Terbit: 29 November 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Salah satu penyakit menular seksual yang cukup berbahaya dan bisa menyebar dengan cepat adalah hepatitis C. Penyakit ini lebih sering menyerang pria daripada wanita. Bahkan menurut CDC, penderita hepatitis C pada pria di Amerika ada sekitar 2 persen dan wanita hanya sekitar 1 persen.

Tanda Hepatitis C pada Pria dan Faktor Risikonya

Mengingat hepatitis C cukup berbahaya dan bisa menyebabkan kematian, pria yang lebih rendah harus memahaminya dengan baik. Berikut beberapa tanda hepatitis C pada pria dan faktor risikonya.

Gejala hepatitis C pada pria

Bisa dibilang kalau tanda hepatitis C pada pria ada banyak dan mudah sekali dikenali atau dilihat secara langsung. Kalau Anda mengalami salah satu dari beberapa hal di bawah ini, sebaiknya waspada dan segera melakukan pemeriksaan ke dokter.

  • Tubuh terlalu lelah meski tidak sedang melakukan aktivitas yang terlalu berat. Pria jadi mudah lemas dalam kehidupan hariannya.
  • Beberapa bagian tubuh akan memiliki warna kuning seperti bila mata yang awalnya putih.
  • Area perut akan sering mengalami nyeri berlebihan dan sering timbul dan tenggelam begitu saja. Perut juga terasa sangat kaku.
  • Otot di tubuh akan terasa nyeri dan tidak nyaman saat digunakan untuk bergerak. Kondisi ini membuat Anda sering mengalami nyeri di dekat persendian.
  • Mengalami diare padahal tidak salah makan atau masalah lainnya.
  • Nafsu makan akan hilang dengan masif. Nafsu makan yang menurun ini akan membuat Anda mengalami penurunan berat badan dengan cepat.
  • Demam sering muncul meski tubuh awalnya sehat dan tidak ada tanda sakit.
  • Feses yang keluar memiliki warna lebih gelap dan menyerupai warna tahan liat.
  • Urine menjadi lebih pekat dari sebelumnya. Aromanya juga semakin kuat.

Kalau salah satu atau hampir semua tanda di atas muncul, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Jangan terus ditunda agar penanganan yang tepat bisa segera dilakukan.

Jenis hepatitis C yang bisa dialami

Tingkatan dari hepatitis C ternyata berbeda-beda. Berikut beberapa jenis hepatitis C pada pria yang harus menjadi perhatian kita semua dengan baik dan saksama.

  1. Hepatitis C akut

Hepatitis C akut adalah salah satu jenis hepatitis yang mudah sekali menular dan hampir 80% kasusnya tidak memiliki gejala di awal. Masa inkubasi dari penyakit ini sekitar 2 minggu hingga 6 bulan.

Hepatitis jenis ini adalah yang paling mudah disembuhkan. Bahkan sekitar 15% virus akan hilang sendiri dari tubuh setelah 6 bulan. Selanjutnya 85% kasus akan menjadi hepatitis kronis kalau penanganan awal tidak segera dilakukan.

  1. Hepatitis C kronis

Hepatitis C kronis adalah bentuk lanjutan dari jenis akut. Kalau penanganan dari virus tidak dilakukan hepatitis C akan menyebabkan komplikasi yang cukup besar. Komplikasi ini akan menyebabkan kerusakan pada hati.

Bahaya komplikasi hepatitis C

Kalau penyakit hepatitis C yang berbahaya ini tidak juga ditangani, komplikasi yang besar akan terjadi. Berikut beberapa komplikasi yang akan Anda dapatkan kalau mengalami hepatitis C.

  • Sekitar 10-20% kasus hepatitis C kronis yang tidak segera mendapatkan penanganan akan membentuk sirosis hati. Pembentukan sirosis ini berjalan hingga puluhan tahun dan tidak langsung bisa dideteksi dengan baik.
  • Sekitar 1-5% kondisi sirosis hati yang cukup akut menyebabkan terbentuknya kanker hati.
  • Sekitar 6% dari kasus hepatitis C juga bisa mengalami hepatic decompensastion.
  • Risiko kematian sekitar 10-20% setiap tahunnya dan biasanya terjadi pada mereka yang tidak segera menangani penyakit ini sejak awal.

Penyebaran hepatitis dan faktor risiko

Hepatitis C dibawa oleh virus. Penyebaran dari penyakit ini bisa terjadi melalui aktivitas seks yang dilakukan oleh pasangan tanpa kondom. Kalau salah satu pasangan memiliki hepatitis C, pasangan yang lain juga akan terkena kalau cairan kemaluan ikut masuk dan tercampur.

Selain melalui penularan di atas, penyebaran hepatitis C pada pria juga mudah sekali mengenali seseorang dengan beberapa faktor risiko di bawah ini:

  • Pria yang melakukan seks dengan banyak pasangan baik dalam hubungan heteroseksual atau homoseksual.
  • Berusia di atas 50 tahun atau lebih. Usia di bawah 50 tahun masih memiliki kemungkinan kalau terpapar virus.
  • Pernah memiliki hepatitis B sebelumnya.
  • Memiliki HIV positif di dalam tubuh.
  • Memiliki gangguan pada hati sebelumnya seperti penumpukan lemak.
  • Menggunakan obat dengan jenis immunosuppressive.
  • Terlalu banyak mengonsumsi alkohol setiap harinya. Kurangi konsumsinya atau hentikan kalau tanda hepatitis C di dalam tubuh mulai muncul.

Cara mencegah hepatitis C (paling efektif)

Banyaknya komplikasi yang akan diterima oleh pria, pencegahan harus dilakukan. Kalau Anda tidak ingin tertular hepatitis, ada baiknya untuk menggunakan pengaman saat berhubungan seks. Kecuali Anda mengetahui kondisi kesehatan pasangan, jangan melakukan seks secara polos.

Selanjutnya jangan menggunakan jarum secara bergantian khususnya saat melakukan tindik atau tato di kulit. Dengan memastikan beberapa hal di atas, penyebaran hepatitis C bisa dicegah dengan baik sehingga organ hati dan sekitarnya aman dan terhindar dari komplikasi.

Cara mengobati hepatitis C

Penanganan atau cara mengobati hepatitis C pada pria disesuaikan dengan kondisi kesehatan tubuh dan juga organ hatinya. Kalau kondisi hepatitis C belum terlalu parah, dokter mungkin hanya akan memberikan obat dan melakukan monitoring terhadap kesehatan organ hati secara berkala dengan melakukan tes darah.

Kalau kondisi hepatitis C sudah mengalami kronis, pengobatan intensif harus dilakukan. Biasanya pengobatan dilakukan dengan antiviral atau obat anti virus selama 2-6 bulan. Kalau terjadi gangguan atau terhentinya fungsi hati, transplantasi harus dilakukan agar seseorang bisa bertahan hidup.

Inilah sedikit ulasan tentang hepatitis C pada pria mulai dari tanda, jenis, faktor risiko, pencegahan, dan penanganannya. Semoga setelah membaca ulasan di atas, Anda bisa lebih memahami hepatitis C dan mencegah penularan penyakit berbahaya ini dengan baik.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi