Terbit: 14 July 2016 | Diperbarui: 24 November 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

etiap orang tua tentu berharap anaknya mampu mendapatkan pendidikan yang layak, dan jika mampu bisa setinggi mungkin. Meskipun banyak orang yang mengeluhkan mahalnya biaya pendidikan sekarang, dalam realitanya ada banyak orang yang memaksimalkan program beasiswa sehingga mampu lulus kuliah atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Sayangnya, pendidikan tinggi belum tentu berbanding lurus dengan kondisi kesehatan seseorang.

Resiko Terkena Tumor Otak Meningkat Bagi Mereka Yang Berpendidikan Tinggi

Dilansir dari hasil penelitian yang ada di Swedia, diketahui bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin besar pula resiko mendapatkan penyakit tumor otak. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Penelitian ini menunjukkan fakta mengejutkan jika kaum wanita yang setidaknya mengenyam tiga tahun bangku kuliah akan meningkatkan resiko terkena tumor otak bersifat kanker hingga 23 persen. Jika dibandingkan dengan mereka yang hanya berpendidikan setara dengan SMA, perbedaan resiko ini bisa mencapai 16 persen. Selain itu, bagi kaum pria yang mengenyam tiga tahun bangku kuliah, Ia akan meningkatkan resiko terkena tumor otak 19 persen lebih besar.

Penelitian ini sendiri dilakukan dengan mengecek data-data warga negara Swedia yang berhubungan dengan tingkat pendidikan, kondisi kesehatan, hingga status pernikahan, pekerjaan, dan pendapatannya. Meskipun data ini menunjukkan bahwa mereka yang mengenyam pendidikan tinggi akan memiliki resiko terkena tumor jauh lebih besar, namun bukan berarti tingkat pendidikan memiliki pengaruh besar pada penyakit ini.

Alih-alih berhenti belajar atau tidak ingin melanjutkan ke perguruan tinggi akibat resiko penyakit ini, ada baiknya kita tetap melanjutkan tingkatan pendidikan, namun dengan menjaga kesehatan otak tetap dalam kondisi baik. pakar kesehatan menyebutkan jika asalkan gaya hidup yang diadopsi cukup sehat, maka resiko terekan tumor otak pun bisa semakin ditekan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi