Kita sering menganggap kalau testosteron adalah hormon yang ada di tubuh pria saja. Namanya juga hormon seks pria, tentu memberikan tanda seks primer dan sekunder pada kaum Adam. Namun, faktanya di dalam tubuh wanita masih terdapat androgen termasuk testosteron. Bahkan, di dalam tubuh pria pun sebenarnya ada hormon estrogen meski jumlahnya tidak banyak. Lantas apa fungsi testosteron pada wanita?
Fungsi Hormon Testosteron pada pria dan Wanita
Sebelum membahas terlalu banyak tentang testosteron yang ada di dalam tubuh wanita. Ada baiknya kita mengetahui fungsi dari hormon ini pada pria. Selanjutnya kita akan membedakan fungsi pada wanita apakah sama atau memiliki perbedaan.
Fungsi testosteron pada pria terdiri dari:
- Distribusi lemak tubuh dengan baik. Kalau hormon anjlok, pria akan mudah sekali mengalami kegemukan. Lemak akan terkonsentrasi di satu tempat dan tidak bisa digunakan dengan baik.
- Menjaga kerapatan dari tulang. Kalau hormon ini menurun, tulang yang dimiliki oleh pria akan mengalami pengeroposan. Kondisi ini mungkin sama dengan osteoporosis yang sering dialami wanita menopause.
- Menumbuhkan rambut di seluruh tubuh termasuk kumis dan juga rambut di area kemaluan. Bagi beberapa pria, tumbuhnya rambut tidak hanya sebagai tanda saja, tapi juga salah satu daya tarik untuk memikat lawan jenis.
- Memengaruhi mood pria. Kadar hormon yang rendah akan membuat pria tidak semangat dan mudah lemas. Sebaliknya kalau kadar hormonnya terlalu banyak kemungkinan besar memicu mood yang buruk seperti mudah marah.
- Membantu pembentukan otot dari pria dan juga menambah kekuatan tubuhnya. Kalau testosteron anjlok, pria akan sudah menambah massa otot di dalam tubuh. Olahraga saja tidak akan memberikan dampak yang banyak.
- Membantu tubuh dalam memproduksi sel darah merah
- Memproduksi sperma dalam jumlah banyak. Kalau testosteron anjlok, sperma tidak akan diproduksi dalam jumlah banyak dan kualitasnya menurun.
- Meningkatkan gairah seks pria sehingga kehidupan seksualnya tetap berjalan dengan baik. Kalau kadar testosteron anjlok karena pria semakin tua atau karena mengalami obesitas, gairah seksnya juga akan menurun.
Fungsi testosteron pada wanita terdiri dari:
- Ikut membantu dalam menjaga kesehatan dari tulang khususnya bagian belakang. Sama hal dengan pria, hormon juga mencegah terjadinya patah tulang.
- Kesehatan dari payudara juga akan meningkat dengan sendirinya.
- Membantu meningkatkan gairah seks dari wanita. Gairah seks wanita berasal dari testosteron meski ada peran dari estrogen juga.
- Meningkatkan kesuburan dari wanita asal levelnya normal. Perubahan level bisa memicu gangguan kesuburan.
- Menjaga kesehatan vagina dan reproduksi selama menstruasi. Gangguan seperti menstruasi telat atau malah terhenti beberapa bulan bisa dihindari dengan baik.
Level Testosteron Normal pada Wanita
Secara umum level testosteron dari wanita bisa dikatakan normal kalau memiliki kadar sekitar 15-70 ng/dL. Kalau berada di atas atau di bawah angka itu artinya sedang ada masalah pada wanita dan hal ini hanya bisa diketahui dengan cara melakukan tes darah.
Wanita yang memiliki kadar testosteron terlalu rendah atau di bawah 15 ng/dL akan mengalami beberapa tanda di bawah ini.
- Terjadi perubahan pada lapisan di payudara. Perubahan ini bisa saja berbahaya karena kanker di organ ini bisa terjadi pada wanita kapan saja.
- Terjadi masalah pada kesuburan.
- Gairah seksual wanita akan anjlok.
- Sering mengalami gangguan menstruasi seperti sering telat atau malah terlewat selama satu bulan.
- Vagina akan mengalami kering. Bahkan meski wanita sudah mendapatkan rangsangan dari pasangan. Hal ini menyebabkan kehidupan seks kian memburuk.
- Mengalami osteoporosis karena tulang di bagian tulang belakang keropos.
Kalau kadar testosteron yang dimiliki oleh wanita berada di atas rata-rata atau melebihi batas 70 ng/dL, beberapa hal di bawah ini bisa saja terjadi:
- Mengalami PCOS yang menyerang ovarium. Wanita yang mengalami gangguan PCOS biasanya agak sulit untuk mendapatkan kehamilan.
- Mudah sekali mengalami obesitas. Apalagi wanita memang lebih cepat mengalami kenaikan berat badan dari pria.
- Wajah akan berminyak dan muncul banyak jerawat. Biasanya jerawat akan sulit diatasi karena disebabkan oleh hormon.
- Terjadi masalah pada gula darah seperti sering tinggi sehingga risiko mengalami diabetes akan semakin besar.
- Terjadi pertumbuhan rambut atau bulu halus di seluruh tubuh khususnya di area wajah. Pertumbuhan ini muncul karena tanda seks sekunder pada pria jadi muncul pada tubuh wanita.
- Menstruasi akan mengalami gangguan. Biasanya menstruasi akan terjadi beberapa bulan sekali. Selain itu kalau menstruasi terjadi biasanya akan lama hingga lebih dari seminggu.
- Gangguan pada menstruasi dan juga ovarium menyebabkan wanita jadi susah mendapatkan kehamilan.
Abnormalitas Testosteron pada Wanita
Wanita yang mengalami abnormalitas pada testosteron di dalam tubuhnya butuh penanganan yang tepat. Kalau levelnya terlalu tinggi, tanda seks sekunder pria jadi muncul. Wanita butuh menurunkan level testosteronnya agas estrogen bisa berjalan dengan baik dan gangguan teratasi. Biasanya beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi ini terdiri dari glucocorticosteroids, metformin, pil KB, dan spironolactone.
Kalau kadar testosteron terlalu rendah, mungkin wanita butuh terapi hormon. Sayangnya terapi hormon sering memberikan efek samping yang cukup besar Wanita akan mengalami perubahan pada tubuh seperti suara jadi berat, penurunan kolesterol baik, hingga mudah mengalami kebotakan.
Demikianlah beberapa pembahasan tentang fungsi dari testosteron di dalam tubuh wanita yang selama ini sering diabaikan. Jadi, hormon seks pria ini bisa ada di dalam tubuh wanita. Asal levelnya sesuai dengan kebutuhan, tidak akan terjadi masalah. Justru testosteron memberikan cukup banyak manfaat dan membantu fungsi organ di dalam tubuh.
Sumber:
- Cirino, Erica. 2019. All About Testosterone in Women. https://www.healthline.com/health/womens-health/do-women-have-testosterone. (Diakses pada 19 Januari 2020)
- Fletcher, Jenna. 2018. What happens when a woman has low testosterone?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322663.php. (Diakses pada 19 Januari 2020)