DokterSehat.Com- HIV/AIDS dikenal luas sebagai penyakit yang mengerikan dan tidak mungkin disembuhkan. Hanya saja, sebuah kabar terbaru justru menunjukkan bahwa ada seorang pasien HIV yang ada di London, Inggris yang diperkirakan bisa sembuh dari penyakit yang diderita oleh 70 juta orang di seluruh dunia ini. Pasien yang tidak dipublikasikan identitasnya ini bisa menjadi pasien kedua yang dinyatakan bisa sembuh dari HIV dalam waktu 40 tahun terakhir!
Sebelumnya hanya ada satu pasien yang bisa sembuh dari HIV
Dilansir dari jurnal Nature yang baru saja dipublikasikan pada Selasa, 5 Maret 2019 kemarin, disebutkan bahwa sebelumnya hanya ada satu pasien yang sembuh dari HIV, yakni Timothy Ray Brown dari Berlin, Jerman. Pasien kedua ini dirawat dengan terapi yang sama sebagaimana yang didapatkan oleh Timothy, yakni mendapatkan transplantasi sel induk dari donor pembawa yang memiliki mutasi genetik langka CCR5-delta 32. Dengan mendapatkan transplantasi ini, tubuh pasien bisa resisten atau melawan virus HIV dengan lebih baik.
Kini, sang pasien dari London ini sudah berada dalam tahapan remisi setelah terakhir kali mengonsumsi obat antiretroviral 18 bulan lalu.
“Karena sang pasien sudah dalam tahapan remisi, kami pun menganggap apa yang terjadi pada Timothy dari Berlin yang diklaim sembuh dari HIV bukanlah sebuah anomali. Ini adalah harapan baru bagi penderita HIV di seluruh dunia,” ungkap Profesor Ravindra Gupta dari College University, London.
Hanya saja, Gupta juga menyebut terlalu dini untuk menganggap sang pasien dari London ini sudah sembuh dari HIV. Sang pasien masih mendapatkan penanganan dan pengawasan intensif dari para peneliti untuk mengetahui perkembangan dari kondisinya.
Selain itu, metode yang diterapkan pada pasien dari London ini ternyata tidak selalu mampu memberikan dampak positif bagi seluruh penderita HIV. Meskipun begitu, Gupta optimis bahwa pengembangan metode terapi ini bisa memberikan harapan kesembuhan bagi penderita HIV di masa depan.
Setiap tahunnya, 1 juta penderita HIV meninggal
Penelitian membuktikan bahwa sekitar 1 juta pengidap HIV meninggal dunia. Jumlah ini sangatlah besar namun bisa dimaklumi mengingat selama ini HIV dianggap sebagai penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan bisa menyebabkan penurunan kondisi kesehatan dengan sangat cepat. Selain itu, demi bertahan hidup lebih lama, pengidap HIV hanya bisa mengonsumsi obat antiretroviral seumur hidupnya.
Pasien yang berasal dari London ini sudah didiagnosis terkena HIV sejak 2003 dan mulai mengonsumsi obat antiretroviral sejak 2012. Salah satu efek dari penyakit HIV yang dideritanya adalah kanker limfoma Hodgkin tingkat lanjut yang membuatnya menjalani kemoterapi dan transplantasi sel induk pada 2016. Sekitar 16 bulan setelah terapi tersebut, ia masih mengonsumsi obat antiretroviral.
Hanya saja, Gupta dan rekan-rekannya kemudian meminta sang pasien untuk berhenti mengonsumsi obat ini untuk mengetahui apakah dirinya sudah masuk ke dalam tahapan remisi atau belum. Selama 18 bulan sang pasien sama sekali tidak mengonsumsi obat tersebut. Gupta dan rekan-rekannya kemudian mengecek kadar virus HIV di dalam tubuhnya dan ditemukan fakta bahwa virus ini sudah tidak terdeteksi.
Kondisi yang sama juga terjadi pada pasien dari Jerman, Timothy. Dampak dari penyakit HIV yang dideritanya membuatnya terkena leukemia akut. Dia pun harus menjalani terapi antiretroviral dan bahkan dua kali menjalani proses transplantasi sumsum tulang belakang. Setelah memasuki tahapan remisi, Timothy diklaim sudah benar-benar sembuh dari HIV. Ia pun menjadi satu-satunya orang sembuh dari penyakit ini dalam sejarah.