DokterSehat.Com – Pernahkan Anda merasakan napas Anda lebih cepat atau terengah-engah? Hal ini bisa jadi menandakan kondisi yang disebut dengan hiperventilasi. Kondisi hiperventilasi adalah kondisi di mana seseorang bernapas dengan sangat cepat disebebkan oleh berbagai kondisi tertentu. Ketahui lebih jauh tentang pengertian hiperventilasi, gejala, penyebab, serta penanganannya!
Apa Itu Hiperventilasi?
Dilansir dari Health Line, hiperventilasi adalah kondisi di mana seseroang bernapas dengan sangat cepat atau dengan kecepatan yang tidak wajar. Pernapasan yang sehat adalah apabila terjadi keseimbangan antara menghirup oksiden dan mengeluarkan karbon dioksida.
Keseimbangan ini dapat terganggu jika seseorang bernapas dengan lebih banyak udara yang dihembuskan dibandingkan dengan yang dihirup. Hal ini memicu pengurangan kadar karbon dioksida dalam tubuh dengan cepat.
Kadar karbon dioksida yang terlalu rendah dalam tubuh menyebabkan penyepitan pembuluh darah yang memasok pembuluh darah ke otak. Berkurangnya pasokan darah ke otak ini menyebabkan gejala seperti sakit kepala dan kesemutan pada jari-jari. Jika kondisinya parah, hiperventilasi dapat menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran.
Hiperventilasi juga dikenal dengan napas yang cepat dan dalam, nafas cepat abnormal, napas berlebihan, atau pernapasan yang cepat dan dalam.
Gejala Hiperventilasi
Gejala hiperventilasi terkadang mungkin tidak disadari. Dilansir dari WebMD, beberapa gejala hiperventilasi adalah sebegai berikut ini:
- Napas pendek, merasa tidak mendapatkan udara yang cukup
- Detak jantung lebih cepat dari biasanya
- Pusing dan kesadaran menurun
- Nyeri atau sesak di dada
- Sering menguap atau mendesah
- Kesemutan atau bahkan mati rasa pada tangan dan kaki
Tanda dan Gejala Hieprventilasi yang Membutuhkan Penanganan Segara
Hiperventilasi bisa menjadi serius jika terjadi selama 20-30 menit dan diikuti dengan seperti berikut ini:
- Napas berlebihan abnormal untuk pertama kali
- Hiperventilasi memburuk meskipun sudah mencoba perawatan rumah
- Demam
- Pendarahan
- Cemas, gugup, dan tegang
- Masalah keseimbangan, sakit kepala, vertigo
Gejala lain yang mungkin terjadi namun jarang adalah:
- Sakit kepala
- Gas, kembing, sendawa
- Berkeringat
- Gangguan penglihatan
- Masalah konsentrasi dan memori
- Pingsan
Jika gejala yang diamalin berulang, maka harus segera diskusikan dengan dokter, karena ditakutkan terjadinya sindrom hiperventilasi.
Penyebab Hiperventilasi
Hiperventilasi jarang terjadi bagi sebagian orang. Terkadang hiperventilasi muncul dari reaksi panik, stres, maupun fobia. Sebagian orang lain dapat merasakan hiperventilasi akibat keadaan emosional tertentu seperti depresi, cemas, atau marah. Jika hiperventilasi sering terjadi, maka disebut sebagai sindrom hipervetilasi. Beberapa penyebab umum hiperventilasi adalah sebagai berikut:
- Pendarahan
- Pengguaan stimulan
- Overdosis obat
- Hamil
- Infeksi paru-paru
- Asma atau penyakit paru-paru lainnya
- Serangan jantung atau kondisi jantung lainnya
- Ketoasidosis diabetik (komplikasi gula darah tinggi pada diabetes tipe 1)
- Cedera kepala
- Pergi ke ketinggian lebih dari 6.000 kaki
- Simdrom hiperventilasi
- Serangan panik
- Gangguan kecemasan
- Latihan atau olahraga terlalu keras
Diagnosis Hiperventilasi
Hiperventilasi dapat didasari oleh beberapa kondisi. Sangat penting untuk dokter memeriksa seluruh gejala untuk mengetahui pemicu dari hiperventilasi yang terjadi. Pemeriksaan akan dimulai dengan pemeriksaan fisik dan dokter akan bertanya pada pasien tentang riwayat kesehatan Anda.
Jika dicurigai penyebab hiperventilasi adalah infeksi, maka dapat dilakukan pemeriksaan darah atau tes rontgen dada untuk mamastikannya. Tes gas darah arteri dilakukan untuk mengukur jumlah oksigen dan karbondioksida untuk mengetahui apakah hiperventilasi telah menyebabkan penurunan karbon dioksida dalam darah.
Penanganan Hiperventilasi
Jika terkena hiperventilasiakut, sebaiknya tetap tenang. Anda juga bisa meminta bantuan orang terdekat untuk menemani Anda agar dapat tetap tenang. Tujuan dari perawatan ini adalah untuk meningatkan kadar karbon dioksida dalam tubuh dan untuk memperlanbat laju pernapasan Anda. Berikut adalah beberapa penanganan hiperventilasi yang bisa dilakukan:
1. Perawatan di rumah
Langkah awal penanganan hiperventilasi adalah dengan perawatan di rumah. Hal ini bertujuan untuk mencegah hiperventilasi semakin parah atau menunggu pertolongan selanjutnya. Berikut adalah beberapa teknik yang bisa Anda lakukan:
- Bernapas melalui bibir yang mengerucut.
- Bernapas ke dalam kantong kertas atau tangan yang ditangkupkan dengan perlahan.
- Usahkan untuk melakukan pernapasan perut (diafragma), daripada menggunakan dada.
- Tahan napas selama 10-15 detik beberapa kali.
- Bernapas dengan salah satu lubang hidung secara bergantian dan dengan posisi mulut tertutup.
- Berjalan cepat atau jogging sambil bernapas dari hidung (cara ini bisa berhasil bagi sebagian orang)
2. Penanganan stres
Jika Anda mengalami hiperventilasi sindrom, maka sangat penting untuk mencari tahu penyebabnya. Jika penyebabnya adalah karena gangguan kecemasanatau stres, maka konsultasi dengan psikolog perlu untuk dilakukan untuk menangani kondisi tersebut. Anda dapat mempelajari teknik penanganan stres dan teknik pernapasan untuk mengatasi kondisi hiperventilasi.
3. Akupuntur
Cara mengatasi sindrom hiperventilasi selanjutnya adalah dengan menggunakan pengobatan alternatif akupuntur. Jenis pengobatan ini merupakan pengobatan Tiongkok kuno, yang menggunakan jarum tipis untuk diplikasikan ke tubuh. Penelitian menunjukkan akupuntur diketahui dapat mengurangi kecemasan dan keparahan hiperventilasi.
4. Obat-obatan
Beberapa kondisi hiperventilasi mungkin membutuhkan penanganan dengan obat-obatan. Beberapa jenis obat yang mungkin digunakan untuk mengatasi hiperventilasi adalah alprazolam, doxepin, atau paroxetine. Obat-obatan ini hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter.
Pencegahan Hiperventilasi
Hiperventilasi dapat dicegah dengan cara mempelajari beberapa teknik pernapasan dan juga realaksasasi seperti meditasi, latihan pernapasan (latihan pernapasan lubang hidung alternatif, pernapasan perut dalam, pernapasan seluruh tubuh), latihan pikiran atau tubuh (tai chi, yoga), serta melalukan olahraga secara teratur.
Jika terkena gejala hiperventilasi, tetaplah tenang dan mulai penanganan dengan melakukan perawatan di rumah lebih dulu. Seperti yang disebutkan sebelumnya, beberapa kondisi mungkin memerlukan penanganan medis jika hiperventilasi memang disebabkan oleh kondisi tertentu.
Sumber:
- What Causes Hyperventilation? – https://www.healthline.com/symptom/hyperventilation diakses 24 Februari 2019
- What is Hyperventilation? – https://www.webmd.com/lung/lung-hyperventilation-what-to-do diakses 24 Februari 2019
- Hyperventilation: Cause and what to do – https://www.medicalnewstoday.com/articles/323607.php diakses 24 Februari 2019