DokterSehat.Com- Pernahkah Anda mendengar rumor yang mengatakan bahwa gigi bisa menjadi kuning ketika terlalu sering minum teh? Rumor tersebut memang sudah tersebar luas dan faktanya hal tersebut memang benar. Namun, tahukah Anda bagaimana penjelasan medisnya? Mengapa gigi bisa menjadi kuning jika terlalu sering minum teh?
Perlu diketahui sebelumnya, perbedatan ini sangat ramai dibincangkan oleh netizen. Pasalnya, teh adalah salah satu jenis minuman yang sangat populer di dunia, khususnya Indonesia. Bahkan penggemar teh bisa dibilang melebihi dari penggemar kopi. Jadi, banyak yang mempertanyakan serta meragukan rumor tersebut karena tidak ada penjelasan medisnya.
Dilansir dari laman TheIndependent, ada seorang ahli gigi yang menjelaskan rumor tersebut secara ilmiah. Penjelasan ini diklaim bisa menyurutkan perdebatan yang sedang ramai tersebut. Menurutnya, teh memang memiliki rasa yang nikmat serta manfaat yang baik jika dikonsumsi dengan wajar atau tidak berlebihan.
Sebaliknya, ketika seseorang mengonsumsi teh terlalu banyak dan terlalu sering, maka akan menyebabkan efek samping yang cukup merugikan, misalnya gangguan pencernaan, penyakit lambung, susah tidur, dan merubah warna gigi menjadi kuning. Tentu saja hal tersebut sangat merugikan, apalagi jika warna gigi menjadi kuning. Sebab, gigi adalah salah satu penunjang penampilan seseorang.
Hal tersebut dikarenakan minuman teh memiliki beberapa senyawa yang bisa memberikan bekas noda pada gigi. Menurut ahli gigi tersebut, adapun senyawa tersebut mulai dari theaflavin, thearubigins dan theabrownins. Beberapa senyawa tersebut sebenarnya adalah konstituen dari tannin. Nah, tannin sendiri adalah zat yang digunakan dalam proses penyamaan kulit.
Lantas, dijelaskan pula jika teh memiliki tannin yang tinggi, maka tidak hanya merubah warna gigi menjadi kuning, tapi juga akan memberikan plak. Sebab, enamel pada gigi secara alami bisa menyerap tannin dalam teh ataupun minuman lainnya. Sehingga jika diteruskan, maka zat tersebut akan menumpuk dan akhirnya bisa merubah warna gigi menjadi tak segar lagi, alias kuning.