Terbit: 28 January 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.com – Kaum pria biasanya kencing dengan posisi berdiri, sementara wanita dengan posisi jongkok. Namun, bagaimana bila pria kencing dengan posisi jongkok?Mungkin hal ini akan terkesan tidak biasa, tapi di balik kesan itu ternyata manfaat kencing jongkok baik bagi kesehatan pria, lho!

Manfaat Kencing Jongkok Lebih Menyehatkan Pria, Lho!

Pria Swedia dilarang kencing berdiri sebab pemerintah memandang ada banyak keuntungan yang diperoleh bila pria kencing dengan cara duduk di toilet. Partai sosialis dan feminis di Swedia mengklaim bila pria duduk atau jongkok saat buang air kecil maka akan lebih higienis.

Hal itu dapat mengurangi genangan air dan dianggap dapat mengurangi risiko kanker prostat dan meningkatkan kualitas kehidupan seks pria.

Manfaat Kencing Jongkok bagi Pria

Berikut ini manfaat buang air kecil dengan jongkok bagi kesehatan pria:

1. Mengurangi risiko kanker prostat

Bila melakukan posisi buang air kecil yang baik untuk pria, kandung kemih akan tertekan dan memicu keluarnya seluruh urin dari tubuh tanpa sisa. Kandung kemih yang kosong dapat membantu mengurangi risiko kanker prostat.

Untuk mengosongkan kandung kemih, saat buang air seni usahakan batuk-batuk kecil supaya kandung kemih lebih tertekan dan urin bisa keluar semua.

2. Membuang gas

Biasanya saat buang air seni dengan posisi jongkok sering disertai dengan buang gas, dengan begitu Anda telah membuang metabolisme tubuh berupa air dan gas. Kondisi ini sangat jarang terjadi bila Anda kencing dengan posisi berdiri.

3. Mengurangi ririko batu kandung kemih

Buang air kecil dengan posisi berdiri tidak akan menekan kandung kemih sehingga masih ada urine yang tertinggal dalam tubuh. Hal ini tentu saja dapat meinmbulkan berbagai macam penyakit akibat masih tertinggalnya sisa metabolisme tubuh. Makin banyak urine yang tersimpan dalama tubuh maka makin meningkat pula risiko terkena batu kandung kemih. Sebaliknya, bila kencing dengan posisi jongkok dapat mengurangi risiko batu kandung kemih.

4. Memiliki kehidupan seks yang lebih sehat

Cara kencing yang benar untuk pria bisa menyehatkan performa seks pria. Apa bahaya kencing berdiri? Kencing berdiri tampaknya mengaktifkan sejumlah otot di panggul dan tulang belakang yang mencegah buang air kecil dengan tepat – setelah kencing keluar 1 hingga dua kali tetesan air kencing. Kencing yang tidak tuntas ini dapat menyebabkan masalah prostat, sehingga seks Anda terganggu dari waktu ke waktu. Jadi, masih mau kencing berdiri?

Manfaat Kencing Jongkok bagi Pria dan Wanita

Pertimbangkan tujuh manfaat kesehatan dari berjongkok:

1. Lebih higienis

Kenapa kencing harus jongkok? Secara umum, toilet jongkok lebih higienis daripada toilet dudu karena tubuh Anda tidak perlu menyentuh bagian toilet mana pun.

Jongkok adalah posisi alami untuk buang air kecil. Ini menempatkan otot-otot Anda pada posisi yang lebih siap untuk kencing.

2. Mengurangi risiko sembelit 

Menurut Dr. Oz, sembelit adalah keluhan gastrointestinal nomor 1 di Amerika, dalam kasus yang jarang terjadi, bahkan bisa berakibat fatal. Kencing jongkok adalah pengobatan alami untuk sembelit.

3. Mengurangi risiko gangguan pencernaan

Kencing jongkok memungkinkan Anda untuk mengosongkan usus dengan lebih baik dan mengurangi kemungkinan mengalami sindrom iritasi usus, usus buntu, dan stagnasi tinja yang dapat menyebabkan kanker usus besar.

4. Mencegah berbagai masalah kesehatan

Manfaat kencing jongkok dapat membantu mencegah berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh toilet duduk, seperti: inkontinensia kandung kemih, diverticulosis, endometriosis, GERD, serangan jantung, hiatus hernia, histerektomi, masalah kehamilan dan persalinan, gangguan prostat, disfungsi seksual, fibroid rahim dan banyak lagi.

5. Meningkatkan fleksibilitas kaki

Kencing jongkok membantu meningkatkan fleksibilitas di pergelangan kaki, betis, dan paha, yang dapat membantu menjaga keseimbangan. Ini sangat membantu seiring bertambahnya usia Anda. Mereka yang kencing jongkok cenderung memiliki kesehatan yang lebih baik sepanjang hidupnya.

Cara Menjaga Kesehatan Kandung Kemih

Selain manfaat kencing jongkok, beberapa tips ini dapat menyehatkan kandung kemih. Anda dapat mengambil langkah praktis setiap hari untuk menghindari kondisi urologis dan meningkatkan kesehatan kandung kemih, seperti mendapatkan jumlah cairan yang tepat.

1. Keluarkan semuanya

Wanita sangat rentan terhadap infeksi saluran kemih, yang juga bisa melibatkan kandung kemih. Salah satu cara untuk mengurangi risiko Anda adalah memastikan bahwa Anda benar-benar buang air kecil, kata Gopal Badlani, MD, dari Pusat Medis Baptis Universitas Wake Forest di Winston-Salem, N.C. dan seorang spesialis masalah kandung kemih. Jika Anda mengencangkan otot untuk berhenti kencing terlalu cepat, urin yang tidak cukup keluar akan kembali ke kandung kemih Anda, yang dapat membawa bakteri ke dalam sistem Anda.

2. Minum banyak cairan

Minum banyak air, tapi tidak terlalu banyak – sekitar enam hingga delapan gelas setiap hari dapat mengeluarkan bakteri dari saluran kemih dan membantu mencegah infeksi kandung kemih. Namun, banyak orang minum lebih dari itu karena banyak minum airt menyehatkan. Jika terganggu oleh kebutuhan yang konstan untuk mengosongkan kandung kemih dan Anda minum cairan sepanjang hari, kurangi asupan air. Selain itu, hindari soda dan kopi berkafein – itu hanya akan membuat sering buang air kecil.

3. Joging

Suatu kondisi yang disebut cystitis interstitial, yang jauh lebih umum pada wanita daripada pria, menyebabkan nyeri kandung kemih, buang air kecil yang mendesak, dan kadang-kadang inkontinensia urin. Beberapa orang menemukan bahwa makanan tertentu dapat memperburuk gejala kandung kemih. Makanan asam, seperti tomat dan jus jeruk, mungkin terkait dengan flare-up. Buat catatan harian tentang gejala dan lihat apakah Anda dapat menghubungkannya dengan makanan apa pun. Jika demikian, hindari makanan ini dan lihat apakah ada perbaikan.

Teman Sehat! setelah mengetahui manfaatnya, masih mau kencing berdiri atau jongkok?


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi