Terbit: 30 December 2020
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Hyperaldosteronism adalah suatu kondisi medis yang berkaitan dengan kelenjar adrenalin. Ketahui lebih lanjut mengenai kondisi ini mulai dari ciri dan gejala, penyebab, hingga pengobatannya.

Hyperaldosteronism: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Apa Itu Hyperaldosteronism?

Hyperaldosteronism—hiperaldosteronisme—adalah suatu kondisi di mana salah satu atau kedua kelenjar adrenal menghasilkan terlalu banyak hormon aldosteron. Aldosteron adalah hormon (zat yang diproduksi oleh tubuh) yang membantu mengontrol kadar kalium dan natrium dalam darah yang mana hal ini berdampak pada terkendalinya tekanan darah.

Akibat kadar hormon aldosteron terlalu banyak, ini menyebabkan tubuh Anda kehilangan terlalu banyak kalium dan menahan terlalu banyak natrium. Akibatnya, terjadi peningkatan retensi air, volume darah, dan tekanan darah.

Ciri dan Gejala Hyperaldosteronism

Gejala utama hyperaldosteronism adalah tekanan darah tinggi, yang dapat berkisar dari sedang hingga parah. Dalam beberapa kasus, tekanan darah tinggi yang terkait dengan hiperaldosteronisme sayangnya tidak merespons pengobatan umum dengan baik sehingga diperlukan pengobatan khusus.

Tekanan darah tinggi akibat hiperaldosteronisme biasanya tidak memiliki gejala. Tetapi jika ya, gejala yang muncul dapat mencakup:

  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Masalah penglihatan
  • Nyeri dada
  • Sesak napas

Gejala utama hiperaldosteronisme lainnya adalah hipokalemia, yang mengacu pada kadar kalium yang rendah dalam darah Anda. Meskipun tidak selalu menimbulkan gejala, kasus hipokalemia yang lebih moderat dapat menyebabkan:

  • Kelelahan
  • Kram otot
  • Haus meningkat
  • Peningkatan buang air kecil
  • Kelemahan otot
  • Palpitasi

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Anda disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kondisi ini, terlebih jika gejala tersebut sudah berlangsung cukup lama dan semakin bertambah intensitasnya.

Penanganan medis mungkin diperlukan untuk mengatasi kondisi ini sebelum bertambah parah dan bisa membahayakan penderitanya.

Penyebab Hyperaldosteronism

Melihat dari penyebab yang mendasarinya, ada 2 (dua) jenis hiperaldosteronisme, yakni hiperaldosteronisme primer dan hiperaldosteronisme sekunder. Meski memiliki gejala yang serupa, penyebab keduanya berbeda.

1. Hiperaldosteronisme Primer

Penyebab hiperaldosteronisme primer biasanya karena adanya masalah pada salah satu atau kedua kelenjar adrenal. Kondisi ini juga dikenal sebagai sindrom Conn (Conn’s syndrome).

Beberapa orang terlahir dengan abnormalitas pada kelenjar adrenal ini. Namun ada juga yang memilikinya karena:

  • Tumor jinak di salah satu kelenjar adrenal
  • Kanker adrenokortikal, yang merupakan tumor kanker penghasil aldosteron langka
  • Glukokortikoid-aldosteronisme remediable, yakni sejenis aldosteronisme yang diturunkan dalam keluarga
  • Penyakit bawaan lainnya yang memengaruhi kelenjar adrenal

2. Hiperaldosteronisme Sekunder

Hiperaldosteronisme sekunder disebabkan oleh sesuatu di luar kelenjar adrenal. Ini biasanya terkait dengan berkurangnya aliran darah ke ginjal Anda.

Beberapa hal dapat menyebabkan hal tersebut antara lain sebagai berikut:

  • Penyumbatan atau penyempitan arteri ginjal
  • Penyakit hati kronis
  • Gagal jantung
  • Penggunaan obat diuretik

Diagnosis Hyperaldosteronism

Jika Anda memiliki gejala hiperaldosteronisme, dokter kemungkinan akan memulai dengan melakukan tes darah untuk memeriksa kadar aldosteron dan renin, yakni enzim yang dilepaskan oleh ginjal untuk kemudian bekerja bersama aldosteron dalam membantu mengendalikan tekanan darah. Orang dengan hyperaldosteronism umumnya memiliki kadar renin rendah dan sebaliknya, kadar aldosteron tinggi.

Bergantung pada hasil tes darah Anda, dokter mungkin juga akan menjalankan beberapa tes lain, termasuk:

  • Tes kaptopril. Ini bertujuan untuk mengukur aldosteron, renin, dan level lainnya setelah Anda menerima dan mengonsumsi obat penghambat ACE.
  • Tes infus saline. Tes darah ini mengukur aldosteron, renin, dan level lainnya setelah Anda menerima larutan natrium dan garam melalui intravena (IV).
  • Uji pemuatan garam. Tes ini mengukur kadar aldosteron dan natrium dalam urin Anda setelah mengikuti diet tinggi natrium dalam kurun waktu tiga sampai lima hari.
  • Tes penekanan fludrokortison. Ini sangat mirip dengan tes pemuatan garam, tetapi ini mencakup penggunaan fludrokortison, yakni steroid oral yang meniru aldosteron.
  • CT scan atau MRI perut. Tes pencitraan ini memungkinkan dokter Anda untuk memeriksa tumor apa pun di atau sekitar kelenjar adrenal Anda.
  • Sampel vena adrenal. Ini melibatkan pengambilan sampel darah langsung dari pembuluh darah setiap kelenjar adrenal dan menguji jumlah aldosteron di dalamnya. Apabila darah dari satu kelenjar memiliki lebih banyak aldosteron secara signifikan, Anda mungkin memiliki tumor jinak pada satu kelenjar. Jika darah dari masing-masing kelenjar memiliki tingkat aldosteron yang sama tinggi, kedua kelenjar tersebut kemungkinan besar terlalu aktif.

Jika Anda sudah minum obat untuk tekanan darah tinggi, dokter Anda mungkin meminta Anda untuk berhenti meminumnya untuk jangka waktu yang singkat saat mereka melakukan tes ini.

Pengobatan Hyperaldosteronism

Mengobati hiperaldosteronisme berfokus pada pengurangan kadar aldosteron Anda atau memblokir efek aldosteron, tekanan darah tinggi, dan kalium darah rendah. Ada beberapa cara untuk melakukannya, bergantung pada penyebab hyperaldosteronism yang Anda alami.

1. Obat-obatan

Dokter Anda mungkin meresepkan antagonis reseptor mineralokortikoid seperti spironolakton. Jenis obat ini mengatasi dampak tingginya kadar aldosteron pada tubuh, seperti tekanan darah tinggi dan kalium darah rendah. Namun, Anda mungkin masih perlu minum obat tambahan untuk membantu mengendalikan tekanan darah.

2. Operasi

Jika Anda memiliki tumor di salah satu kelenjar adrenal, dokter mungkin dapat mengangkat kelenjar yang terkena. Setelah prosedur yang disebut adrenalektomi ini selesai, Anda mungkin akan melihat penurunan tekanan darah secara bertahap.

Saat Anda sembuh, dokter akan secara teratur memantau tekanan darah Anda untuk menentukan apakah sudah waktunya untuk mengganti obat tekanan darah. Akhirnya, Anda mungkin bisa berhenti meminumnya sama sekali.

3. Perubahan gaya hidup

Selain pengobatan dan pembedahan, ada beberapa perubahan gaya hidup yang dapat Anda lakukan untuk memberikan manfaat kesehatan tambahan dan membantu melawan efek dari terlalu banyak aldosteron.

Ini termasuk:

  • Makan makanan yang sehat. Mengikuti diet seimbang yang membantu Anda mempertahankan berat badan yang sehat dapat menurunkan tekanan darah Anda. Mulailah dengan memilih makanan segar yang belum diolah untuk mengurangi asupan garam Anda. Cobalah memasukkan elemen diet DASH yang dirancang untuk orang dengan tekanan darah tinggi. Diet rendah garam sering kali menjadi kunci pengendalian hyperaldosteronism.
  • Olahraga. Olahraga yang konsisten, meski hanya berjalan kaki 30 menit beberapa kali dalam seminggu, dapat membantu menurunkan tekanan darah.
  • Mengurangi alkohol dan kafein. Kafein dan alkohol dapat meningkatkan tekanan darah Anda. Beberapa obat tekanan darah juga jadi kurang efektif bila diminum dengan alkohol.
  • Berhenti merokok. Merokok menyempitkan pembuluh darah yang pada akhirnya meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.

Komplikasi Hyperaldosteronism

Tingkat aldosteron yang tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Sebuah penelitian menunjukkan hal itu dapat menyebabkan cedera langsung ke jaringan jantung hingga menyebabkan jaringan parut dan pembesaran sisi kiri jantung.

Selain melukai pembuluh darah dan menyebabkan komplikasi lain yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi, hyperaldosteronism yang tidak diobati dapat membuat Anda berisiko lebih besar untuk mengalami :

  • Serangan jantung
  • Gagal jantung
  • Stroke
  • Gagal ginjal

Guna menghindari komplikasi, bicaralah dengan dokter Anda untuk membuat rencana pengobatan tekanan darah tinggi Anda dalam jangka panjang. Selain itu, pastikan untuk menindaklanjuti secara teratur untuk memeriksa setiap perubahan dalam kadar kalium darah.

 

  1. Anonim. Hyperaldosteronism. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16448-hyperaldosteronism (accessed on 30 December 2020)
  2. Anonim. Primary Hyperaldosteronism (Conn’s Syndrome). https://columbiasurgery.org/conditions-and-treatments/primary-hyperaldosteronism-conns-syndrome#:~:text=Hyperaldosteronism%20is%20a%20disease%20in,or%20both%20(bilateral%20disease). (accessed on 30 December 2020)
  3. Anonim. Primary Hyperaldosteronism. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/primary-aldosteronism/symptoms-causes/syc-20351803 (accessed on 30 December 2020)
  4. Longhurst, A. 2018. Understanding Hyperaldosteronism. https://www.healthline.com/health/hyperaldosteronism#causes (accessed on 30 December 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi