Doktersehat.com – Liver atau sering disebut sebagai hati adalah salah satu organ tubuh terbesar dan memiliki pengaruh signifikan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Liver berperan mengubah makanan menjadi energi dan berfungsi untuk menyaring racun. Melihat peran penting organ ini, oleh karenanya Anda harus lebih mewaspadai penyakit liver.
Apa Itu Penyakit Liver?
Penyakit liver adalah penyakit yang bisa berasal dari infeksi oleh parasit dan virus. Hingga saat ini dikenal 8 jenis virus hati. Virus yang paling berbahaya adalah virus Hepatitis B (HVB) dan Hepatitis C (HCV).
Liver adalah satu-satunya organ dalam tubuh yang dapat dengan mudah mengganti sel yang rusak, tetapi jika sel-sel yang dibutuhkan hilang, liver tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan tubuh.
Penyebab Penyakit Liver
Pada dasarnya penyebab liver beranekaragam. Hingga saat ini tercatat lebih dari 100 penyakit liver dengan gejala dan penyebab yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa penyebab penyakit liver, di antaranya:
1. Infeksi
Parasit dan virus dapat menginfeksi hati, menyebabkan peradangan sekaligus mengurangi fungsi hati. Virus yang menyebabkan kerusakan hati dapat menyebar melalui darah atau air mani, makanan, air yang terkontaminasi, atau kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Jenis infeksi hati yang paling umum adalah virus hepatitis, termasuk:
- Hepatitis A.
- Hepatitis B.
- Hepatitis C.
2. Gangguan sistem kekebalan tubuh
Penyakit liver ternyata juga bisa dipengaruhi oleh sistem kekebalan yang ada di dalam tubuh. Sistem imun tubuh bisa menyerang bagian-bagian tertentu dari tubuh (autoimun) yang kemudian memengaruhi kondisi organ hati. Contoh penyakit autoimun adalah
- Hepatitis autoimun.
- Sirosis bilier primer.
- Kolangitis sclerosing primer.
3. Genetik
Penyakit liver ini disebabkan oleh kelainan genetik yang menyebabkan gangguan fungsi organ hati. Gen abnormal yang diwarisi dari satu atau kedua orang tua dapat menyebabkan berbagai zat menumpuk di organ hati, sehingga mengakibatkan kerusakan hati.
Beberapa penyakit liver terkait genetik, antara lain:
- Hemochromatosis.
- Hyperoxaluria and oxalosis.
- Penyakit Wilson’s.
- Alpha-1 antitrypsin deficiency.
Gejala Penyakit Liver
Gejala liver yang muncul pada setiap orang berbeda-beda, semua tergantung penyebab dan jenis liver yang dialami. Berikut ini adalah beberapa gejala penyakit liver yang bisa Anda kenali, di antaranya:
- Kulit dan mata yang tampak kekuningan (jaundice).
- Perut terasa nyeri dan bengkak.
- Bengkak di kaki dan pergelangan kaki.
- Kulit yang gatal.
- Warna urine gelap.
- Warna tinja pucat atau berdarah.
- Kelelahan kronis.
- Mual atau muntah.
- Kehilangan selera makan.
- Cenderung mudah memar.
Mengenali gejala liver adalah sesuatu yang penting agar Anda dapat segera mendapatkan penanganan sebelum gejala penyakit liver menjadi semakin parah. Selain fungsi liver yang menurun, hampir semua peradangan liver menimbulkan gejala yang tampak seperti penyakit kuning. Meski begitu, hal ini tergantung pada penyebab, gejala serta tanda penyertanya yang tidak sama.
Jika Anda memiliki salah satu gejala seperti di atas dan terjadi secara terus-menerus, segera cari pertolongan medis untuk mendapatkan penanganan dengan tepat.
Diagnosis Penyakit Liver
Menemukan penyebab dan luasnya kerusakan liver adalah penting dalam melakukan pengobatan. Langkah pertama yang dilakukan dokter adalah dengan melihat riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh.
Beberapa tes lanjutan yang direkomendasikan, di antaranya:
1. Tes darah
Tes darah berguna untuk melihat apakah organ hati berfungsi dengan optimal. Tes ini juga berguna untuk mencari tahu masalah gangguan hati yang berkaitan dengan genetik.
2. Tes pencitraan
Tes pencitraan yang bisa dilakukan untuk melihat kerusakan hati meliputi: ultrasonografi, CT scan, dan MRI.
3. Analisis jaringan
Biopsi adalah salah satu langkah yang dapat membantu mendiagnosis penyakit liver dan mencari tahu tanda-tanda kerusakan hati. Biopsi sendiri adalah prosedur pengambilan sebagain kecil jaringan untuk diperiksa menggunakan mikroskop.
Biopsi hati paling sering dilakukan menggunakan jarum panjang yang dimasukkan melalui kulit untuk mengekstraksi sampel jaringan, kemudian dianalisis di laboratorium.
Pengobatan Penyakit Liver
Penyakit yang menyerang liver, terutama jenis Hepatitis A umumnya bisa sembuh sendiri tanpa pemberian obat dan hanya diperlukan istirahat yang cukup. Lain halnya dengan Hepatitis B dan C yang memerlukan pengobatan khusus untuk bisa sembuh.
Biasanya dokter akan memberikan suntikan interferon (interferon Alpha) selama 6-12 bulan. Pada Hepatitis B, pemberian interferon akan lebih baik hasilnya jika digabung dengan Lamivudine (virus supressor) atau dengan Famciclovir. Sedangkan untuk Hepatitis C, interferon digabung dengan Ribavirin.
Selain dengan obat, penyakit liver mungkin memerlukan operasi. Penyakit hati yang menyebabkan gagal liver memerlukan tindakan transplantasi liver.
Pencegahan Penyakit Liver
Selain mengetahui tentang penyakit liver dan pengobatannya, Anda juga harus tahu bahwa penyakit liver itu menular–meskipun tidak semuanya. Kondisi yang menentukan apakah penyakit liver menular atau tidak adalah penyebab dari penyakit itu sendiri.
Jika penyakit liver kronis disebabkan oleh gaya hidup, maka penyakit tersebut bukan penyakit liver menular. Namun, jika penyakit yang diderita adalah penyakit pada liver yang disebabkan karena infeksi virus, maka penyakit liver bisa menular.
Cara penularannya adalah dengan tinggal bersama, berbagi barang pribadi, konsumsi makanan yang tercemari feses yang mengandung virus, berhubungan seks tanpa kondom dengan penderita, menerima transfusi darah dari penderita, dan menggunakan jarum yang telah terkena paparan virus hepatitis.
Berikut ini adalah beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit liver, di antaranya:
1. Hindari konsumsi alkohol
Liver adalah organ yang berfungsi untuk menyaring racun dari tubuh. Tapi, fungsinya bisa terganggu apabila Anda mengonsumsi alkohol, terutama dalam jumlah besar. Oleh karena itu, jangan konsumsi alkohol bila ingin liver tetap sehat.
2. Batasi konsumsi makanan tinggi lemak
Hindari makanan cepat saji untuk menjaga liver tetap dalam kondisi baik. Kontrol berat badan secara rutin, karena obesitas dan diabetes bisa jadi pemicu penyakit liver. Akumulasi racun dan lemak dalam tubuh bisa mengurangi fungsi hati.
3. Hindari perilaku yang berisiko
Pencegahan penyakit liver juga bisa dilakukan dengan tidak berbagi jarum suntik atau menggunakan kondom saat berhubungan seks. Sementara jika Anda ingin memiliki tato atau ingin tindik badan, pastikan tempat yang Anda pilih menjaga keamanan dan kebersihan lingkungannya dengan baik.
4. Vaksinasi
Jika Anda berisiko lebih tinggi tertular hepatitis atau jika Anda sudah terinfeksi virus hepatitis jenis apapun, bicarakan dengan dokter Anda tentang mendapatkan vaksin hepatitis A dan hepatitis B.
5. Hindari kontak dengan darah, zat beracun dan cairan tubuh orang lain.
Virus hepatitis dapat ditularkan melalui jarum suntik, pembersihan darah serta cairan tubuh yang tidak tepat. Selain itu, guna mengurangi penyebaran penyakit liver Anda bisa mengenakan masker saat menyemprotkan insektisida, fungisida, dan zat kimia beracun lainnya.
Sumber:
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/liver-problems/symptoms-causes/syc-20374502
- https://www.webmd.com/digestive-disorders/liver-and-hepatic-diseases#1
- https://www.emedicinehealth.com/liver/article_em.htm#what_is_liver_regeneration