Terbit: 5 December 2014
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Belakangan ini sering kali diberitakan jika jumlah penderita HIV semakin tinggi, hal ini dapat diamati dengan semakin meningkatnya jumlah pasien yang positif terkena dan terinveksi HIV. Sayangnya, penderita yang tertular adalah yang memiliki usia produktif, yakni 50 persen usia 20-29 tahun. Orang penderita HIV-AIDS  lebih dikenal sebagai ODHA (Orang dengan HIV-AIDS). Para ODHA yang berusia tersebut terjangkit akibat dari gonta-ganti pasangan dalam hubungan sex di luar nikah, aborsi tidak aman, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, pelaku heteroseksual, pelacuran dan lainnya.

Ketika menghadapi kenyataan pahit menjadi ODHA, rata-rata menarik diri dari pergaulan di sekitarnya. Mereka takut akan kematian,apalagi diyakini belum ada obat untuk penderita ODHA. Daya tahan tubuh yang terus melemah, membuat ODHA semakin sulit untuk melakukan kehidupan sehari-hari mereka secara normal. Mereka memerlukan bantuan orang lain, tapi bagaimana tanggapan masyarakat terhadap ODHA?

Masyakat masih ketakutan dengan informasi yang tidak lengkap mengenai HIV-AIDS. Sebaiknya, masyakat tidak mengucilkan penderita, tapi memberikan dorongan dan semangat hidup. Diperlukan kerjasama antara keluarga, orang-orang di sekitar ODHA. Prilaku yang dapat dilakukan orang di sekitar ODHA seperti menciptakan suasana rumah dengan penuh kasih sayang, agar ODHA menjadi betah dan merasa tidak dikucilkan.

Selain itu kehadiran survivor atau para mantan penderita pasien kanker yang sudah sembuh dapat menjadi penyemangat para ODHA. Para Survivor dapat menceritakan apa saja yang harus dilakukan sebagai ODHA. Memberikan buku pedoman, motivasi dan serangkaian konsultasi. Kehadiran survivor yang terkoordinir dapat meningkatkan kepercayaan diri para ODHA. Mereka akan merasa lebih manusiawi masih dianggap kehadirannya. Apalagi bila didampingi oleh pembimbing spritual agama.

Di Indonesia kehadiran survivor ODHA masih sedikit.  Jikapun Anda masih sedikit yang berani memberikan kesaksian. Kebanyakan menyimpan rahasia demi nama baik keluarga. Permasalahan ini hendaknya menjadi perhatian pemerintah. Diadakan kajian dan penelitian serta pendataan mengenai survivor ODHA, sehingga penderita ODHA makin optimis menghadapi hidupnya. Nah, jika Anda memiliki teman ODHA, rangkullah dalam persahabatan, jangan biarkan mereka sendiri.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi