Terbit: 4 July 2019
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Tubuh akan secara alamiah mengeluarkan keringat ketika sedang berada di tempat bersuhu panas, sehabis melakukan aktivitas fisik, atau saat suhu tubuh mengalami peningkatan akibat demam. Akan tetapi, pernahkah tubuh Anda mengeluarkan keringat, bahkan saat sedang berdiam dan di tempat dengan suhu dingin? Jika ya, maka ini disebut keringat dingin. Apa penyebab keringat dingin? Bagaimana cara mengatasinya?

Keringat Dingin: Penyebab, Ciri-Ciri, Cara Mengatasi

Apa Itu Keringat Dingin?

Keringat dingin adalah suatu kondisi di mana tubuh mengeluarkan keringat secara tidak wajar. Maksudnya tidak wajar di sini adalah, keringat keluar bahkan saat suhu tubuh sedang tidak ada peningkatan, pun Anda sedang tidak berada di tempat bersuhu panas dan melakukan aktivitas fisik.

Alih-alih kulit merasa kepanasan, yang Anda rasakan ketika muncul keringat dingin adalah, tubuh merasa kedinginan dan permukaan kulit menjadi lembap. Keringat dingin (hiperhidrosis sekunder) sejatinya merupakan sinyal atau gejala dari suatu penyakit, dari mulai penyakit yang sifatnya ringan, bahkan hingga penyakit serius yang tergolong darurat.

Penyebab Keringat Dingin

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, keringat dingin adalah sinyal atau gejala dari suatu penyakit tertentu. Berikut ini adalah kondisi penyebab keringat dingin yang perlu Anda ketahui sekaligus waspadai.

1. Migrain

Sakit kepala sebelah (migrain) adalah jenis sakit kepala yang salah satu gejalanya adalah keringat dingin. Pasalnya, rasa nyeri yang ditimbulkan saat migrain ini cenderung parah, sehingga tubuh perlu mengeluarkan keringat dingin guna merespons rasa nyeri tersebut.

2. Vertigo

Vertigo adalah kondisi di mana penderitanya mengalami rasa pusing yang sangat hebat, sampai-sampai ia merasa dirinya sedang berputar-putar. Penyakit vertigo ini juga menjadi penyebab keringat dingin, di samping munculnya gejala-gejala lain, seperti:

  • Gangguan penglihatan (diplopia)
  • Telinga berdengung (tinnitus)
  • Gangguan berbicara

3. Mual

Saat Anda berada dalam kondisi mual dan ingin muntah, selain perasaan tidak nyaman, keluarnya keringat dingin dari dalam tubuh juga menjadi gejala lainnya yang umum dirasakan.

Mual sendiri disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari penyakit lambung, efek samping obat, atau bahkan gara-gara makan terlalu banyak.

4. Infeksi

Infeksi, apabila sampai menimbulkan demam, akan secara otomatis menyebabkan keringat dingin pada tubuh. Pun demikian ketika infeksi sudah dalam tahap yang parah (sepsis), maka kondisi ini bisa menimbulkan syok yang salah satu gejalanya adalah muncul keringat dinging.

5. Hipotensi

Penyebab keringat dingin selanjutnya adalah hipotensi. Hipotensi adalah istilah untuk menggambarkan kondisi di mana tekanan darah berada di bawah normal. Hipotensi sebenarnya merupakan kondisi yang wajar, dan umumnya terjadi saat Anda sedang tidur atau melakukan aktivitas ringan.

Akan tetapi, ada kasus di mana hipotensi ini sampai menyebabkan kurangnya pasokan oksigen terhadap otak, pun sejumlah organ tubuh lainnya. Jika begitu, maka hipotensi dapat dikategorikan sebagai kondisi berbahaya dan harus segera ditangani.

6. Hipoglikemia

Jika pada hipotensi yang berada di bawah batas normal adalah tekanan darah, maka pada hipoglikemia, yang berada di bawah batas normal adalah gula darah. Kondisi ini juga menjadi penyebab keringat dingin muncul di sekujur tubuh penderitanya.

7. Hipoksia

Saat Anda sedang berada di tempat yang minim oksigen (seperti di dataran tinggi), hal in lantas akan berujung pada kondisi yang dinamai hipoksia. Hipoksia terjadi ketika pasokan oksigen ke sejumlah organ tubuh berkurang, tentu saja penyebabnya karena tubuh tidak bisa menghirup banyak oksigen di tempat tinggi tersebut. Dampaknya, tubuh akan bereaksi dengan cara mengeluarkan keringat dingin.

8. Hipertiroidisme

Hipetiroidisme adalah kondisi di mana kelanjar tiroid menjadi terlalu aktif, sehingga produksi hormon tiroksin menjadi berlebihan. Hipertiroidisme ditandai oleh gejala salah satunya keringat dingin. Kondisi ini memerlukan penanganan medis, kendati bukan tergolong keadaan yang darurat.

9. Menopause

Ketika seorang wanita memasuki periode menopause, yakni berhentinya siklus menstruasi akibat perubahan keseimbangan antara hormon progesteron dan estrogen, maka keringat dingin menjadi salah satu gejala yang umum dialami, selain gejala lainnya seperti hot flashes.

10. Syok

Manakala aliran darah ke otak dan sejumlah organ vital lainnya, hal ini mengakibatkan pasokan oksigen dan nutrisi menjadi berkurang. Pada perkembangannya, kondisi tersebut dapat menyebabkan syok. Keringat dingin menjadi salah satu gejala dari syok. Sayangnya, syok termasuk ke dalam kondisi yang berbahaya dan dapat mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.

11. Penyakit Jantung

Waspada, karena keringat dingin yang Anda alami bisa jadi pertanda adanya penyakit jantung. Ciri-ciri keringat dingin akibat penyakit jantung juga disertai oleh gejala lainnya, yaitu:

  • Nyeri dada
  • Nyeri leher, punggung, rahang, dan perut
  • Sesak napas
  • Kepala pusing

Segera kunjungi dokter apabila Anda merasakan gejala-gejala tersebut agar bisa segera dilakukan penanganan medis sebelum kondisi bertambah parah.

12. Kanker

Selain jantung, penyakit mematikan lainnya yang ditandai dengan keringat dingin adalah kanker. Jenis kanker yang dimaksud meliputi kanker limfoma, kanker darah (leukemia), dan kanker tulang. Selain itu, terapi kanker seperti kemoterapi dan radioterapi juga berpotensi menyebabkan efek samping berupa keringat dingin.

13. Hilang Kesadaran

Hilang kesadaran sesaat atau pingsan umumnya diawali oleh gejala keringat dingin pada penderitanya. Kondisi ini umumnya berlangsung beberapa saat sebelum penderita akhirnya benar-benar pingsan.

14. Cedera

Cedera yang timbul, baik akibat kecelakaan, amputasi, dan lainnya, juga berpotensi menyebabkan penderitanya mengalami keringat dingin, utamanya saat rasa nyeri akibat cedera sedang kambuh.

15. Stres

Stres atau rasa cemas berlebih menjadi penyebab keringat dingin yang lumrah dialami setiap orang, sebagai contoh seseorang yang merasa gugup (nervous) ketika hendak tampil di muka umum.

16. Obat-Obatan

Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat memicu tubuh mengeluarkan keringat dingin. Anda dimungkinkan untuk mengalami keringat dingin apabila mengonsumsi obat-obatan seperti:

  • Obat anti nyeri (naproxen, oxycodone, paracetamol, celecoxib)
  • Antibiotik
  • Obat hormonal (levothyroxine)

Diagonis Keringat Dingin

Keringat dingin adalah gejala dari suatu penyakit. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pemeriksaan guna memastikan penyakit apa yang mendasari terjadinya keringat dingin pada pasien.

1. Anamnesis

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan sehubungan dengan keluhan yang dialami:

  • Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?
  • Apa saja yang dirasakan selain keringat dingin?
  • Apakah punya riwayat penyakit tertentu?
  • Sedang mengonsumsi obat apa?

2. Pemeriksaan Fisik

Setelah itu, dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien dengan merujuk pada ciri-ciri atau gejala suatu penyakit tertentu. Misalkkan, apakah ada pembengkakan di beberapa bagian tubuh dan sebagainya.

3. Pemeriksaan Penunjang

Oleh karena keringat dingin bisa disebabkan oleh adanya penyakit dalam, maka dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk mempelajari penyebab keringat dingin lebih lanjut. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan seperti CT Scan, MRI, USG, Endoskopi, dan sejumlah tes laboratorium lainnya.

Cara Mengatasi Keringat Dingin

Keringat dingin bukanlah kondisi yang bisa disepelekan, mengingat hal ini menjadi pertanda bahwa ada yang salah dengan tubuh Anda.

Cara mengatasi badan lemas dan keluar keringat dingin pun disesuaikan dengan penyakit yang mendasari kondisi tersebut. Sebagai contoh, keringat dingin yang disebabkan oleh hiperglikemia, maka cara mengatasi keringat dingin yang satu ini adalah dengan melakukan pengobatan hiperglikemia.

Selain itu, cara mengatasi keringat dingin juga bisa dengan menggunakan metode sebagai berikut ini:

  •  Iontophoresis, yakni menghantarkan arus listrik berkekuatan rendah ke kulit pasien, guna menyumbat kelenjar keringat. Akan tetapi, metode ini hanya bersifat sementara
  • Botulinum toxin, yakni menghalau saraf pemberi sinyal kepada tubuh untuk memproduksi keringat

Itu dia informasi mengenai keringat dingin berikut penyebab dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat!


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi