DokterSehat.Com- Makanan pedas digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia karena dianggap lebih nikmat. Hanya saja, ada anggapan yang menyebutkan bahwa makanan yang bisa membuat nafsu makan meningkat ini juga bisa memicu datangnya sariawan. Sebenarnya, apakah makanan pedas memang bisa menyebabkan efek kesehatan ini?
Pakar kesehatan Prof. Dr. drg, Melanie Djamil dari Universitas Trisakti menyebut makanan pedas mampu menyebabkan efek panas di dalam mulut dan perut karena memiliki kandungan capsaicin dari cabai. Hal ini tentu akan bisa mengiritsi rongga mulut. Hal ini berarti, makanan pedas memang bisa menyebabkan datangnya sariawan meskipun belum jelas bagaimana mekanismenya.
“Sebenarnya, efek dari makanan pedas ini bersifat individual. Ada yang sensitif dengan makanan pedas sehingga lidah atau rongga mulutnya langsung mengalami sariawan, namun ada pula yang tidak akan mengalami efek apapun,” jelas Prof. Melanie.
Selain karena kebiasaan mengonsumsi makanan pedas, hal lain yang bisa menyebabkan sariawan adalah bibir atau lidah yang tergigit saat makan. Hal ini disebabkan oleh munculnya luka setelah tergigit.
“Luka pada bibir akibat tergigit biasanya akan sembuh dengan sendirinya saat jaringan kulit kembali terbentuk dan menutupnya. Hanya saja, dalam banyak kasus, saat tubuh sedang tidak fit proses penyembuhan ini tidak berjalan dengan lancar, apalagi jika luka gigitan disebabkan oleh gigi taring yang cukup dalam. Hal ini akan memicu datangnya sariawan. Bahkan, dalam beberapa kasus, luka bisa menjadi semakin lebar dan sangat menyakitkan,” ungkap Prof. Melanie.
Pakar kesehatan lainnya, Prof. Harum Sasanti, SpPM dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menyebutkan bahwa sebagaimana makanan pedas, efek dari gigi tergigit yang bisa menyebabkan sariawan ini juga bergantung pada masing-masig individu.
“Sariawan sangat bergantung pada masing-masing orang. Ada orang yang memang memiliki bakat terkena sariawan sehingga saat tergigit sedikit saja bisa menyebabkan sariawan. Bahkan, terkadang akibat terkena sikat gigi juga bisa berubah menjadi sariawan. Hanya saja, bagi sebagian orang lainnya, bekas gigitan hanya menyebabkan luka trauma, tidak menyebabkan sariawan sama sekali,” jelas Prof. Harum. 1