DokterSehat.Com – Semakin hari semakin banyak kekerasan pada anak yang terjadi. Pelaku kekerasan pada anak yang terjadi selama ini dilakukan oleh orang lain dan orang tua sendiri. Setiap orang tua yang baik, pastinya tidak menginginkan kasus kekerasan pada anak terjadi baik pada anaknya.
Oleh karena itu, baca lebih lanjut penjelasan tentang kekerasan pada anak mulai dari pengertian kekerasan pada anak, jenis kekerasan pada anak, upaya pencegahan, dan beberapa gejala atau tanda-tanda kekerasan.
Apa itu kekerasan pada anak?
Mungkin masih banyak yang belum tahu arti sebenarnya dari kekerasan pada anak. Definisi dari kekerasan pada anak adalah setiap tindakan terhadap anak yang melanggar norma-norma tingkah laku dan cenderung menyebabkan kerusakan pada anak baik secara fisik ataupun psikis.
Sebuah kasus bisa dikatakan kekerasan pada anak apabila korbannya adalah anak yang berumur di bawah 17 atau 18 tahun. Anak-anak yang berada di bawah usia tersebut harus dilindungi dari upaya kekerasan karena pada rentang usia tersebut anak belum bisa melindungi diri seutuhnya dari tindakan kekerasan.
Jenis-jenis kekerasan pada anak
Kekerasan pada anak tidak hanya berupa kekerasan fisik saja. Kasus kekerasan terhadap anak juga bisa terjadi pada hal selain yang bersifat fisik. Ada beberapa jenis kekerasan pada anak, yaitu kekerasan fisik, pelecehan seksual, kekerasan emosional, penyalahgunaan medis, dan pengabaian.
Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa jenis kekerasan pada anak:
1. Kekerasan fisik
Kekerasan pada anak yang sering terjadi adalah kekerasan fisik. Kekerasan fisik pada anak adalah kekerasan yang dilakukan dengan melukai fisik anak secara sengaja. Efek dari kekerasan fisik ini biasanya memberikan kerusakan secara fisik pada anak.
Kasus kekerasan fisik yang terjadi bisa dilakukan oleh pengasuh (orang tua, kakek-nenek, baby sitter, dan lainnya). Selain itu, kekerasan fisik juga bisa dilakukan oleh seseoran yang bukan pengasuh.
Beberapa contoh bentuk kekerasan fisik pada anak adalah memukul, mencolok, mencubit, menggigit, membakar, menyundut dengan rokok, dan lainnya. Kekerasan fisik pada bayi biasanya terjadi di area kepala dan perut.
Anak usia bayi dan balita adalah yang paling rentan menjadi korban dari kekerasan fisik jenis ini. Hal ini dikarenakan mereka memiliki tahap perkembangan yang pesat dan sering kali menyulitkan pengasuh. Selain itu, mereka tidak dapat memberi tahu tentang kekerasan fisik yang dialaminya.
2. Pelecehan seksual
Pelecehan seksual adalah kekerasan pada anak yang terkait dengan area genita dan aktivitas seksual seperti sentuhan, hubungan seksual, dan pornografi. Sama seperti kekerasan fisik, pelecehan seksual juga bisa dilakukan oleh pengasuh dan bukan pengasuh yang berjenis kelamin laki-laki.
Baca juga: Pedofilia – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Kasus pelecehan seksual pada anak yang biasa terjadi sangat terkait dengan pedofilia. Pelecehan seksual pada anak bisa terjadi dalam bentuk memperlihatkan alat kelamin pelaku, melihat alat kelamin anak apalagi sampai menyentuh dan melakukan penetrasi.
3. Kekerasan emosional
Kekerasan pada anak jenis selanjutnya adalah kekerasan emosional. Anak-anak di bawah usia 18 tahun juga tak luput mendapatkan kekerasan emosional. Bentuk dari kekerasan emosional ini biasanya berbentuk kekerasan verbal.
Pada umumnya, kekerasan emosional ini dilakukan dengan cara memarahi anak, membentak, meremehkan, mengabaikan, mengasingkan, dan menolak anak. Kekerasan pada anak jenis ini sudah pasti memberikan efek negatif pada emosional anak.
4. Penyalahgunaan medis
Penyalahgunaan medis juga merupakan kekerasan pada anak. Hampir mirip dengan kekerasan fisik, penyalahgunaan anak adalah tindakan yang secara sengaja membuat anak menjadi sakit. Kekerasan pada anak jenis ini memang lebih serius daripada kekerasan fisik.
Hal ini dikarenakan penyalahgunaan medis bisa memberikan cidera yang serius pada anak karena memberikan tindakan medis yang tidak dibutuhkan atau memanipulasi agar terkesan sakit. Contoh dari penyalahgunaan medis adalah pelaku memberikan obat-obatan yang tidak perlu atau memanipulasi sampel urin dengan ditambahkan kontaminan.
5. Pengabaian
Kekerasan pada anak yang satu ini jarang disadari oleh orang tua dan pengasuh. Pengabaian juga termasuk ke dalam jenis kekerasan pada anak. Pengabaian terhadap anak terlihat pada gagalnya memberikan kebutuhan primer seperti makanan, pangan, papan, kasih sayang, pendidikan, dan kesehatan yang layak untuk anak.
Cara mencegah kekerasan fisik pada anak
Kita sudah tahu bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Informasi tentang cara mencegah kekerasan fisik pada anak pun menjadi hal yang penting bagi setiap orang tua. Jadi, lakukanlah beberapa cara di bawah sebelum terlambat.
Berikut ini adalah beberapa cara mencegah kekerasan fisik pada anak:
1. Mendidik diri sendiri dan anak
Cara mencegah kekerasan pada anak yang pertama adalah dengan menjadi orang tua yang terdidik. Orang tua harus terus belajar agar menjadi orang tua yang baik dan cerdas dalam mengasuh. Dengan begitu, anak pun juga akan terdidik.
Anda bisa mengikuti berbagai kelas parenting yang dilakukan secara offline maupun online. Memiliki komunitas parenting merupakan hal yang sangat baik untuk mencegah kekerasan pada anak. Anda bisa mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman dari orang tua lain sehingga bisa mencegah kekerasan pada anak.
2. Mengajari anak apa yang menjadi hak mereka
Anak-anak perlu diajarkan tentang hak-hak mereka sejak dini. Jangan tunggu mereka dewasa baru diajarkan tentang hak-hak. Hal ini adalah sesuatu yang keliru. Anak-anak harus diajarkan bahwa mereka memiliki hak untuk diperlakukan dengan baik.
Selain itu, anak juga perlu tahu bahwa mereka berhak untuk mendapatkan keamanan. Hal ini akan mendorong mereka untuk berpikir bahwa setiap tindakan kekerasan yang mereka dapatkan adalah sesuatu yang melanggar hak-hak mereka dan sesuatu yang salah.
3. Memberi tahu tentang apa itu kekerasan
Anak-anak tentunya sering kali diam apabila mereka tidak tahu apa yang mereka dapatkan adalah sebuah kekerasan dan sesuatu yang salah. Orang tua perlu memberi tahu dengan bijak tentang apa itu kekerasan.
Beritahulah anak tentang beberapa jenis kekerasan pada anak yang mungkin saja bisa menimpa mereka. Gunakanlah bahasa anak-anak yang mudah dipahami mereka. Apabila memungkinkan.
4. Memberi tahu anak tanda-tanda kekerasan
Setelah anak Anda memiliki gambaran tentang kekerasan maka lengkapilah informasi tersebut dengan memberi tahu tanda-tanda kekerasan. Hal ini penting untuk semakin memastikan bahwa mereka telah mengalami kekerasan. Beritahulah tanda-tanda kekerasan untuk setiap jenis kekerasan yang ada pada penjelasan selanjutnya.
5. Berteman dengan orang tua lainnya
Cara mencegah kekerasan pada anak berikutnya adalah dengan menjadi teman para orang tua di lingkungan anak Anda berada. Lingkungan tersebut bisa di sekolah, di rumah, di tempat-tempat kursus anak, dan lainnya.
Biasanya, para orang tua akan saling membantu dan memberi tahu apa yang terjadi pada anak dari temannya apabila mereka mendapatkan hal-hal yang buruk. Hal tersebut adalah bentuk empati dari setiap orang tua yang peduli anak.
Tanda-tanda kekerasan pada anak
Kenalilah setiap tanda-tanda kekerasan yang telah terjadi pada anak. Informasi ini penting untuk Anda ketahui dan beritahukanlah hal ini kepada anak. Selain itu, melalui tanda-tanda ini, Anda bisa segera melakukan visum atau pengecekan sebagai bukti dari tindakan kekerasan dan bisa memperkuat laporan Anda di ranah hukum.
Berikut ini adalah beberapa tanda kekerasan pada anak:
1. Tanda-tanda kekerasan fisik
- memar
- luka bakar
- patah tulang
- bekas gigitan
- cidera kepala
- cidera perut
- lecet pada kulit
2. Tanda-tanda pelecehan seksual
- sakit perut
- mengompol
- infeksi saluran kemih
- nyeri kelamin atau perdarahan
- kesulitan dalam berjalan atau duduk
- memar pada area genital, anus, atau mulut
- keputihan
- perdarahan
- pruritus
- mimpi buruk
- depresi
- ketakutan yang tidak wajar
- penyakit menular seksual
Baca juga: 7 Cara Mencegah Pelecehan Seksual Anak, Orang Tua Harus Tahu!
3. Tanda-tanda kekerasan emosional
- perubahan kepercayaan diri yang tiba-tiba
- ketakutan abnormal
- sering mimpi buruk
- sakit kepala dan sakit perut tanpa diketahui penyebab secara medis
4. Tanda-tanda pengabaian
- kurang gizi
- kebersihan yang buruk
- rakus atau mencuri makanan
- kegagalan menambah berat badan untuk bayi
- kurangnya pakaian yang pantas
- tumbuh kembang yang tidak optimal
- perilaku yang haus kasih sayang