih aman dari iritasi.
Di sisi lain, hard lens memiliki risikonya sendiri yaitu yang lebih mudah terlepas dari mata dan juga lebih mudah tergores dan pecah.
4. Harga
Harga dari hard lens tentu lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga soft lens. Harga lebih mahal ini tentunya tetap sebanding dengan lama penggunaan hard lens yang juga dapat jauh lebih lama jika dibandingkan soft lens.
Bahaya Hard Lens yang Perlu Diwaspadai
Penggunaan soft lens dan hard lens sama-sama dapat berbahaya apabila tidak dilakukan dengan cara yang benar. Berikut adalah beberapa bahaya hard lens yang perlu diwaspadai:
1. Menyebabkan iritasi dan infeksi
Iritasi atau infeksi dapat terjadi akibat penggunaan hard lens maupun soft lens. Iritasi atau infeksi mata dapat ditandai dengan gejala seperti berikut ini:
- Rasa tidak nyaman pada mata
- Air mata berlebihan
- Sensitivitas yang tidak biasa terhadap cahaya
- Rasa gatal, terbakar, atau berpasir
- Mata merah
- Penglihatan kabur
- Pembengkakan
- Nyeri pada mata
Apabila terjadi gejala seperti yang disebutkan di atas, hentikan sementara penggunaan hard lens dan segera konsultasikan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya.
2. Lebih peka terhadap benda asing
Hard lens lebih peka terhadap benda asing seperti debu jika dibandingkan soft lens dan ini bisa menjadi salah satu bahaya hard lens. Apabila ada debu yang tersangkut, maka dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan sakit pada mata sehingga Anda terus mengeluarkan air mata.
Terkadang meskipun rasa sakit tersebut timbul, hard lens tidak dapat langsung dilepaskan karena hard lens harus disimpat di tempat yang sesuai agar tidak rusak. Hal ini mungkin membuat Anda harus menahan rasa sakit atau perih pada mata untuk beberapa waktu hingga mendapat kesempatan untuk mencopot hard lens tersebut.
3. Mudah terlepas dan hancur
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa hard lens lebih mudah terlepas dari mata jika dibandingkan dengan soft lens. Hal ini lah yang membuat hard lens tidak dapat direkomendasikan untuk digunakan pada aktivitas tertentu, seperti berolahraga misalnya.
Selain itu hard lens juga lebih mudah tergores dan mudah hancur. Tentunya jika terdapat kerusakan pada hard lens, maka hard lens tidak akan aman untuk digunakan atau bahkan dapat berbahaya bagi mata.
Penggunaan hard lens sebelumnya harus dikonsultasikan ke dokter mata karena pada dasarnya dokter lah boleh menentukan jenis lensa kontak yang dapat Anda gunakan. Jangan lupa juga untuk selalu menjaga kebersihan dalam penggunaan maupun penyimpanan hard lens untuk mencegah iritasi yang tidak diinginkan.
Sumber:
- Hard vs. Soft Lens – https://www.insiderenvy.com/hard-vs-soft-lens/ diakses 30 April 2019
- Contact Lenses: The Risks You Need to Know – https://www.medscape.com/viewarticle/773026 diakses 30 April 2019
- Soft Contact Lenses Vs. Hard Contact Lenses – https://www.stantonoptical.com/blog/hard-vs-soft-contact-lenses/ diakses 30 April 2019
- Contact Lens Risks – https://www.fda.gov/medical-devices/contact-lenses/contact-lens-risks 30 April 2019