Terbit: 20 November 2018 | Diperbarui: 21 November 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Remaja berusia 19 tahun yang tidak disebutkan namanya dari Rotterdam, Belanda, dipastikan meninggal dunia hanya karena menghirup semprotan deodoran. Memang, aroma dari semprotan deodoran bisa kita rasakan setelah menggunakannya, namun jumlah deodoran yang dihirup oleh sang remaja sepertinya sangat berlebihan karena ingin merasakan sensasi nge-fly atau mabuk hingga akhirnya membuat nyawanya melayang.

Hirup Semprotan Deodoran Berlebihan, Remaja Ini Tewas

Dr. Kelvin Harvey Kramp yang berasal dari Maasstad Hospital, Rotterdam yang menangani kondisi sang remaja menyebut kasus ini sangatlah langka, namun sang remaja memang sudah diketahui memiliki riwayat gejala psikotik dan penggunaan obat-obatan terlarang demi mendapatkan sensasi nge-fly seperti ganja, ketamin, dan obat antipsikotik. Remaja ini juga sudah pernah dirawat di pusat rehabilitasi rumah sakit tersebut beberapa saat lalu.

Berdasarkan laporan rumah sakit, pada Juli 2018, sang remaja sempat kedapatan menggunakan semprotan deodoran. Caranya adalah dengan menempatkan handuk di atas kepala yang telah disemprotkan deorodan dalam jumlah yang banyak. Setelahnya, sang remaja menjadi hiperaktif dan terus-menerus melompat. Hanya saja, ia kemudian terjatuh tak sadarkan diri.

Ternyata, sang remaja terkena serangan jantung. Sempat mendapatkan perawatan medis dan berada dalam kondisi koma selama sembilan hari, sang remaja kemudian meninggal karena fungsi otaknya sudah benar-benar berhenti akibat tidak mendapatkan aliran darah.

Menurut dr. Kramp, ada kemungkinan semprotan deodorant ini memang menyebabkan henti jantung. Hanya saja, ada beberapa teori yang bisa menjelaskan hal ini. Teori pertama adalah zat kimia dari deodoran ini membuat jantung menjadi lebih peka, teori kedua adalah zat kimia dari deodoran melemahkan kontraksi pada otot jantung, dan yang terakhir zat kimia ini memicu spasme arteri koroner.

Hanya saja, karena sang remaja sempat mengalami kondisi hiperaktif dan halusinasi parah, maka besar kemungkinan kondisi serangan jantung ini disebabkan oleh teori yang pertama sehingga membuat jantungnya kemudian berhenti berdetak.

Di dalam deodoran memang ada kandungan bahan kimia butana yang memiliki dampak yang mirip dengan alkohol, yakni memicu euforia jika dihirup dengan berlebihan. Masalahnya adalah kandungan ini bisa menyebabkan kerusakan ginjal, hati, organ pendengaran, dan otak sehingga memang tidak boleh digunakan dengan sembarangan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi