Terbit: 19 March 2020 | Diperbarui: 27 September 2022
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Penelitian yang dilakukan baru-baru ini mengungkapkan bahwasanya golongan darah A berisiko Corona (COVID-19) lebih besar ketimbang golongan darah O dan lainnya, benarkah demikian? Lantas, apa yang harus dilakukan guna mencegah penularan virus yang hingga hari ini telah menyebabkan 25 orang di Indonesia meninggal dunia?

Golongan Darah A Berisiko Terkena Corona COVID-19, Benarkah?

Pemilik Golongan Darah A Berisiko Corona COVID-19, Benarkah?

Dilansir dari Daily Mail, sebuah penelitian yang dilakukan di China mengungkapkan bahwasanya orang dengan golongan darah A berisiko terkena Corona (COVID-19) lebih besar ketimbang orang dengan golongan darah lainnya.

Tak hanya itu, peneliti yang terlibat di dalam studi tersebut juga mengklaim jika pemilik golongan darah A yang terinfeksi COVID-19 lebih rentan untuk mengalami komplikasi paling parah dari wabah yang oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO telah ditetapkan sebagai pandemi ini, yaitu kematian.

Sebagaimana diketahui, populasi golongan darah O di seluruh dunia (34 persen) lebih tinggi ketimbang populasi golongan darah A (32 persen). Kendati demikian, penelitian tersebut mengungkapkan jika prevalensi penderita infeksi SARS-Cov-2 bergolongan darah A mencapai 41 persen, lebih tinggi ketimbang golongan darah O yakni 25 persen.

Para peneliti di China ini mengobservasi sekitar 2,173 warga China di Provinsi Hubei yang terkonfirmasi positif virus SARS-Cov-2, termasuk 206 orang yang telah meninggal dunia akibat wabah tersebut.

Dari 206 pasien meninggal dunia tersebut, 85 orang di antaranya diketahui memiliki golongan darah A yang mana jumlah ini memiliki persentase sebesar 41 persen.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, para peneliti yang terlibat lantas mengklaim jika golongan darah A berisiko terkena Corona (COVID-19) dan mengalami komplikasi berupa kematian yang lebih tinggi ketimbang golongan darah lainnya.

Bukti Golongan Darah A Berisiko Corona COVID-19 Belum Kuat

Akan tetapi, sejumlah peneliti lainnya masih belum mau mengamini perihal orang dengan golongan darah A berisiko terkena Corona lebih besar daripada golongan darah yang lainnya.

Keraguan akan hal ini salah satunya diungkapkan oleh Robin C May, seorang Profesor dari the School of Biosciences at the University of Birmingham. Ia mengatakan bahwa penelitian tersebut tidak dapat menjelaskan perihal mekanisme seseorang yang memiliki golongan darah A lebih rentan tertular COVID-19 ini.

Lebih lanjut, May mengungkapkan jika sulit untuk mengukur potensi infeksi SARS-Cov-2 berdasarkan golongan darah. Pasalnya, jenis virus Corona yang satu ini menyerang organ paru-paru alih-alih sel darah.

Klaim golongan darah A berisiko terkena Corona (COVID-19) lebih besar ketimbang golongan darah lainnya bukan berarti tidak dapat dibenarkan. Hanya saja, nampaknya diperlukan penelitian lanjutan guna mengungkap relasi antara golongan darah A—maupun golongan darah lainnya—dengan potensi infeksi virus ini.

Baca Juga: 14 Fakta Virus Corona yang Harus Dipahami (Bebas Hoax)

Cara Mencegah Penularan Virus Corona COVID-19

Terlepas dari pemberitaan mengenai golongan darah A berisiko Corona (COVID-19), pada dasarnya kita semua harus senantiasa waspada terhadap penularan virus tersebut. Berikut ini adalah cara mencegah penularan virus COVID-19 sebagaimana dilansir dari WHO dan Health Direct:

1. Rajin Cuci Tangan

Hal pertama yang harus Anda terapkan setiap harinya adalah mencuci tangan secara teratur. Setidaknya cucilah tangan, baik itu dengan sabun atau hand sanitizer antiseptik, beberapa kali dalam sehari (terutama sebelum menyentuh makanan). Masing-masing dilakukan selama 20 detik.

Kegiatan mencuci tangan ini bertujuan untuk membunuh virus maupun mikroorganisme ‘jahat’ lainnya yang mungkin bersemayam di tangan Anda.

2. Pembatasan Interaksi Sosial (Social Distancing)

Pembatasan interaksi sosial atau dikenal dengan istilah ‘social distancing’ yang kini tengah digalakkan menjadi cara mencegah penularan COVID-19 yang sudah sepatutnya diterapkan oleh semua orang guna mencegah penyebaran virus ini makin meluas.

Social distancing adalah aktivitas yang pada intinya membatasi interaksi antar manusia. Kegiatannya bisa meliputi:

  • Menghindari atau meniadakan segala bentuk kegiatan yang melibatkan orang banyak
  • Menghindari tempat-tempat di mana terdapat kerumunan, terlebih jika tempat tersebut tidak terlalu luas (kantor, pusat perbelanjaan, dsb.)
  • Apabila terpaksa harus berada di tempat yang terdapat banyak orang, usahakan untuk menjaga jarak dengan orang lainnya sekitar 1,5 meter
  • Menghindari aktivitas yang melibatkan kontak fisik seperti bersalaman, berpelukan, berciuman
  • Menghindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi episentrum penularan virus seperti rumah sakit

Penerapan social distancing ini tentu saja memerlukan kerjasama yang baik dari semua pihak baik itu masyarakat, Pemerintah, dan instansi terkait lainnya. Oleh sebab itu, sosialisasi yang masif serta kesadaran dari masing-masing individu menjadi sangat penting guna mencegah wabah ini semakin meluas.

3. Hindari Menyentuh Area Wajah (Mata, Hidung, Mulut)

Cara mencegah penularan virus Corona (COVID-19) selanjutnya adalah dengan menghindari atau membatasi diri Anda dari menyentuh area wajah.

Pasalnya, virus ini masuk ke dalam tubuh melalui bagian tubuh yang ada di area wajah, terutama hidung dan mulut. Jika virus berhasil masuk dan menginfeksi tubuh, bukan hanya Anda saja yang terkena dampaknya tetapi juga orang di sekitar yang melakukan kontak fisik (langsung dan tidak langsung) dengan Anda.

4. Segera Periksakan Diri ke Dokter Apabila Mengalami Gejala Terkait

COVID-19 ditandai oleh 3 (tiga) gejala khas, yaitu:

  • Demam
  • Batuk
  • Sesak napas

Apabila Anda merasakan ketiga gejala di atas dan memiliki faktor risikonya (pernah mengunjungi wilayah terdampak baru-baru ini atau kontak dengan suspect), segera periksakan diri ke rumah sakit rujukan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah.

Hal ini juga berlaku untuk Anda yang belum merasakan gejala apapun tetapi memiliki faktor risiko di atas. Deteksi sedini mungkin dapat membantu mencegah penularan virus lebih luas.

5. Isolasi Mandiri

Isolasi mandiri (self-isolate) merupakan bentuk tanggung jawab sosial dari seseorang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dalam mencegah virus ini semakin menyebar.

Kendati demikian, Anda yang tidak memiliki gejala sekalipun diharapkan dapat menerapkan cara ini dikarenakan tidak ada yang bisa menjamin apakah sebenarnya virus ini sudah menginfeksi tubuh kita atau belum.

6. Menjauh Ketika Hendak Bersin atau Batuk

Bersin dan batuk tak melulu mengindikasikan Anda terinfeksi virus Corona (COVID-19). Bisa jadi ini merupakan gejala flu biasa atau kondisi medis lainnya.

Akan tetapi, sebaiknya terapkan etika ketika bersin atau batuk yakni dengan menutup hidung dan mulut Anda dengan tangan atau kain bersih. Selain itu, usahakan untuk menjauhkan diri dari orang sekitar apabila hendak bersin atau batuk. Jangan lupa langsung cuci tangan sehabis itu.

7. Menjaga Higienitas Lingkungan Tempat Tinggal

Terakhir, pastikan untuk menjaga agar lingkungan tempat tinggal atau kerja Anda tetap higienis. Caranya adalah dengan rutin ‘bersih-bersih’ atau bila perlu—dan memungkinkan—menyemprotkan cairan disinfektan di sekeliling rumah maupun kantor Anda.

 

  1. Pinkstone, J. 2020. People with Type A blood are MORE likely to catch coronavirus than those with Type O, study claims. https://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-8122493/People-Type-blood-likely-catch-coronavirus.html (Diakses pada 19 Maret 2020)
  2. Health Direct. Social Distancing and How to Avoid the COVID-19 Infection. https://www.healthdirect.gov.au/coronavirus-covid-19-how-to-avoid-infection-faqs (Diakses pada 19 Maret 2020
  3. Jewell, T. 2020. Everything You Should Know About the 2019 Coronavirus and COVID-19. https://www.healthline.com/health/coronavirus-covid-19 (Diakses pada 19 Maret 2020)
  4. WHO. Coronavirus Disease (COVID-19) Advice for The Public. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public (Diakses pada 19 Maret 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi