DokterSehat.Com- Puasa selama bulan Ramadan ternyata berkhasiat bagi benderita kanker, apalagi jika mengikuti panduan puasa yang benar. Selama beberapa tahun terakhir, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa puasa dapat mengurangi faktor risiko dan gejala kondisi kesehatan yang serius, termasuk kanker.
Penderita kanker boleh berpuasa?
Berdasarkan beberapa kasus, penderita kanker yang berpuasa dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, namun ini tergantung pada kondisi kesehatan penderita kanker itu sendiri.
Penderita kanker diperbolehkan puasa dengan catatan, tidak mengalami komplikasi, tubuh dalam kondisi stabil, dan berada di bawah penanganan dokter. Berdasarkan penelitian, penderita kanker lanjut kemungkinan diperbolehkan berpuasa.
Sementara itu, penderita kanker tidak diperbolehkan puasa jika sedang menjalani pengobatan dan kanker sudah mencapai tahap kronis.
Bagaimana puasa mengobati kanker?
Tubuh Anda dirancang untuk melindungi dari kelaparan. Saat sahur, tubuh akan menyimpan cadangan nutrisi yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Ketika Anda tidak makan dengan normal, ini menempatkan sel-sel di bawah tekanan ringan dan tubuh Anda mulai melepaskan sumber-sumber itu untuk mengisi bahan bakar itu sendiri.
Dokter menyarankan bahwa selama tubuh memiliki waktu untuk menyembuhkan dirinya sendiri setelah periode stres ini, Anda tidak akan mengalami efek negatif.
Salah satu hasil paling cepat dari puasa adalah penurunan berat badan karena tubuh Anda menggunakan lebih banyak kalori daripada yang dikonsumsi.
Manfaat puasa untuk penderita kanker
Penurunan berat badan hanyalah salah satu manfaat dari puasa untuk orang dewasa yang sehat. Penelitian pada hewan baru-baru ini dan beberapa percobaan manusia telah menunjukkan bahwa puasa dapat menurunkan risiko kanker atau penurunan tingkat pertumbuhan kanker.
Studi menunjukkan puasa bermanfaat bagi penderita kanker, di antaranya:
- Menurunkan produksi glukosa darah
- Sel punca dipicu untuk meregenerasi sistem kekebalan tubuh
- Asupan gizi seimbang
- Meningkatkan produksi sel-sel pembunuh kanker
Dalam satu studi tentang waktu selama 9 jam puasa, ditunjukkan dapat mengurangi perkembangan obesitas dan diabetes tipe 2 pada tikus. Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk kanker yang dapat mendukung puasa untuk mengobati kanker.
Studi kedua pada tikus menunjukkan bahwa diet dua kali berpuasa dua bulanan mengurangi risiko kanker. Hasilnya serupa dalam uji coba oleh ilmuwan yang sama dengan 19 manusia. Ini menunjukkan penurunan biomarker dan faktor risiko untuk kanker.
Dalam sebuah studi 2016, penelitian menunjukkan puasa dan kemoterapi gabungan memperlambat perkembangan kanker payudara dan kanker kulit.
Metode pengobatan gabungan menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak sel progenitor limfoid umum (CLP) dan limfosit infiltrat tumor. CLP adalah sel-sel prekursor untuk limfosit, yaitu sel-sel darah putih yang bermigrasi ke tumor dan dikenal untuk membunuh tumor.
Penelitian yang sama mencatat kelaparan jangka pendek membuat sel kanker sensitif terhadap kemoterapi sekaligus melindungi sel normal dan juga meningkatkan produksi sel induk.
Puasa menghasilkan sel sehat
Peneliti berbasih di University of Southern California, telah melakukan serangkaian studi bagaimana 2-4 hari berpuasa pada tikus dan manusia bisa menghasilkan sel-sel sehat.
Penelitian menemukan bahwa pasien kanker yang menjalani kemoterapi akan lebih bertahan pada efek samping yang melelahkan setelah mereka diharuskan menjalankan puasa periodik.
Studi tersebut menunjukkan, mereka yang berpuasa lebih mampu menghasilkan sel-sel induk hematopoietik – sel punca sangat berpotensi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh – dan mampu meningkatkan kekebalan tubuh.
Mereka juga telah menemukan bahwa puasa dapat menurunkan tingkat IGF-1, hormon pertumbuhan yang terkait dengan faktor penuaan, perkembangan tumor, dan risiko kanker.
Peneliti menemukan bahwa orang-orang yang berpuasa selama 72 jam sebelum pengobatan akan mengalami toksisitas lebih rendah dan efek lebih ringan pada sumsum tulang dari kemoterapi.